Sabtu, 12 Mei 2012

Lovely Man: When Father Meets Daughter



"Aku Cahaya...."
"Jangan lari dari masalah..."
 
Pemain         : Donny Damara, Raihaanun
Sutradara     : Teddy Soeriaatmadja
Skenario        : Teddy Soeriaatmadja

Sesudah dikecewakan oleh film yang konon memnag tidak dibuat untuk kepentingan komersil, akhirnya hai ini penulis berhasil menyakisikan salah satu film yang telah masuk daftar tunggu sejak 2011 silam.  Meskipun harus merogoh kocek yang lumayan dalam bagi seorang mahasiswa tok seperti penulis , namun toh setimpal lah dengan apa yang penulis rasakan setelah menonton film ini.

Seorang waria berjalan lunglai dengan muka babak belur dan bertalanjang kaki  menuju tempat tinggalnya.  Di tempat lain, seorang gadis muda berkerudung sedang menikmati pemandangan yang dilaluinya melalui jendela kereta yang ditumpanginya.  

Setibanya di stasiun pada sore hari, sang gadis bergegas mencari tahu satu alamat yang membawanya ke satu rusun di Jakarta.  Di rusun tersebut ia mendapatkan informasi tentang seseorang yang sengaja dicarinya jauh-jauh dari Jawa.  Ia pun menuju lokasi yang disebutkan tetangga Pak Saipul, sang ayah yang dicarinya.

Menjelang tengah malam, waria yang belakangan diketahui bernama Ipuy sedang meladeni seorang pelanggan lalu mangkal lagi seperti yang biasa dilakukannya tiap malam.  Ipuy yang sadar ia tengah dicari seorang gadis berkerudung yang malah lari begitu melihatnya menjadi penasaran.  Ia pun mengejar sang gadis. 

Setengah berlari Ipun mengejar si gadis, bahkan mengomelinya yang enggan membuka mulut.  Sang gadis yang terdesak akhirnya menyebutkan namanya sambil terisak.  “Aku Cahaya” ungkapnya getir, dan seketika membuat Ipuy tak mampu berkata-kata sejenak sebelum ia bertanya “ngapain lu kesini?”.

Jelaslah sudah bahwa si gadis yang bernama Cahaya ini merupakan anak dari Pak Saiful alias Ipuy yang sudah tidak saling berjumpa sejak 14 tahun lalu.  Cahaya yang sampai ‘kabur’ demi bisa bertemu dengan sang ayah hamper berpisah lagi begitu saja jika ia tidak muntah.  Bagaimanapun, Ipuy tetap seorang manusia yang punya rasa perikemanusiaan ketika meilhat orang lain menderita, dalam hal ini mengetahui fakta bahwa seorang gadis lugu dari daerah nun jauh disana, seorang diri, masuk angin.  Diajaklah ia makan.

Sempat merasa risih karena bagi Ipuy tidak lumrah seorang waria jalan bareng anak kecil, berkerudung pula, ahirnya Cahaya melepas penutup kepalanya setelah memuntahkan isi perutnya di kamar madi/  “begini, lebih bebes kan” katanya saat kembali ke meja makan.  

Setelah makan, Ipuy sebenarnya memilih segera meninggalkan sang anak dan memintanya untuk segera melupakannya, dan menganggap bahwa hubungan meraka berakhir sampai disitu.  Namun, takdir berkata lain.  Saat Ipuy hendak kabur dari satu kelompok yang yang uagnya konon dirampok olehnya sebesar 30 juta, ia malah bertemu kembali dengan Cahaya yang serta merta memeluknya.  Akirnya sisa malam itu dihabiskan keduanya berdua dengan satu syarat: hanya semalam dan hubungan mereka berakhir saat mereka berpisah!

Beragam kisah pun bergulir kala keduanya menghabiskan sisa malam bersama.  Bagaimana Ipuy akhirnya melunak dan mau menerima sang anak.  Tak lupa kisah masa lalu seputar perpisahnnya dengan ibu Cahaya pun ia sampaikan.  Pun Cahaya akhirnya tak mampu lagi menutupi kehamilannya uang kontras dengan latar belakangnya sebagai lulusan pesantren.  Meskipun singkat pertemuan itu sangat berkesan, menyentuh, sekaligus mengharukan. 

Sempat diselingi adegan kekerasan baik fisik maupun seksual yang menimpa sang ayah sementara si anak menunaikkan shalat subuh, bagaimana ketika Cahaya kepergok oleh kekasih sang ayah di taman hiburan, Cahaya diperkenalkan pada teman-teman sesama waria sang ayah, kisah ini berakhir keesokan harinya ketika sang fajar menyingsing dan cahaya harus kembali ke kota asalnya dengan dihantarkan sang ayah dalam wujud seorang lelaki dan diiringi satu pesan: jangan lari dari masalah.

***
Kan, bener, gak nyesel tuh udah merogoh kocek yang tidak sedikit demi memonton film ini.  Gak sia-sia juga penyesalan serta penantian sampe akhirnya film ini diberi kesempatan untnuk dilihat khalayak yang lebih luas.  Meskipun tadi pas nonton sempet keganggu oleh sesuatu hal, tapi tetap tidak bisa bikin acau feel dan mood filmnya.  Beberapa adegan bikin gemes, greget, sekaligus menyayat.  Tapi juaranya pas adegan Cahaya mendapati bahawa Pak Saipul adalah seorang IPu, terus lari, dikejar Ipuy yang penasaran, diomelin, terus bilang “Aku Cahaya” sambil nangis tertahan yang diluapkan tea….ssukses bikin air ngocor dari mata penulis!  Akting mas Ipun ayey banget, gak heran ya kalau mas Donny dapat award di Asian Film Festival, wong total gitu.  Sebetulnya ada beberapa latar cerita yag penulis kurang suka, tapi da memang begitulah realitanya, contohnya yang terjadi pada tokoh Cahaya.  Apa itu? Cukup tau lah ya.. yang penasaran gih buruan, nyesel lah kalau gak nonton, buru kunjungi bioskop terdekat di kota Anda! :))




Tidak ada komentar: