Minggu, 30 Oktober 2011

The Unpredictable Derby of London!

 (Hey They Are RVP, Gervinho, and Ramsey; No More Fabregas and Nasri!)


*Preview*
Berbekal empat kemenangan beruntun di empat pertandingan terakhir, Gunners yang digadang-gadang mulai kembali menemukan kepercayaan dirinya, mengunjungi kandang rival sekotanya, Chelsea, di Stamford Bridge sabtu siang waktu setempat atau malam ahad wib (29 Oktober).  Meski hasil pertandingan terakhir Arsenal tengah menunjukkan tren positif, posisi nya tidak lantas diunggulkan.  Hal ini berkaca pada perjalanan tim asal London Utara ini di awal musim yang sama sekali tidak mulus, dan ditambah lagi posisinya sebagai tim tamu.  Apalagi, tim yang dihadapinya kali ini bukanlah tim sembarangan.  Ya, mereka bertamu ke kandang penguasa London Barat, tempat yang sulit mereka taklukan, dimana banyak pemain hebat bermarkas di ditu termasuk pemain termahal Liga Inggris, Fernando Torres, yang belakangan mulai menunjukkan tajinya yang sempat tumpul di awal masa kepindahannya dari Liverpool.  Belum lagi para pemain veteran nan matang macam Frank Lampard, sang penguasa lini tengah, John Terry, sang pengawal pertahanan, serta Juan Mata, punggawa anyar the Blues yang baru saja didatangkan dari Valencia.

Meski tanpa kehadiran Didier Drogba--yang terkena kartu merah di laga melawan QPR pekan sebelumnya yang juga berujung kekalahan 0-1 bagi Chelsea—di lini depan, toh para pemain tadi bisa menutupi kealpaannya.  Apalagi, mereka bermain di kandang sendiri dan melawan Arsenal, tim yang bagi banyak orang tidak seperkasa musim lalu pasca hengkangnya dua punggawa di lini tengah, Cesc Fabregas dan Samir Nasri.  Meski demikian, kekalahan menyakitkan atas QPR serta dikartumerahkannya Drogba dan Bosingwa menjadi catatan yang kurang menyenangkan pula bagi tim asuhan AVB tersebut dalam menyambut partai derby yang selalu menyajikan ketegangan.  Terlebih, saat ini tim tamu sedang mencoba membuktikan bahwa mereka telah mulai bangkit kembali dari start buruk mereka di awal musim.  Oleh karena itulah, “derby London” kali ini bisa dikatakan sebagai derby terpanas sejauh ini karena terkait dengan pembuktian kedua tim: bukti bahwa kekelahan pekan lalu ialah murni “ketidakberuntungan” bagi tim tuan rumah; bukti bahwa mereka telah (benar-benar) mampu bangkit untuk kmebali ke jalur empat besar klasmen bagi tim tamu.

*The Match*
Gol pembuka, Lampard
Misi tersebut membuat pertandingan berlangsung menarik sejak kikck off babak pertama dimulai.  Kedua tim memeragakan sepak bola menyerang yang berujung pada saling jual beli serangan.  Tim tuan rumah sudah menebar ancaman di lima menit awal melalui striker mahal mereka, Fernando Torres, namun sayang tembakannya masih mapu ditepis Szczesny. Tim tamu pun tak mau kalah, dua peluang masing-masing dari Gervinho dan RVP yang sudah langsung berhadapan dengan Peter Cech pun terbuang percuma.  Tendangan Gervinho masih terlalu menyamping, sementara bola sepakan RVP masih terlalu tinggi di atas tiang gawang Cech.  Sepuluh menit pertama pun skor masih kacamata.  Baru satu menit kemudia Frank Lampard menyarangkan gol pembuka sekaligus memecah kebuntuan melalui sundulan kepalanya yang gagal dihalau Szczesny, 1-0 untuk Chelsea.  Tim tamu pun tak mau larut dalam ketertinggalan, terbukti sembilan menit sebelum jeda berawal dari umpan Ramsey pada Gervinho yang sudah mulai tidak egois (padahal sudah berhadapan dengan Cech) dengan mengumpankannya kembali pada RVP yang posisinya lebih bebas, dan GOOL! 1-1.  Sesaat sebelum turun minum, John Terry berhasil mebuat pendukung Chelsea yang memenuhi Stamford Bridge bergemuruh pasca sukses mengeksekusi umpan sepak pojok dari Frank lampard 2-1 untuk Chelsea bertahan hingga turun minum.

John Terry, usai melesakan gol kedua yang membawa Chelsea memimpin 2-1

Empat menit babak kedua dimulai, Andre Santos, berhasil mebungkam pendukung tuan rumah dengan gol hasil tusukan dari sayapnya, skor pun lembali imbang 2-2.  Sempat dibuat kerepotan oleh Frank Lampard dkk, tanpa terduga Arsenal melakukan serangan balik cepat yang berujung gol melalui The Walcott di menit ke 56, tim asuhan Arsene Wenger ini pun balik memimpin 2-3.  Adalah Juan Mata yang member umpan bagi gol pertama “the Blues” yang membuat publik Stamford Bridge kembali bersorak pasca melesakkan gol indah dari tendangan di luar kotak pinalti yang membawa Chelsea menyamakkan kedudukan 3-3 sepuluh menit sebelum waktu normal berakhir.  Pertandingan yang sepertinya akan berakhir imbang berubah seketika usai “blunder” yang dilakukan John Terry.  Umpan dari Florent Malouda beralih ke kaki RVP karena Terry—yang seharusnya menerima umpan itu tiba-tiba terjatuh—, kesempatan yang tentu tidak disia-siakan RVP hingga mengubah kedudukan menjadi 3-4 bagi tim tamu di menit ke-85.  Stamford Bridge pun terdiam.  Seakan belum cukup, di menit kedua injury time, RVP, kembali menyarangkan gol ketiganya yang membawa meraka unggul 3-5 atas tim tuan rumah.  Skor 3-5 bertahan hingga wasit meniupkan peluit tanda berakhirnya pertandingan.  

RVP dan Walcott sama-sama menyumbang gol di babak kedua

*Review*
Kemenangan 3-5 sungguh diluar dugaan.  Banyak pihak yang awalnya memprediksikan bahwa Arsena tidak akan mampu mencuri tiga poin dari kandang Chelsea.  Sempat teringgal 1-0 di awal babak pertama hingga mengakhiri pertandingan dengan 3-5 manjadi kredit tersendiri bagi pasukan “Gudang Peluru”. Pasalnya, setelah memulia start yang buruk di awal musim, ia sedang mencoba bangkit di dua pekan terakhir.  Kemenangan 3-1 pekan sebelumnya di BPL dan 2-1 di Carling Cup beberaa hari lalu menjadi penanda kebangkitan RVP dkk.  Dan pertandingan melawan Chelsea ini oleh banyak pihak dinilai sebagai laga pembuktian kebangkitan the Gunners.   Berhasilkah the Gunners?

Oppa Wenger yang sempat "diganyang" Gooners
Jika ukurannya jangka pendek, ya, kemenangan besar atas Chelsea bisa dijadikan ukuran kebangkitan tim yang bermarkas di Emirates Stadium ini.  Terlebih ini merupakan kemenangan tandang pertama mereka di musim ini, plus kemenangan pertama meraka di Stamford Bridge sejak 2008.  Namun, seperti yang seing diwanti-wanti oleh oppa Wenger bahwa ini barulah laga kebangkitan awal, bukan kebangkitan sevcara keseluruhan.  Pertandingan melawan Chelsea merupakan pertandingan kesepuluh mereka di musim ini, yang artinya baru setengah jalan di setengah musim pertama: masih ada sekitar dua puluhna laga lagi ke depan.  Artinya, para punggawa Gunners diharapkna tidak begitu saja puas dengan hasil ini.  Masih ada pembuktian-pembuktian lain yang harus mereka tempuh, seperti saat menjamu City di ajang Carling Cup, akhir November mendatang.  Jika mereka lengah, bukan tak mungkin kebangkitan yang sudah semakin di depan mata ini akan kembali menjauh.  Ingat perjalanan musim lalu, dimana Gunners memulai musim kompetisi 2010/2011 dengan nyaris sempurna bahkan sempat menduduki pemuncak klasmen dan sempat bertahan lama di tangga kedua klasmen, namun secara tragis pasca kekalahan di final Carling Cup melawan Birmingham City mereka menelan hasil buruk di akhir musim yang memaksa mereka mengakhiri musim di posisi empat tanpa menghasilkan satu trofi pun dan justru membawa mereka ke fase kalifikasi liga Champion.


Pelatih anyar Chelsea asal Porto
Sementara bagi Chelsea, kekalahan beruntun pasca dikalahkan QPR pekan sebelumnya menjadi catatan buruk tersendiri.  Mengawali musim dengan performa cukup meyakinkan di bawah arahan pelatih anyar yang (kembali) “dicomot” dari FC Porto (seperti pendahulunya, Jose Morinho) Andre Villas Boas (AVB), akhir-akhir ini perjalanan Chelsea justru sedang tidak mulus.  Kekalahan 1-0 dari QPR juga diwarnai dengan dua kartu merah yang diberikan kepada Drogba dan Bosingwa.   Padahal Chelsea telah mendatangkan sejumlah pemain berkelas seperti Juan Mata serta mendatangkan AVB sebagai arsitek tim menggantikan Carlo Ancelloti demi mencapai target utama musim ini (dan seperti msim-musim sebelumnya) menjuarai LIGA CHAMPION!  Perjalanan tim milik  taipan Rusia, Roman Abramovich, ini di fase grup LC sendiri sejauh ini cukup baik.  Chelsea menorehkan 7 poin hasil dari dua kali menang dan sekali imbang yang membuatnya memuncaki grup E.  Ke depan, Chelsea akan bertandang ke markas KRC Genk di lanjutan kualifikasi grup LC, dijamu Blackburn Rovers di EPL, serta berhadapan dengan Liverpool di ajang Carling Cup akhir November nanti.  Kekalahan 3-5 dari Arsenal tersebut membuat Chelsea tertahan di posisi tiga dengan 19 poin.  Tentu ke depan AVB serta Frank Lampard dkk tiak mau kehilangan poin demi poin lagi, jadi kita saksikan saja perubahan seperti apa yang akan dilakukan AVB terhadap timnya ini ke depannya.

RVP on FIRE!
Hey, watch out of this man: Robin Van Persie (RVP)!  Ya, dalam beberapa laga terakhir Gunners, RVP tidak pernah absen menyumbangkan gol yang membawa Gunners meraih kemenangan demi kemenangan.  Pekan lalu saat ti yang diarsiteki pelatih asal Perancis ini menjamu Stoke City, Theo Walcott dkk sempat dibuat kerepotan sampai RVP masuk di menit 70 dan melesakkan dua gol tambahan yang akhirnya memanangkan Gunners dengan skor 3-1 di akhir laga.  Belum lagi saat Arsenal menjamu Bolton Wanderes di ajang Piala Carling yang juga berbuah kemenangan dengan satu gol lagi-lagi disumbangkan pemain asal Belanda ini.  Maka tak heran jika RVP dianggap sedang on fire!  Apalagi pasca hengkangnya mantan kapten Gunners yang sempat memicu mosi tidak percaya ke kubu tim London Utara ini, belum ada pemain yang dianggap mampu mengantikan posisi mereka sebagai pengatur serangan sekaligus inspirator serta motivator bagi reka-rekannya yang lain.  Namun kini RVP telah membuktikan bahwa tidak salah Wenger mempercayakan ban kapten yang dilepaskan mantan rekan seperjuangannya yang kini merumput di Barcelona, Cesc Fabregas, kepadanya.  Ia, seolah ingin membuktikan bahwa ia bisa mengamban tanggung jawab sebagai kapten di lapangan bagi rekan-rekan setimnya.  Ia pun seolah ingin mematahkan stigma bahwa Gunners sudah habis tanpa seorang Fabregas ataupun Samir Nasri.  Nampaknya, dengan penampilannya yang sekarang ini ia telah berhasil membangun serta menunjukkan kredibilitasnya sebagai seorang kapte sekaligus membuktikan bahwa Arsenal sama sekali tidak (akan terus menerus) bergantung pada Fabregas dan Nasri.  Not Fabregas nor Nasri, but Arsenal is RVP! J


RVP, "raja" baru the Gunners

Sabtu, 29 Oktober 2011

The Perfect House: Be Careful with Your Intuition

poster  

Pemain          : Cathy Sharon, Bella Esprance, Endy  Arfian, Mike Lucock, Wanda Nizar

Sutradara      : Affandi Abdul Rachman
Produser        : Vera Lasut
Produksi         : vera Lasut Production
sinospis: 
Adalah Julie (Cathy Sharon), seorang guru privat bagi anak berkebutuhan khusus, yang suatu hari kedatangan ibu Rita (Bella Esprance), wanita setengah baya keturunan Belanda yang misterius.  Ia diminta menjadi guru pengganti bagi cucunya, Yanuar (Endy Arfian), di kediamannya di pelosok Puncak setelah Lulu, rekan sekaligus guru Yanuar terdahulu, disinyalir hilang.  Julie yang tengah berencana pulang ke Bandung setelah sekian lama awalnya menolak terlebih karena ia pun mesti menginap di tempat Ibu Rita yang berarti ia mesti menunda rencana mudiknya.   Namun, setelah berbicara dengan ibu Rita ia pun akhirnya bersedia mengajar Yanuar.

Alm. Wanda Nizar
Keesokan harinya, dengan diantar Dwi (Wanda Nizar Alm.—beliau meninggal karena sakit bahkan sebelum sempat menyaksikan filmnya secara utuh), rekan kerja sekaligus sahabatnya, ia pun akhirnya tiba di rumah ibu Rita yang terpencil nan asri namun misterius.  Saat ia tiba, ia disambut oleh teriakan seorang ibu (Early Ashi)  kepada ibu Rita.  Tidak berlangsung lama, ia pun segera disambut, dijamu, dan diperkenalkan kepada sang cucu, Yanuar.  Julie langsung simpatik begitu berkenalan dengan Yanuar.  Apalagi setelah mereka memulai pelajaran, ia menjadi paham bahwa Yanuar sebenanrnya sosok yang cerdas, namun ia pun menjadi prihatin karena ia terlalu dikekang oleh neneknya.

Setelah sekian lama tinggal di kediaman ibu Rita, yang belakangan minta dipanggil madam, Julie ppun merasakan sejumlah kejanggalan dalam diri Madam Rita terutama menyangkut Yanuar.  Mulai dari Yanuar yang tidak dibelikan maninan, dilarang bermain keluar rumah sampai-sampai rumah pun dikunci saat Madam Rita tidak di rumah hingga kemarahan sang nenek jika ia enggan menghabiskan makanannya.  Ia pun makin curiga saat menemukan kumpulan artikel berisi kabar hilangnya orang-orang di sekitar puncak di laci tempat tidurnya sang Madam saat hendak mencari kunci pagar cadangan bersama Yanuar.  Dari sana ia mulai diliputi rasa penasaran sekaligus kecurigaan pada sang Madam.  Terlebih pasca ia berbincang empat mata dengan ibu yang meneriaki Madam waktu itu, yang kemudian diketahui sebagai ibunda Lulu yang merasa anaknya hilang secara mencurigakan di rumah tersebut.

Julie yang makin penasaran dan curiga lantas mulai melakukan investigasi.  Ia meminta Dwi memeriksa meja Lulu, barangkali ada semacam laporan yang bisa dijadikan salah satu bukti.  Selain itu ia pun mencuri-curi masuk ke dalam kamar Madam untuk melihat kembali kumpulan  artikel menghilangnya sejumlah orang secara misterius yang pada akhirnya memberikan satu kesimpulan padanya bahwa Madam Rita berbahaya, dan bahwa ia harus menyelamatkan Yanuar!  Ia pun semakin yakin pada kesimpulannya itu pasca menemukan ibunya Luu telah tewas dan terkubur di hutan belakang rumah, tempat dimana ia menemukan sejumlah kuburan dan tanpa sengaja menemukan gelang milik Lulu (yang dikenali ibunya) saat mengikuti Madam Rita beberapa waktu sebelumnya yang berujung pada gigitan ular hingga membuatnya pingsan.   Keyakinannya diperkuat oleh buku catatan harian Lulu yang secara kebetulan ada di tangan Yanuar.  Berdasarkan cerita Julie pada ibu Lulu, di dalam bukunya Lulu mengungkapkan bagaimana jahatnya Madam Rita.

Julie, mengajak serta Yanuar untuk kabur dari rumah neneknya
Dari sana, Julie yang sebelumnya telah menghubungi Dwi untuk menjemputnya, bergegas menemui Yanuar dan memintanya ikut dengannya.  Ia merasa wajib mengeluarkan Yanuar dari rumah yang misterius dengan sosok Madam Rita yang berbahaya di matanya.  Saat hendak pergi ternyata madam Rita didampingi Yadi (Mike Lucock), pegawai setianya, sudah berada di depan pintu dan dengan amat manis bertanya hendak kemana mereka.  Madam Rita bahkan memerintahkan Yanuar untuk kembali ke kamarnya.  Julie yang lengah saat menyaksikan dengan was-was Yanuar digiring kembali ke kamarnya dipukul dari belakang oleh Yadi hingga pingsan dan saat sadar sudah berada di gudang bawah tanah.

Sementara itu, Dwi yang baru saja tiba sesaat setelah dipersilakan masuk menerobos saja masuk saat mengatahui ada sesuatu yang janggal.  Ia menemui Yanuar yang nampak tengah berbicara dengan seseorang padahal berada seorang diri di kamarnya, dan memintanya mnegantar ke tempat Julie.  Akhirnya, erdua, sampailah mereka di tempat penyekapan Julie.  Dwi yang berusaha menolong Julie, diserang Yadi hingga terjadi pertarungan yang menewaskan Yadi.  Setelah berhasilm mengelurakan Julie, bertiga mereka pun kembali ke ruang utama untuk kabur.  Sayang kuncinya tertinggal di bawah!


Yadi, anak bauh Madam Rita
Madam Rita kalut menyaksikan nak buah kesayangannya telah tiada.  Dwi yang hendak mengambil kembali kunci, ditusuk oleh Madam Rita hingga tak berdaya.  Tinggal pertarungan antara Madam Rita-Julie.  Madam Rita meminta Yanuar untuk ikut dengannya, namun ia menolak, dan Julie pun berusaha menghalanginya.  “Kamu tidak tahu bagaimana keadaan cucuku yang sebenanrya, nak Julie” begitu kira-kira perkataa yang sering dilontarkan madam Rita saat sedang berdebat maslah Yanuar dengan Julie.  Julie sama sekali tak menggubris, baginya Madam Rita lah yang berbahaya dan mengancam keselamatan serta keamanan Yanuar, siswa cerdas nan polosnya itu.  Dalam pertarungan yang cukup sengit, akhirnya Madam Rita pun terbunuh.  Malam itu pun menjadi malam terakhir Julie dan Yanuar di rumah itu.

Enam bulan kemudian, Yanuar telah hidup dengan “normal” bersama Julie.  Suatu saat setelah pulang sekolah, Julie penasaran dan membuka buku gambar besar milik Yanuar yang sempat membautnya penasaran di awal ia mengajari Yanuar.  Ia terkaget-kaget manyadari jika semua gambar Yanuar berkaitan dengan serangkaian kasus pembunuhan yang menimpa Lulu, ibunya, bahkan Dwi (yang tenyata belum mati saat terstusuk), juga banyak orang-orang yang tak dikenalinya termasuk orang tua Yanuar.  Semuanya ternyata mati di tangan orang yang sama, sesosok anak kecil, yang tak lain adalah Yanuar sendiri!  Ya, di awal Julie sempat mendengar Yanuar seperti sedang berbicara dengan seseorang padahal ia sendirian, pun Dwi.  Atau ketika ia menyebut dirinya “Marchi” ketika Julie suatu ketika bertanya padanya.  Pun ketika ia menemukan beberapa gambar yang memberinya petunjuk kematian ibunya Lulu.  Di tengan rasa kaget yang luar biasa, tiba-tiba asaja Yanuar telah berada disampingnya.  Dan tanpa sempat mengelak, lehernya digorok oleh Yanuar yang pada saat itu mengaku sebagai “Marchi”, seraya berucap “friend, hi five” sambil mengangkat kelima tangannya dan tersenyum culas.
Endy Arfia, pemeran Yanuar, sang "pemangsa" utama


*Review Pribadi*
Well, film ini sebenernya adalah waiting list ke sekian ya secara waktu pas nonton film ini maksudnya mau nonton film “mestakung’, namun berhubung sudah turun layar di bioskop yang penulis kunjungi, yaa diantara film-film yang ada film ini paling layak ditonton deh.  Apalagi sempet baca beberapa preview nya kayaknya ini film cukup menjanjikan dan menawarkan sesuatu yang lain disbanding film Indonesia kebanyakan.  Genre filmnya juga psychology thriller, kayak Rumah Dara, bukan horror tok apalagi horror esek-esek gitu.  Yah, boleh dicoba lah.  Nah, uniknya pas beli tiket, widiwww baru dua orang! Padahal itu udah jam 11.45, sementara film diputer jam 12.15!  Padahal ya waktu itu hari Kamis, 27 Oktober, pas premiere.  Bandingin deh sama Harry Potter yang bahkan  sebelum premiere-nya saja orang udah heboh (perbandingan yang tak sebanding yaa..haha dasar saia!).  Tapi gini deh, itu kamis, masih masuk waktu normal, harga nomat, lagi premiere, filmnya pun menjanjikan, tapi kenapa yang nonton minimalis? Miris! Memang, bioskopnya tidak sebesar itu loh bioskop di mall yang di tengah kota, di pusat jins, apalagi di Sukajadi sana, tapi masih masuk jaringan 21 kok, cukup nyaman lah tempatnya.  Tapi kenapa ya bisa sekrik-krik itu.  Dan, pas masuk ke bioskopnya itu yaa, kita (penulis berdua sama teman) jadi pengunjung perdana!  Setelah sekian menit, dateng deh dua penonton lainnya tadi yang tepat seperti dugaan teman penulis bahwa they are couple menilik posisi duduknya yang mojok (stereotype orang pacaran tah: mojok).  Jadilah biokop milik kita berempat.  Penulis yang sebenernya menghindari film-film yang menegangkan kalo gak rame-rame kontan donk merasa terjebak di ruangan yang mencekam (halah lebay! Heuu), sementara rekan penulis sih asik-asik aja da hobinya nonton yang begituan.  Jadi, jujur aja nih, di awal penulis sempet gak konsen gitu soalnya terlalu sibuk menenangkan diri sendiri.  Gak lama, datenglah dua orang bapak-bapak yang duduk besebrangan dengan kita, dan seorang aa-aa yang duduk di baris keempat dari bawah dekat pintu masuk, disusul mbak-mbak penjaga loketnya yang juga duduk di baris bawah, yang bikin penulis bersyukur dalam hati “Alhamdulillah, nambah juga teman bertegang-tegang ria-nya!  Heu”.  Maka, mulailah penulis bisa lebih berkonsentrasi selepas itu.

Madam Rita yang karismatik, tegas, dan misterius
Oke, masuk ke review penulis.  Film ini memang mengingatkan penulis pada Rumah Dara (RD), namum tentu saja mereka berbeda.  Kesamaannya terletak pada sebuah rumah dan satu keluarga misterius sebagai seting dan tokoh utamnya.  Juga, gaya klasik yang ditampilkan keduanya.  Bedanya, di tPH ini darah yang diobral tidak semembludak di RD.  selain itu, poros ceritanya pun tidak sama.  Memang, keduanya sama-sama menempatkan pemilik rumah sebagai tokoh sentral nan misterius dengan Nyonya Dara dan Madam Rita-nya, namun toh di tPH ini Madam Rita bukan sang “pemangsa" utama seperti halnya Nyonya Dara.  Di tPH ini, yang dikedepankan adalah unsur psikologi thiller, yakni kepribadian ganda yang dimiliki Yanuar, sang cucu, yang awalnya digambarkan sebagai sosok yang simpatik.  Tertipukah Anda? Kalau penulis secara peribadi yaa sudah bisa menebak bahwa Yanuar lah sang dalang sesungguhnya.  Jika Anda jeli, sebenarnya sang sutradara dan penulis telah memberikan sejumlah pentunjuk untuk itu.  Memang penulis pun sempat menaruh curiga pada Yadi, namun semakin diikuti semakin mengarah ya pada Yanuar.  Satu hal yang disayangkan, hingga akhir film kita tidak diberi tahu darimana dan bagaimana serta mengapa asal muasal "penyakit" yang diidap Yanuar tersebut. Tapi, silakan Anda tonton sendiri bagaimana kesadisan seorang Yanuar, keanehan seorang madam Rita, kemisteriusan sosok Yadi, kegigihan sosok Julie.  Bagi pecinta film Indonesia, namun tidak begitu suka film horror seperti penulis, film ini direkomendasikan, karena meskipun thriller, tingkat ketegangannya masih bisa ditolerir deh bagi kita-kita yang penakut. :p

Interesting thing
Overall, ini merupakan salah satu film Indonesia layak tonton.  kalau kata temen penulis, iaya rame sih tapi terlalu panjang di tengah katanya, jadi klimaksnya gak berasa.  Ya, gimana ya secara dia mah seneng nonton yang tegang-tegang jadi wajar lah.  Naah, yang penulis suka juga dari film ini adalah pemilihan kostumnya, terutama yang diapakai oleh Julie.  Warna-warna yang dipilih warna netral, tidak jauh dari hitam, putih, abu, yang mungkin sengaja disesuaikan dengan mood filmnya yang temaram, namun perpaduan dan potongannya unik-unik.  Belum lagi kostumnya madam Rita, yang retro sekali.  Busana terusan bahan katun bermotif dan berikat pinggang kecil sangat pas dikenankan oleh Madam Rita yang keturunan Belanda.  Pun dengan interior rumahnya yang sangat klasik dan buram.

Yaah, tapi ada kelebihan tentu ada sisi lemahnya.  Di satu adegan ya pas Julie-Yanuar habis bermain kejar-kejaran di halaman, mereka duduk dan saling bercerita tentang orang tua mereka yang sama-sama telah meninggal.  Awalnya keduanya, terutama Julie terlihat berkeringat sekali terutama di bagian leher, namun sejurus kemudian lehernya kering sama sekali seperti ia baru saja duduk sehabis mandi! Anehh..kenapa ya selalu ada detail-detail yang terlewat seperti itu di tengah film dengan cerita dan cast yang (sebenarnya) menjanjikan.  Semoga ke depan di film-film lain yang digadang-gadang berkelas internasional atau berkualitas lainnya tidak melewatkan detail yang mungkin kecil dan berpotensi tidak begitu diperhatikan tapi akan cukup menganggu kelogisan dan konsistensi gambar bagi mereka yang (ternyata) memperhatikannya, sepertipenulis ini.

Akhir kata, mohon maaf bila resensi kali ini agak berantakan, yang jelas bila penasaran silakan segera tonton filmnya, jangan sampai menyesal karena keburu turun layar sebagaimana “mestakung” (huhu—mengingat di premierenya saja hanya ditonton kurang dari sepuluh orang).  Bagi yang tidak setuju dengan review penulis, mangga ditunggu komennya.  Paling akhir, mari kita dukung terus perkembangandan kemajuan perfilman Indonesia, jangan beli DVD bajakannya, HIDUP FILM INDONESIA! :D

Antara Super Series, Stoner, dan Gunners


#Badminton
Pekan lalu, gelaran turnamen Super Series Preamiere, Denmark Open, baru saja mencapai finalnya.  Dari lim apartai, tiga diantaranya menjadi milik Cina dengan dua partai diantaranya merupakan final sesama pemain Cina.  Dua gelar lainnya menjadi milik Korea dan tuan rumah, Denmark.  Gelar bagi Cina disumbangkan melalui sektor putri, yakni melalui Wang Xiaoli/Yu Yang unggulan pertama yang mengalahkan unggulan kedua sekaligus kompatriotnya, Tian Ching/Zhao Yunlei 22-20 21-16 dan Wang Xin (3) di tunggal putri yang juga mengalahkan rekannya unggulan pertama Wang Yihan 21-14, 23-21.  Satu gelar lagi disumbangkan oleh Chen Long di tunggal putra yang ditempatkan sebagai unggulan ketiga setelah menghempaskan perlawanan unggulan pertama asal Malaysia, Lee Chong Wei, 21-15, 21-18.  Korea mencuri satu gelar di ganda putra setelah ganda andalan yang menempati unggulan kedua Jung Jae Sung/Lee Yong Dae (lagi-lagi) berhasil mempercundangi ganda nomor satu dunia asal Cina, Cai Yun/Fu Haifeng dalam straight set 21-17, 21-10.  Sementara satu gelar lainnya menjadi milik tuan rumah berkat kemenangan unggulan ketiga, Joachim Fisher Nielsen/Christinna Pedersen, mampu mengatasi “kutukan” sulit menang atas pasangan Cina unggulan lima Xu Chen/Ma Jin 22-10, 21-16.  Sementara Indonesia hanya mampu menhantarkan wailnya sampai semifinal saja melalui pasangan Markis Kido/Hendra Setiawan sebelum di hempaskan ganda Korea Jung/Lee pada turnamen berhadiah total USD 400.000.  Hasil tersebut memperpanjang hasil kurangbaik yang ditorehkan para pemain Indonesia di ajang Syper Series tahun ini.  Terakhir, gelar Indonesia dipersembahkan oleh pasangan Tontowi/Liliyana di turnamen Singapore Open Super Series, bulan Juni lalu.  Pekan ini, sedang digelar turnamen French Open Super Series.  Akankah Indonesia kebagian gelar kali ini? Kita nantikan saja aksinya..

#MotoGP
Setelah kemenangan monumental Casey Stoner (bertepatan dengan hari lahirnya sekaligus penetapanya secara resmi sebagi juara dunia musim 2011) di sirkuit Philips Island, Australia—yang juga kampung halaman CS-- pekan lalu, pekan ini seri motoGP Sepang diwarnai suatu insiden yang sangat tragis.  Balapan baru akan emasuki lap kedua saat tiba-tiba terjadi kecelakaan maut di tikungan kesebelas sirkuit tersebut yang berakibat melayangnya nyawa rider tim pabrikan Honda, Honda Gressini, marco Simoncelli.  Ia yang sedang berduel dengan Alvaro Bautista dari tim Rizla Suzuki terlalu melebar saat menikung, namun saat hendak memaksa kembali ke tengah lintasan ia—yang dinilai banyak rang terlalu memaksakan diri—tak mampu mengendalikan motornya dengan baik hingga oleng dan terjatuh.  Sayang, ia justru jatuh ke tengah sirkuit tepat di arah lintasan Collin Edward dan Valentibo Rossi yang juga sedang saling berkejaran.  Praktis tubuhnya yang sudah terhempas dari tunggangannya itu tertabrak oleh keduanya.  Edward yang berada sedikit lebih depan dari Rossi sudah tak mampu menghindar hingga ia pun menabrak tubuh Simoncelli yang diikuti oleh motor Rossi sejurus kemudian.  Akibat hantaman kedua motor tersebut helm Simoncelli terlepas sehingga mukanya mencium aspal sementara motornya pun terseret bersama Collin Edwards yang akhirnya didiagnosis menedrita dislokasi bahu dan trauma ringan di kepala.  Sementara Rossi, yang juga sempat oleng, berhasil menguasai kembali motornya untuk kembali ke lintasan dan meneruskan balapan meski sempat terlempar ke Grid.  Simoncelli yang menderita cedera parah di bagian dada, leher, dan kepala akhirnya tak menghembuskan nafas kurang dari satu jam setelah insiden tersebut.  Race Sepang pun akhirnya dihentikan dan ditunda pasca diumumkannya berita duka tersebut.  Banyak pihak yang tidak percaya dan merasa sedih atas musibah ini.  Bahkan, tadinya, Honda Gressini, tim pabrikan tempat almarhum bernaung berencana tidak ambil bagian di Valencia Karena masih berkabung.  Namun, belakangan mereka mengurungkan niatnya itu dan memutuskan untuk tetap hadir sebagai bentuk penghormatan terhadap pembalapnya yang controversial dengan gaya membalapnya itu.  Moto GP tinggal meyisakan satu seri, yakni Valencia yang menurut jadwal akan digelar pada 6 November mendatang.  Walaupun masih ada stu seri lagi, namun juara dunia moto GP 2011 telah ada, yakni Casey Stoner dari tim Honda.  Gelar ini merupakan yang kedua setelah terakhir di tahun 2007 bersama Ducati bagi Stoner di kelas moto GP nya.

#Arsenal
Perlahan tapi pasti, ia mulai kembali mengumpulkan poin demi poin untuk kembali merangsek masuk ke posisinya semula: BIG FOUR.  Setelah mengalami serangkaian kekalahan di awal musim pasca hengkangnya dua punggawa andalan tim asal London Utara ini ke kota Manchester dan Barcelona, kini tim asuhan Arsene Wenger ini mulai bangkit.  The Gunners belum pernah kalah (lagi) dalam empat pertandingan terakhirnya.  RVP semakin menguatkan posisinya sebagai pemain penting di lini depan The Gunners.  Salain itu, ada pula Gervinho yang sering kali memeberikan umpan matang pada RVP atau bahkan menyelesaikannya sendiri.  Namun, empat kemenangan beruntun tersebut bukan jaminan sepenuhnya bahwa RVP dkk telah bangkit kembali.  Ujian kebangkitan sesungguhny baru akan terjadi saat dijamu Chelsea di Stanford Bridge, sabtu ini.  Melawan tim besar seperti Chelse, Gunners terbukti masih sring kesulitan.  Tentu kita masih ingat betapa menyesaakannya menederita kekalahan telak 8-2 dari sang tim penguasa kota Manchester yang belakangan terancam dikudeta tim sekotanya pasca ditekuk 1-6 di Old Trafford.  Atau bagaimana ketika The Reds, Liverpool, memaksa Szczesny dua kali memungut bola di gawangnya sendiri tanpa balas.  Belum lagi kekalahan 2-1 saat dijamu Tottenham Hotspur di White Hart Lane.  Semua fakta itu menunjukkan bahwa Gunners masih harus membuktikan bahwa mereka telah benar-benar bangkit dengan menaklukan tim-tim besar tadi.  Dan, Chelsea, bisa menjadi ujian sesungguhnya yang teramat baik.  Kita nantikan apakah tim yang bermarkas di Emirates ini telah mampu (benar-benar) bangkit kembali demi menembus posisi empat besar sekaligus sebuah pembuktian bahwa Gunners tetap mampu besaing walau tanpa Fabregas dan Nasri. 

Minggu, 23 Oktober 2011

Mengeluhlah...


Mengeluhlah pada Tuhan,
Sungguh Ialah sang Maha Pemberi Petunjuk
Sungguh Ialah sang Maha Pemberi Jalan
Sungguh Ialah Maha Pemilik Kebenarann hakiki
Sungguh Ialah Maha Mengetahui.

Manusia mungkin bisa berkisah,
Manusia mungkin bisa berkilah
Manusia mungkin bisa berceloteh
Manusia mungkin bisa menilai
Manusia mungkin bisa berprasangka
Namun, manusia tetaplah manusia
Sang makhluk Tuhan yang kecil lagi tak berdaya di hadapan-Nya.

Maka, mengeluhlah pada Tuhan-Mu
Bukan pada makhluk-Nya yang sama-sama lemah lagi tak berdaya.

Kamis, 20 Oktober 2011

K.A.N.G.E.N

Kangen…
Perasaan macam apa itu?
Ahh aku sudah lupa saking lamanya kehiangan rasa itu
Rasa yang entah kapan terkhir kali menyusup dalam dadaku

Kangen,
Ahh lagi pula siapa yang ku kangeni
Rasanya tidak ada untuk saat ini
Untuk siapapun

Kangen,
Kapankah perasaan ini akan kembali kuulangi
Pada siapakah ku sandarkan rasa ini?
Ahh..kunantikah kehadiranmu wahai sang kangen..

Sabtu, 08 Oktober 2011

When Hyun Bin meet Syahrini



Ada juga euy 'poster' nya!
Wakakak!


liat baik-baik poster di atas, kira-kira ada apakah diantara mereka berdua??
Baru bener-bener sadar kalau infotainment itu ternyata suka lebay dan berlebihan!

how lucky she is >,<
Kan ada tayangan pas Hyun Bin oppa hadir di acara puncak HUT TNI yyang diselenggarakan kemarin, pas doi sepanggung sama Syahrini. Yaa..I totally agree that Syahrini was the most lucky Indonesian girl yesterday when she had an opportunity to be very close to Hyun Bin oppa, even she got his kiss (D*MN, I’M JELOUSà ungakapan hati banyak K-Lover ieu mah! Akakak).Heyy, she even coached him to say “INDONESIA SESUATU”, okay, she’s had double luck then! Waahh..kali ini memang SESUATU sekali ya mbak Syahrini, Alhamdulillah juga yah Hyun Bin nya manut mau cipaka-cipiki dan bilang “Indonesia sesuatu”. Dan, okay, she’s very lucky. Dan yang bikin makin iri lagi, doi sama oppa duduk sebelahan donk, dia bilang aja ya ‘ganteng deh dia, sesuatu lah’, my God, yaiyalah sebelahan gitu gimana kegantengannya gak kentara atuh (mauuuu *lagi alay*).


Nah, mbak yang mantan rekan duet kekasih Ashanti ini pun bilang ya kalau ia ngefans sama Hyun Bin dan ia pun telah menonton salah satu drama terbarunya oppa, Secret Garden. Si Mbak yang terkenal dengan jargon “Alhamdulillah sesuatu” ini pun mengaku kalau doi suka sama drama Korea, dan udah nonton beberapa judul drama Korea. Ya wajar donk ya secara demam Korea tengah melanda-melandanya kaum hawa Indonesia (agak lebay dan cenderung mengeneralisasi sih, tapi kan emang gitu kenyataannya sih..heheh). selain itu ia pun mengaku kalau gaya busana kantorannya saat ini terinspirasi oleh drama Korea, malah banyak dari baju-baju tersebut dibeli pas doi show di korea beberapa waktu lalu. Udah nonton City Hunter juga katanya (jadi penasaran euy pasca tau dua tokoh utamanya cinlok! Heu) dan kayaknya Heartstring juga deh (soalnya doi nyanyiin lagu yang suka dinyanyiin Yon Hwa dan jadi salah satu soundtrack drama yang satu itu).

liat deh kayak yang lagi tatap-tatapan gitu...aahh >,<

Yang bodor adalah itu infotainment seolah-olah menganggap fakta bahwa Syahrini mengagumi Korea dan terkhusus Hyun Bin itu sebagai SESUATU yang SESUATU gitu, padahal mah biasa aja. Wong mbak Syahrini nya aja gak heboh gimana, doi cenderung pasang gaya yang gak terlalu lebay lah (beda kali kalo penulis ato penggemar korea lain yang ada di panggung itu..heu). Doi sih iya lah keliatan seneng tapi sumpah gak lebay da kata penulis mah, kekaguman sama Hyun Bin juga ditunjukin lewat sanjungan akan kegantengan wajah Hyun Bin nya. Naah, tapi narasi nya tuh seolah Syahrini itu jatuh cinta benerr dah sama Korea, sampai dibilangin kalau ia menginginkan sosok lelaki Korea dan sejenisnya lah.

Aduhh, bukan bermaksud belain mbak yang terkenal lewat lagu “Kau Yang Memilih Aku” ini, tapi poinnya adalah itu tadi, ternyata narasi dan berita infotanment itu suka lebay. Pesan bagi Anda, wahai para ppengunjung yang kebetulan hobi nongkrongin infotainment, waspadalah, jangan begitu saja terprovokasi oleh narasi (yah terutama narasinya ini yang emang sengaja dibikin untuk bikin penasaran skayaknya) inotainment. Kalau gak mau kejebak, ikutin dulu aja, wong kadang-kadang itu mah Cuma judulnya aja, tapi ceritanya mah lain. Aahh..pokonya I got new fact about infotainment tanah air lah. Buat mbak yang sahabtnya Nabila Syakieb ini, selamat ya udah bisa deketan sama hyun Bin, dan sukses jaya bikin kita-kita (para K-Lover) jelous!

*Hyun Bin oppa, ups!*

Well, satu hari seblum konser TNI itu digelar, gak sengaja pas lagi mantengin SCTV liat semacam iklan promosi yang suka nongol di sudut bawah layar TV. Pertama ulang tahun TNI, “ohh..okay” dalam hati. Eehh gak lama muncul lagi Konser Hyun Bin, dalam hati “WHAT? Seriusan? Ngapain? Kenapa gak di INDOS**R?”. dikirain mau promo apa gitu ya, tapi kok di acara TNI? Piker penulis. “Ntar dulu deh, bukannya HB itu lagi wamil ya? Kok iso jalan-jaln ke Indonesi?” masih dan makin penasaran nih penulis. Tanpa menunggu lebih lama akhirnya langsung browsing aja ya dengan key word nama BH dan stat TV penyelenggara konser. Dan iya aja donk, si oppa bakal muncul katanya, jadi bintang tamu special gitu di acara besok. Kirain tuh yah mau nyanyi wong judulnya bintang tamu konser atau ya apalah gitu minimal ada something yang doi lakuin disana. Nah, tapi ternyata doi kesini atas nama militer, jadi semacam duta militer gitu, kerjasama kementrian pertahanan RI sama kementrian pertahanan Korea sana (pantesan ya wong si oppa udah botak gitu dan udah off dulu dari dunia hiburan Korea). Okelah batin penulis sembari gak sabar buat menjadi saksi oppa menyanyi..ups!

kan, segini deketnya coba! >,<
Nah esok hari yang ditunggu pun tiba..jrengjreng. Singkat kata, sore pun tiba, acara yang dinanti pun dimulai. Rentetan boys and girls band lokal menyemarakan acara. Setelah hampir satu jam sosok yang dinanti pun tiba sesaat setelah kemunculan Syahrini yang ngejreng dengan baju kuningya. Dengan didampingi Syahrini beserta dua host dan satu penerjemah, oppa yang berseragam TNI lengkap dengan topinya. Oppa sih meski dengan senyum yang minimalis, tetap mempesona. Badan tinggi tegap, berseragam lengkap dengan topi, ia pun menyapa penonton dengan memberi hormat. “aaaaaaaaaaaaaaaah” teriakan penonton yang memadati lapangan TNI yang tidak seberapa lausnya seketika membahana. Mbak “Alhamdulillah sesuatu” memanfaatkan momen untuk bersalaman, cipika-cipiki, dan duduk bersebelahan dengan sang bintang idola *OMG! >,<*. Oke, sesi pertama, wawancara, biasa! Jadi, masih sabar deh menanti ‘aksi’ yang bakal doi tunjukkin(mau nyanyikah? Jogetkah? Atau aktingkahàkayaknya yang ini gak mungkin deh *ohoho). Sekian menit berlalu, masih ngobrol, bediri. Makin panasaran “jad Hyun Bin oppa maungapain yaa” sambil gemes. Beberapa saat kemudian masih ngobrol, tapi kali ini mah duduk, oke. Masih ngobrol dan ngobrol barijeung teu pararuguh. Dan akhirnya sekian menit kemudian pasca ngobrol ngalor ngidul GAJE itu mbak berbaju kuning ngejreng itu deh melantunkan (lebih tepatnya melafalkan) hits andalannya “Kau yang Memilih Aku”, sementara si oppa turun panggung dan tak Nampak lagi dah batang idungnya sampai akhir! *huwaaaaaaaaa*

Hormat ala oppa
Apaan ya, kirain tuh si oppa mau apa kek gitu 
memanpilkan satu pertunjuka, yaa nyayi sih yang paling mungkin itu sebenernya. Tapi, ya gimana, senyum aja dijeda ya (abis kayak jarang senyu euy). Mungkin karena oppa kesini bukan atas nama Hyun Bin, sang actor, melainkan Hyun Bin, sang duta militer yang sedang mengemban tugas dari sang menteri pertahana. Ya, wajar sih kalau jatohnya itu oppa jadi Nampak jaim, buat jaga wibawa kali ya. Satu-satu nya ‘aksi’ yang oppa lakukan adalah: memeberi hormat! Yaa, kalo masalah cipika-cipiki sama mbak “Alhamdulillah sesuatu” mah gak aneh lah. Jujur aja, penulis mah kurang puas loh, abisan ya itu iklannya lebay dan provokatif banget lah, seolah-olah oppa tuh mau menampilkan apa, padahal Cuma nongol gitu doank ya yang kayanya semacam konfrensi pers tidak resmi tea ke publik tanah air, soalnya kan beberapa hari sebelumnya oppa udah langsung gabung sama militer jadi boro-boro ada semacam konfrensi pers atau apalah itu. Yaa, gimanapun oppa kan publik figure, sekalipun ia datang sebagai duta, tetep aja orang udah kadung mengenalnya sebaga bintang “Secret Garden”.

Lucunya si oppa ini ya, pas host berikut Syahrini bertanya seputar Secret Garden yang lagi diputar ulang sama salah satu stasiun TV spesialis penayang program Drama Asia, oppa dengan rada kagok dan mungkin risih bilang “saya kesini sebagai duta militer”. Menegaskan kali ya kalau oppa kesini bukan buat promosi Secret Garden yang meledak dan sukses meraih berbagai penghargaan di Korea-nya sana. Wong penulis aja awalnya sempet mikir yang sama kok, kalo si oppa mau promo SG, tapi dipikir-pikir lagi buat apa orang SG-nya udah pernah diputer dan sukses-sukses aja, jadi berasa telat gimanaa git kalau iya tuh (heuu).

Yah, apa mau dikata, kalau dibilang ga puas ya ga puas ya, orang nongolnya Cuma segitu dan ngobrol-ngobrolnya pun gak banyak dan aneh sih bagi penulis mah (host-nya harusnya yang lebih paham Korea lah, at least ngikutin sedikitnya perkembangan Korean Wave, jadi biar lebih enak dan ngalir, selain itu harusnya juga yang min menguasai bahasa Inggris, ya tapi ini mah pendapat doank masbro! Hohoh). Makin gak enak karena penerjemahnya kayaknya aseli Korea yangbisa bahasa Indonesia (sambil aneh gitu tapi logatnya) bukan sebaliknya, jadi kadanga pasa nerjemah ke Indonesianya asa aneh dan kagok..heu. Tapi yasudlah yah, makasih dehudah ngasih kesematan sama publik tanah air, khususny pecinta K-Drama buat menyaksikan salah satu actor papan atas Korea. Tapi plis yaa ntar-ntar jangan lebay, jangan ngasih harapan yang berlebihan, khawatir menimbulkan kekecewaan yang lebih.

Overall, dalam baju militer dan tanpa polesan pun, Hyun Bin oppa is Hyun Bin oppa, yang ganteng nan karismatik. Nih yaa bandingin aja oppa pra militer sama pas sekarang di militer, gak jauh beda lah: masih ganteng-ganteng juga! Ahaha J