Senin, 15 September 2008

Sekelumit Tentang Febri

Febri adalah nama panggilan dari seorang mahasiswi yang betnama lengkap Febriyani Nuril Akmaliyah. Sesuai dengan namanya dan sesuai prediksi orang yang mendengar namanya, dia dilahirkan di bulan kedua dalam kalender masehi, di bulan yang menurut banyak orang romantis, yaitu Februari pada tanggal 25, di ibukota Jawa Barat yang puluhan tahun lalu mendapat julukan Parisj Van Java karena keelokkan kotanya, yaitu Bandung. Febri terlahir sebagai anak pertama dari 5 bersaudara dari sepasang suami istri yang sama-sama berfrofesi sebagai PNS, lebih spesifiknya guru. Bukan suatu hal yang disengaja jika pada akhirnya dia memilih Pendidikan Bahasa Inggris di UPI sebagai jenjang pendidikan lanjutannya setelah lulus dari SMAN 14 Bandung, dalam rangka melanjutkan profesi orang tua. Hobinya adalah menonton film. Dia tidak mempunyai jenis film favorit tertentu, karena baginya ketika menonton hal pertama yang menjadi pertimbangan adalah 3 hal: pemeran, sutradara, dan cerita. Jadi tidak peduli jenis ceritanya apa asal ketiga hal atau bahkan 1 hal diatas terpenuhi maka tak segan ia untuk menonton film tersebut. tapi, hal itu tidak berlaku untuk satu jenis film, yaitu film yang mengandalkan suara-suara yang menaikan bulu kuduk, pencahayaan yang suram, hingga gambar mahluk-mahluk yang aneh-baca: menyeramkan- yang muncul secara tiba-tiba, alias film horor!! Selain film lokal dan hollywood, ia juga menggemari film-film dan serial dari Asia Timur sana, terutama yang berasal dari negeri gingseng Korea. disamping itu dia juga punya ketertarikan di olahraga, maksudnya ia pun sangat menikmati pertandingan-pertandingan olah raga, seperti sepak bola ( ILP khususnya), voli, motoGP, dan terutama bulu tangkis yang merupakan olah raga kebanggaan Indonesia. selain itu ia juga sangat senang menonton event-event olah raga besar, dari mulai PON hingga Olympiade. Di luar itu menulis adalah salah satu hobi terpendamnya, maka dari itu obsesi terbesarnya saat ini adalah menghasilkan sebuah tulisan utuh, minimal cerpen. bukan untuk dipublikasikan, melainkan untuk mendapat kepuasan tersendiri.Dan tentu saja menjadi penulis adalah salah satu cita-citanya.