Rabu, 05 November 2008

Eloknya Bumi Siliwangi

Pertama kali melangkahkan kaki di almamater tercinta, yang merupakan salah satu dari beberapa universitas yang ada di dataran parahyangan ini, diri ini langsung terkagum-kagum dengan kemegahan bangunan empat lantai yang kokoh berdiri nan rupawan menyambut siapa saja yang hendak memasuki ataupun hanya sekedar lewat UPI. Megahnya bangunan dipadu dengan arna yang ciamik semakin menambah pesona bangunan yang satu ini. Letaknya yang amat strategis, yakni tepat di depan pintu gerbang utama kampus bumi siliwangi ini makin membuat bangunan ini tekenal. Tempat ini tak lain merupakan pusat pengkajian keislaman sehingga dikenal dengan istilah ITC. Ya, tempat tersebut tak lain merupakan tempat beribadah bagi kaum muslim, rumah Allah. Mesjid nan menaan ini dinamai Al Furqan. Mesjid ini bukan hanya sekedar digunakan untuk tempat peribadatan semata, melainkan juga untuk kegiatan keislaman lainnya seperti mentoring, dll. Selain itu tempat ini pun tak jarang dijadikan sebagai tempat sepasang sejoli mengikrarkan Ijab Kabul guna melaksanakan salah satu syarat wajib sunah rasul untuk berkeluarga. Di sekitar bangunan yang elok ini dikelilingi oleh selasar dan juga rerumputan. Sementara di bagian depannya ddilengkapi dengan lapangan beserta sebuah menara. Tak jauh dari Al Furqan, lagi-lagi saya berdecak kagum dengan sebuah bangunan kuno nan unik. Bangunan bercat putih dengan gaya atr deco ini sudah berdiri jauh sebelum kampus ini berdiri. Dulunya bangunan yang kini menjadi kantor pimpinan terringgi di universitas, yakni rector beserta stafnya ini merupakan sebuah vila milik seorang Italia. Namun, di masa pemerintahan Belanda vila ini berhasil dikuasai sebelum akhirnya dijual untuk kemudian dijadikan kampus. Bangunan dengan nilai sejarah yang tinggi ini sekaligus menjadi mascot tersendiri bagi perguruan tinggi yang dulu bernama IKIP ini sampai dengan sekarang. Jika Al furqon bercokol di depan gerbang utama ini, maka gedung kuno yang satu ini lebih dekat apabila ditempuh dari pintu utara UPI. Vila Isola namanya, tetapi ada pula yang menyebutnya Partere, sesuai dengan nama taman yang terletak tepat di halaman depan gedung ini. Arsiterktur yang unik dan nilai sejarah yang tinggi cukup menjadikan bangunan ini sebagai ciri khas UPI. Ditambah lagi dengan pemandangan yang indah di sore hari yang cerah, makin menambah pesona bangunan ini. Maka tak heran jika bagunan yang satu ini pun menarik bnayak pihak untuk ‘memanfaatkan’ pesonanya, seperti dijadikan lokasi syuting. Di samping dua bangunan megh nan elok tadi, masih ada hal-hal yang membuat saya tertegun dengan universitas ini. Gedung fakultaslah pelakunya. UPI ini sendiri terdiri dari 6 fakultas yang masing-masing telah dilengkapi dengan sedung baru yang berarsitekrut modern dan dilengkapi dengan pelbagai fasilitas yang tak kalah modern, seperti Lift. Dimulai dengan FPTK di ujung selatan, berdampingan dengan Al-Furqon. Sementara itu naik ke utara bersokol dengan megahnya FPBS, besebrangan dengan Partere. Tepat di belakang gedung berlantai lima tersebut berdiri kokoh gedung lima lantai tempat dimana mereka orang-orang yang bergelut dengan ilmu social menuntut ilmu. Satu baris dengan FPIPS ke sebelah selatan, bnagunan yang tak kalah megah menjulang di balik kekokohan Al-furqon. Gedung yang terdiri dari lima lantai ini merupakan tempat bagi mereka yang hendak meraih gelar master di bidangnya masing-masing. Sementara itu tiga bangunan lainnya berada di bagian belakang kampus pendidikan ini. Dimulai dari FIP, dimana mereka yang menuntut ilmu pengetahuan “khusus’ belajar, yang terletak persis di depan gudang ilmu, perpustakaan. Tak jauh dari situ terdapat FPOK, yang sebenarnya mempunyai kampus lain di daeah Padasuka. Bangunan fakultas terakhir, yang merupakan fakultas yang banyak berkutat dengan laboratorium dan praktikum ini sekaligus menjadi bangunan penutup yang mewah untuk UPI. Meskipun lokasinya nampak tidak begitu strategis dan tersembunyi, namun tetap saja tak mampu menutupi kemegahan bangunan ini. Gedung yang juga terkenal dengan nama JICA ini konon merupakan sumbangan dari Jepang. Maka tak heran jika nuansa negeri sakura tersebut begitu melekat di banguna tersebut. Ada satu hal yang membuat saya terpana dengan bangunan ini, yakni bagian atap yang dibentuk seolah menyerupai atap rumah adapt orang Minang, Rumah Gadang. Saya tidak tahu pasti apakah itu memang sebuah kebetulan atau memang begitulah arsitektur aslinya, yang pasti hal tersebut membuat bangunan yang katanya (dan sepertinya memang benar) menjadi bangunan fakultas yang termegah seklaigus termewah di antara gedung fakultas lainnya. Selain hal-hal di atas masih banyak sudut-sudut yang menarik perhatian saya, seperti kemegahan gymnasium dan masih banyak lagi. Satu hal yang pasti, secara keseluruhan UPI merupakan universitas yang elok nan rupawan serta modern juga artistik, sehingga saya bangga menjadi bagian dari keluarga besar bumi siliwangi ini.

Selasa, 21 Oktober 2008

Indonesia Jadi Tuan Rumah the 1st ABG !!!!

wow...ini adalah suatu gebrakan. Gimana enggak, di tengah krisis global Indonesia bisa-biosanya jadi tuan rumah ABG a.k.a Asian Beach Game, yang pertama pula! selain itu, dari semula hanya ditargetkan untuk meraih 4 medali emas, Indonesia justru berhasil meraih 8 emas sampai hari kedua kemarin. Cabang-cabang yang nyumbangin emas buat Indonesia di antaranya perahu naga dan pencak silat. Padahal di cabang perahu naga Indonesia biasanya tidak pernah menang darl pasukan Myanmar di putra dan tim Cina di putri, di event-event lain seperti ASIAN GAMES. tapi sekarang Indonesia justru berjaya di nomor ini. Di nomor 1000M nisalnya, Indonesia berhasil mengungguli Myanmar di putra dan Cina di putri. Selain itu di pencak silat, Indonesia juga mampu menunjukan dominasinya. namanya ASIAN BEACH GAMES, otomatis seluruh cabang olah raga yang dipertandingkan dan diperlombakan, digelar di luar ruangan tau lebih tepatnya di pantai. Cabang layar juga berhaisl menyumbangkan medali emas melalui peselancar lokal asal Bali. tak mau kalah binaraga juga berhasil menyumbangkan 2 emas bagi kontingen Indonesia. hingga hari ketiga ini masih ada beberapa cabang yang masih menggalar babak penyisihan, dimana Indonesia berpeluang menambah perolehan medali, yaitu dari cabang pencak silat dan voli pantai. klta doakan saja semoga tim merah putoh berhasil memberikan yang terbaik. Pancapaian ini tentunya membawa angin segar di kancah olah raga nasional sekaligus sebagai pembuktian kepada dunia lnternasional bahwa Indonesia tidak bisa di pandang sebelah mata di dunia olah raga. Hal ini juga tentunya harus menjadi bahan garapan KONI untuk lebih serius lagi dalam membina cabang olah raga pantai yang ternyata sangat potensial dan mampu berbisara banyak di kancah ASIA. Semoga saja prestasi tersebut bukan semata karena faktor "tuan rumah", tapl karena Indonesia memang mampu bersaing dengan negara lain. Di samping itu, hal positif lain yang bisa diambil dari penyelenggaraan ABG di Bali adalah sebagai ajang pemulihan citra pariwisata INdinesia, Bali khususny, di kncah internasional. Sebagaimana kita ketahui pasca insiden bom Bali dunia internasional bamyak yang menerbitkan larangan berkunjung terhadap Indonesia.

Senin, 15 September 2008

Sekelumit Tentang Febri

Febri adalah nama panggilan dari seorang mahasiswi yang betnama lengkap Febriyani Nuril Akmaliyah. Sesuai dengan namanya dan sesuai prediksi orang yang mendengar namanya, dia dilahirkan di bulan kedua dalam kalender masehi, di bulan yang menurut banyak orang romantis, yaitu Februari pada tanggal 25, di ibukota Jawa Barat yang puluhan tahun lalu mendapat julukan Parisj Van Java karena keelokkan kotanya, yaitu Bandung. Febri terlahir sebagai anak pertama dari 5 bersaudara dari sepasang suami istri yang sama-sama berfrofesi sebagai PNS, lebih spesifiknya guru. Bukan suatu hal yang disengaja jika pada akhirnya dia memilih Pendidikan Bahasa Inggris di UPI sebagai jenjang pendidikan lanjutannya setelah lulus dari SMAN 14 Bandung, dalam rangka melanjutkan profesi orang tua. Hobinya adalah menonton film. Dia tidak mempunyai jenis film favorit tertentu, karena baginya ketika menonton hal pertama yang menjadi pertimbangan adalah 3 hal: pemeran, sutradara, dan cerita. Jadi tidak peduli jenis ceritanya apa asal ketiga hal atau bahkan 1 hal diatas terpenuhi maka tak segan ia untuk menonton film tersebut. tapi, hal itu tidak berlaku untuk satu jenis film, yaitu film yang mengandalkan suara-suara yang menaikan bulu kuduk, pencahayaan yang suram, hingga gambar mahluk-mahluk yang aneh-baca: menyeramkan- yang muncul secara tiba-tiba, alias film horor!! Selain film lokal dan hollywood, ia juga menggemari film-film dan serial dari Asia Timur sana, terutama yang berasal dari negeri gingseng Korea. disamping itu dia juga punya ketertarikan di olahraga, maksudnya ia pun sangat menikmati pertandingan-pertandingan olah raga, seperti sepak bola ( ILP khususnya), voli, motoGP, dan terutama bulu tangkis yang merupakan olah raga kebanggaan Indonesia. selain itu ia juga sangat senang menonton event-event olah raga besar, dari mulai PON hingga Olympiade. Di luar itu menulis adalah salah satu hobi terpendamnya, maka dari itu obsesi terbesarnya saat ini adalah menghasilkan sebuah tulisan utuh, minimal cerpen. bukan untuk dipublikasikan, melainkan untuk mendapat kepuasan tersendiri.Dan tentu saja menjadi penulis adalah salah satu cita-citanya.