Rabu, 27 November 2013

GROUP F UCL 13/14: HIGH TENSION TILL THE LAST MINUTE OF QUALIFICATION!

Peluang Itu (masih) 30:30:30

Kemenangan 2-0 atas Marseille di match-day ke-5 fase grup Liga Champion Eropa memang berhasil menghantarkan Arsenal memuncaki klasmen Grup F dengan raihan total 12 poin.  Unggul 3 poin dari peringkat kedua dan ketiga Borrusia Dortmund dan Napoli yang sama-sama meraup 9 poin hasil dari 3 kemenangan di 5 partai.  Akan tetapi, kemenangan dan status sebagai pimpinan klasmen belum menjamin satu tempat di fase knock-out bagi tim London Utara ini.  Malah posisi menguntungkan ada di pihak Dortmund. Sama-sama menjalani laga tandang di match-day terakhir Grup F, namun kedua tim mengalami situasi yang kontras.

Jika sang pemuncak klasmen harus melawat ke kandang tim tangguh lainnya, Napoli, maka si peringkat kedua akan dijamu tim yang (secara statistik di Grup F) relatif tidak setangguh dua tim lainnya. Pertarungan sengit dipastikan akan terjad di kedua partai tersebut.  Pasalnya 3 dari 4 tim di Grup F ini masih sama-sama berpeluang besar lolos ke babak selanjutnya.  Skenario idealnya adalah Napoli  berhasil menaklukan tamunya, Arsena, di Kandang.  Sementara Dortmund menjadi tamu yang ‘tidak sopan’ dengan mempercundangi tuan rumah, Marseille, di kandangnya sendiri. 

Jika demikian poin ketiga tim (selain Marseille) penghuni Grup F pun akan sama sehingga penentuan klasmen harud ditentukan melalui head to head dan selisih gol.  Jika sudah begini, maka posisi puncak akan otomatis jatuh ke tangan Dortmund yang unggul head to head dengan kedua pesaingnya. Sementara nasib Arsenal dan Napoli harus ditentukan melalui selisih gol, dan otomatis harus berpuas di posisi runner up.  Itu  pun jika skenario utama yang terjadi. Kita sebut saja dengan Skenario IS (Ideal by Statistic).  Bagaimana dengan kemungkinan terjadinya kejutan dari skenario lain?

Kejutan di Atas Kejutan

Kemungkinan terjadinya skenario kejutan yang mari kita sebut sebagai Skenario IR (Ideal by Reality) sangat mungkin terwujud.  Tentu dengan sejumlah sayarat dan ketentuan (yang) berlaku. Syarat nya Arsenal dan Marseille sama-sama bisa mengamankan poin dari lawan-lawannya.  Tidak perlu harus sampai menang, imbang saja sebenarnya cukup.  Dengan hasil imbang, posisi klasmen tidak akan mengalami perubahan, Arsenal otomatis lolos didampingi Dortmund yang menang head to head dengan Napoli sekalipun raihan poinnya sama. Namun pertanyaannya ini adalah will those be possible? Bisa jadi bisa jadi bisa jadi!

Boleh jadi Napoli memiliki keuntungan  bermain di hadapan puluhan ribu pendukung fanatik nya.  Tapi, jangan lupakan kalau tim tamu tengah secara performa tengah dalam tren menanjak dan sejauh ini cukup konsisten serta memiliki rekor tandang yang positif.  Juga jangan lupakan rekor head to head kedua pelatih.  Pastinya kedua tim akan mempertontonkan laga yang tak layak untuk dilewatkan.  Sementara itu, di selatan Perancis sana, Marseille yang tak kunjung menuai poin di 5 laga Grup F, tentu memiliki motivasi lebih untuk tidak finish tanpa poin.  Ya, hasil logis maksimum yang masih mungkin diburu anak asuh Elie Baup: meraup poin. Bermain lepas akan menjadi kunci. Beban justru diemban tim tamu yang sangat butuh poin untuk memaksakan keunggulan head to head, baik sebagai pemuncak klasmen atau runner up.

Kembali pertanyaannya diulang: mungkinkah? (lagi lagi) bisa jadi! Sedari awal Grup F ini sudah menawarkan berbagai kejutan.  Menempatkan Arsenal, Dortmund, dan Napoli bersama Marseille yang tengah berada dalam performa yang ciamik di liganya masing-masing dalam satu grup akhirnya membuat tim ini dijuluki tim neraka.  Prediksi demi prediksi bermunculan.  Tiga dari empat tim diprediksikan lolos.  Tanpa bermaksud menyepelekan, namun secara statistik (ah yang satu ini, tidak selamanya benar, tapi masih layak menjadi rujukan) memang tim Perancis cenderung ditempatkan satu level di bawah ketiga tim pesaingnya.  Terbukti, poin demi poin ketiga tim pesaingnya selain diraih dari hasil saling mengalahkan satu sama lain, juga semuanya mendapat suntikan poin dari laga melawan tim penghuni dasar klasmen Grup F tersebut.

Sedari awal, kejutan demi kejutan berlangsung di Grup F ini.  Kemenangan kandang Arsenal atas Napoli mulai menggugurkan keraguan banyak pihak yang sempat meprediksi bahwa tim asuhan Arsene Wenger ini akan terseok di Grup maut tersebut. Memang sih Napoli bermain tanpa ujung tombak andalan yang juga sempat menjadi incaran bos Wenger, Higuain.  Namun performa Arsenal saat itu (terlebih di 45 menit pertama) adalah performa yang sangat impesif, efektif, terorganisir sempurna nan cantik. Tidak berhenti sampai di sana, dua laga selanjutnya melawan Dortmund di kandang dan tandang pun tidak kalah mengejutkan.  Bermain impresif di liga, nyatanya pil pahit harus ditelan Ramsey dkk saat dipecundangi tamunya Borussia Dortmund di Emirates tepat di hari jadi sang pelatih.  Namun rupanya kejutan masih terus berlanjut. Saat Arsenal tidak lebih diunggulakn saat tandang ke Signal Iduna Park, justru gol tunggal Ramsey malah menjadi revenge yang sempurna sebagai kado yang (mungkin) terlambat, namun (jauh) lebih manis bagi sang manajer.  Begitupun dari sisi Dortmund-Napoli yang saling mengalahkan di laga kandang-tandang mereka hingga akhirnya menuai poin yang sama. 

Nah tinggal sekarang kejutan yang mana lagi yang akan tersaji? Apakah IS atau IR? Sebagai grup yang sedari awal menyajikan banyak kejutan, akan antiklimaks jika match day terakhir di Grup F ini berlangsung sesuai prediksi kebanyakan alias skenario IS. Kalau dalam satu plot cerita, istilahnya jalan ceritaya udah terlalu gampang ditebak arahnya kemana, dan di ending penonton akan berujar “tuh kan, dibilangin apa, pasti begini ujung-ujungnya”. Bandingkan jika IR yang terjadi.  Paling tidak penonton akan disuguhi twist yang menarik.

Personal Opinion (Awas! Berbahaya Bagi Mereka (baca: penggemar) yang SENSI(an)TIF

Penulis pribadi lebih mengharapkan skenario IR yang tersaji di match day terahir fase grup UCL nanti.  Kenapa? Alasannya sangat simple dan penuh subjektivitas sih (dan bahkan cenderung konyol).  Penulis baru menyadari pesona ketampanan seorang Robert Lewandowski beberapa hari lalu saat membaca artikel preview ‘Der Klassiker’ yang memasang wajah unyu-nya sebagai sampul. Ahh..so good looking! Jadi, selain atas dasar supaya mengakhiri kejutan demi kejutan dengan kejutan juga alasan lainnya adalah karena penulis sebagai pecinta London Merah sudah tentu menginginkan satu dari dua jatah fase knock out Grup F menjadi milik tim berjuluk The Gunners tersebut. Pendampingnya? Demi menyaksikan lebih lama pesona ketampanan seorang Lewandowski, maka… (sudah taukan siapa yang penulis inginkan untuk mendampingi klub kesayangan..hehe). 

Dan, (bagi penulis) bukan hal yang mustahil bagi perwakilan Grup F ini untuk melaju hingga ke fase tertinggi turnamen antar klub paling bergengsi sejagad Eropa ini.  Jika mereka tidak ada reuni dini diantara keduanya. Semoga. Ini harapan yang tidak mustahil, toh siapa pun boleh berharap bukan? Apalagi jika keduanya mampu mempertujukan konsistensi performa impresif mereka hingga quarter pertama 2014 nanti.  Harapan bro, harapan…yang (sangat) mungkin menjadi nyata. ^^

Duet Ideal (Awas SPAM!)

Ngomong-ngomong soal Lewandowski, hihi penulis juga punya harapan lain lho dari sekedar melihat mas nya bertahan di UCL bersama tim kesayangan penulis. Apa? Melihat nya bersanding dengan Olivier Giroud! Artinya? Ya iya seragamnya masih kuning kok..tapi paduannya biru, bukan hitam seperti sekarang (if you know what I mean).  Kalau sampai kejadian..beuh bakal jadi duet termaut deh: duet ideal! SAS mah lewat, Duo Shrek & Skunk (pinjem istilah bung Benhan..hehe) juga lewat deh!

Kalau duet yang sekedar memamerkan skill sih okelah masih bisa bersaing dengan kedua duet di atas.  Bahkan masih banyak lagi pasangan duet yang gak kalah oke dan tokcer lainnya.  Tapi kalau untuk duet plus plus, tolong beri contoh lain selain duet impian: Olivier Giroud-Robert Lewandowski.  Selain mumpuni secara skill sebagai seorang ujung tombak, keduanya memiliki factor X lain yang tidak dimiliki semua striker: wajah yang tampan (aw aw aw banget kan..hihi).  Tidak semua bukan berarti gak ada lho ya, tapi hanya sepersekian dari sejumlah striker yang ada. 

Ya jikalau pun tidak bisa diduetkan bisa dimainkan bergantian kan..persaingan sehat gitu lho untuk menggenjot performa satu sama lain (kalau memungkinkan masbro, maklumin aja saya masih tergolong awam sama taktik bin strategi). Lalu pertanyaannya: mungkinkah? Bisa jadi asal opa Wenger piawai melobi pria Polandia ini untuk berkumpul bresama kompatriotnya Nces dan Fabianzki.  Pasalnya, konon, pemain yang telah mantap menyatakan akan hengkang di akhir musim dari Dortmund ini sudah ‘disegel’ oleh rivalnya, Muenchen, yang juga ‘merampas’ Gotze dari tim yang sama musim sebelumnya.  Hanya saja sampai sekarang belum ada pernytaan resmi dari ketiga pihak tersebut.  Ah, andai saja opa Wenger mau dan merasa butuh, tentu beliau tak akan sungkan masuk ke arena persaingan memperebutkan permata rupawan ini.  Please opa, Giroud butuh partner (ah..apa sih).

Well, at the end, will he joim us? mari nantikan kejutan lain (yang semoga mengejutkan) di bursa transfer musim dingin yang akan segera tiba! ^^ #GGG #VCC #UCL13/14


Sabtu, 02 November 2013

Another Big Match(es): Either Better or Worse (Mentality)

Keok di kandang dalam dua laga berturut-turut menjadi catatan minor atas dominasi tuan rumah di liga domestik.  Setelah pasukan Jurgen Klopp pertengahan pekan lalu di ajang UCL,  tengah pekan ini giliran anak asuh Jose Mourinho di babak 16 besar Piala Liga (COC).  3 angka melayang, peluang ke QF apalagi titel juara COC pun otomatis terutup.  Kemenangan atas penghuni dasar klasmen di liga domestik akhir pekan lalu pun seolah tak dianggap.  Persoalannya adalah kedua tim yang mendepak  tuan rumah di kadang sendiri tergolong tim elite, tim besar, dengan kualitas pemain yang bisa dikatakan berimbang.  Tim yang sepanjang 9 pekan liga domestik bergulir, baru sekali diladeni tuan rumah, sehingga ‘gelar’ pemucuk klasmen sementara di liga disangsikan akan bertahan hingga akhir. 

Terbukti memang bahwa mental tim asuhan Arsene Wenger ini masih labil, terutama saat berhadapan dengan tim yang dilabeli besar macam dua tamunya di dua laga kandang terakhir di atas.  Beruntung keduanya terjadi di ajang non liga.  Artinya posisi pucuk pimpinan masih aman.  Baru akhir pekan ini dan dilanjutkan pekan depan uji konsistensi mental dan performa yang sesungguhnya dari tim ini diuji.  Menjamu peringkat ketiga yang tengah on fire dengan duet solid barisan depannya, dan diuntungkan dengan tidak bermain di level kompetisi lain, kekompakan barisan belakang tuan rumah diuji betul.  Sektor yang semenjak beberapa musim terakhir dituding sebagai penyebab serangkaian hasil minor tim berjuluk Meriam London ini memang sejauh ini masih sering berkontribusi atas gol demi gol penantangnya.

WASPADA dan FOKUS.  Dua hal yang harus ditanamkan betul oleh Wenger pada bocah-bocahnya jika tak ingin ‘dihadiahi’ hattrick kekalahan di kandang.  Bukan hanya hattrick, bahkan posisi pucuk klasmen pun terancam dikudeta runner up, yang notabene rival sekota.   Barisanbelakang masih akan kehilangan Flamini dan Arteta yang masing-masing mengalami cedera dan terkena hukuman kartu merah, hemm…sebuah kerugian tentu saja.  Absennya Flamini menegaskan bahwa penghuni Emirates tidak hanya bergantung pada seorang Mesut Ozil.  Kreativitas seorang Ozil tanpa sokongan Ramsey yang leluasa menyerang karena harus juga fokus menjaga pertahanan membuat serangan tim yang dikapteni Thomas Vermaelen hampir selalu nihil karena terlalu berlama-lama.  Intinya ada semacam gap antara agresivitas & efektivitas.   


Pengalaman ditekuk tamu dua kali berturut-turut seharusnya menajdi pelajaran yang teramat berharga.  Akhir pekan ini ujian itu kembali menghampiri.  Kali ini salah satu yang terberat.   Melawan tim dengan barisan depan paling sulit diantisipasi. Di liga utama pula. Tidak berlebihan jika inilah ujian sesungguhnya bagi penghuni Emirates.  Tanpa bermaksud meremehkan dua tim sebelumnya, level urgensi bukan terkait siapa-lawannya, melainkan ajang-apanya.  Hasil laga ini krusial untuk hasil di dua laga tandang yang tak kalah beratnya bagi tim ibu kota pekan mendatang.  GOOD for the GOOD. Not GOOD hopefully will turn to be GOOD very soon. #GGG #VCC