Minggu, 30 Oktober 2011

The Unpredictable Derby of London!

 (Hey They Are RVP, Gervinho, and Ramsey; No More Fabregas and Nasri!)


*Preview*
Berbekal empat kemenangan beruntun di empat pertandingan terakhir, Gunners yang digadang-gadang mulai kembali menemukan kepercayaan dirinya, mengunjungi kandang rival sekotanya, Chelsea, di Stamford Bridge sabtu siang waktu setempat atau malam ahad wib (29 Oktober).  Meski hasil pertandingan terakhir Arsenal tengah menunjukkan tren positif, posisi nya tidak lantas diunggulkan.  Hal ini berkaca pada perjalanan tim asal London Utara ini di awal musim yang sama sekali tidak mulus, dan ditambah lagi posisinya sebagai tim tamu.  Apalagi, tim yang dihadapinya kali ini bukanlah tim sembarangan.  Ya, mereka bertamu ke kandang penguasa London Barat, tempat yang sulit mereka taklukan, dimana banyak pemain hebat bermarkas di ditu termasuk pemain termahal Liga Inggris, Fernando Torres, yang belakangan mulai menunjukkan tajinya yang sempat tumpul di awal masa kepindahannya dari Liverpool.  Belum lagi para pemain veteran nan matang macam Frank Lampard, sang penguasa lini tengah, John Terry, sang pengawal pertahanan, serta Juan Mata, punggawa anyar the Blues yang baru saja didatangkan dari Valencia.

Meski tanpa kehadiran Didier Drogba--yang terkena kartu merah di laga melawan QPR pekan sebelumnya yang juga berujung kekalahan 0-1 bagi Chelsea—di lini depan, toh para pemain tadi bisa menutupi kealpaannya.  Apalagi, mereka bermain di kandang sendiri dan melawan Arsenal, tim yang bagi banyak orang tidak seperkasa musim lalu pasca hengkangnya dua punggawa di lini tengah, Cesc Fabregas dan Samir Nasri.  Meski demikian, kekalahan menyakitkan atas QPR serta dikartumerahkannya Drogba dan Bosingwa menjadi catatan yang kurang menyenangkan pula bagi tim asuhan AVB tersebut dalam menyambut partai derby yang selalu menyajikan ketegangan.  Terlebih, saat ini tim tamu sedang mencoba membuktikan bahwa mereka telah mulai bangkit kembali dari start buruk mereka di awal musim.  Oleh karena itulah, “derby London” kali ini bisa dikatakan sebagai derby terpanas sejauh ini karena terkait dengan pembuktian kedua tim: bukti bahwa kekelahan pekan lalu ialah murni “ketidakberuntungan” bagi tim tuan rumah; bukti bahwa mereka telah (benar-benar) mampu bangkit untuk kmebali ke jalur empat besar klasmen bagi tim tamu.

*The Match*
Gol pembuka, Lampard
Misi tersebut membuat pertandingan berlangsung menarik sejak kikck off babak pertama dimulai.  Kedua tim memeragakan sepak bola menyerang yang berujung pada saling jual beli serangan.  Tim tuan rumah sudah menebar ancaman di lima menit awal melalui striker mahal mereka, Fernando Torres, namun sayang tembakannya masih mapu ditepis Szczesny. Tim tamu pun tak mau kalah, dua peluang masing-masing dari Gervinho dan RVP yang sudah langsung berhadapan dengan Peter Cech pun terbuang percuma.  Tendangan Gervinho masih terlalu menyamping, sementara bola sepakan RVP masih terlalu tinggi di atas tiang gawang Cech.  Sepuluh menit pertama pun skor masih kacamata.  Baru satu menit kemudia Frank Lampard menyarangkan gol pembuka sekaligus memecah kebuntuan melalui sundulan kepalanya yang gagal dihalau Szczesny, 1-0 untuk Chelsea.  Tim tamu pun tak mau larut dalam ketertinggalan, terbukti sembilan menit sebelum jeda berawal dari umpan Ramsey pada Gervinho yang sudah mulai tidak egois (padahal sudah berhadapan dengan Cech) dengan mengumpankannya kembali pada RVP yang posisinya lebih bebas, dan GOOL! 1-1.  Sesaat sebelum turun minum, John Terry berhasil mebuat pendukung Chelsea yang memenuhi Stamford Bridge bergemuruh pasca sukses mengeksekusi umpan sepak pojok dari Frank lampard 2-1 untuk Chelsea bertahan hingga turun minum.

John Terry, usai melesakan gol kedua yang membawa Chelsea memimpin 2-1

Empat menit babak kedua dimulai, Andre Santos, berhasil mebungkam pendukung tuan rumah dengan gol hasil tusukan dari sayapnya, skor pun lembali imbang 2-2.  Sempat dibuat kerepotan oleh Frank Lampard dkk, tanpa terduga Arsenal melakukan serangan balik cepat yang berujung gol melalui The Walcott di menit ke 56, tim asuhan Arsene Wenger ini pun balik memimpin 2-3.  Adalah Juan Mata yang member umpan bagi gol pertama “the Blues” yang membuat publik Stamford Bridge kembali bersorak pasca melesakkan gol indah dari tendangan di luar kotak pinalti yang membawa Chelsea menyamakkan kedudukan 3-3 sepuluh menit sebelum waktu normal berakhir.  Pertandingan yang sepertinya akan berakhir imbang berubah seketika usai “blunder” yang dilakukan John Terry.  Umpan dari Florent Malouda beralih ke kaki RVP karena Terry—yang seharusnya menerima umpan itu tiba-tiba terjatuh—, kesempatan yang tentu tidak disia-siakan RVP hingga mengubah kedudukan menjadi 3-4 bagi tim tamu di menit ke-85.  Stamford Bridge pun terdiam.  Seakan belum cukup, di menit kedua injury time, RVP, kembali menyarangkan gol ketiganya yang membawa meraka unggul 3-5 atas tim tuan rumah.  Skor 3-5 bertahan hingga wasit meniupkan peluit tanda berakhirnya pertandingan.  

RVP dan Walcott sama-sama menyumbang gol di babak kedua

*Review*
Kemenangan 3-5 sungguh diluar dugaan.  Banyak pihak yang awalnya memprediksikan bahwa Arsena tidak akan mampu mencuri tiga poin dari kandang Chelsea.  Sempat teringgal 1-0 di awal babak pertama hingga mengakhiri pertandingan dengan 3-5 manjadi kredit tersendiri bagi pasukan “Gudang Peluru”. Pasalnya, setelah memulia start yang buruk di awal musim, ia sedang mencoba bangkit di dua pekan terakhir.  Kemenangan 3-1 pekan sebelumnya di BPL dan 2-1 di Carling Cup beberaa hari lalu menjadi penanda kebangkitan RVP dkk.  Dan pertandingan melawan Chelsea ini oleh banyak pihak dinilai sebagai laga pembuktian kebangkitan the Gunners.   Berhasilkah the Gunners?

Oppa Wenger yang sempat "diganyang" Gooners
Jika ukurannya jangka pendek, ya, kemenangan besar atas Chelsea bisa dijadikan ukuran kebangkitan tim yang bermarkas di Emirates Stadium ini.  Terlebih ini merupakan kemenangan tandang pertama mereka di musim ini, plus kemenangan pertama meraka di Stamford Bridge sejak 2008.  Namun, seperti yang seing diwanti-wanti oleh oppa Wenger bahwa ini barulah laga kebangkitan awal, bukan kebangkitan sevcara keseluruhan.  Pertandingan melawan Chelsea merupakan pertandingan kesepuluh mereka di musim ini, yang artinya baru setengah jalan di setengah musim pertama: masih ada sekitar dua puluhna laga lagi ke depan.  Artinya, para punggawa Gunners diharapkna tidak begitu saja puas dengan hasil ini.  Masih ada pembuktian-pembuktian lain yang harus mereka tempuh, seperti saat menjamu City di ajang Carling Cup, akhir November mendatang.  Jika mereka lengah, bukan tak mungkin kebangkitan yang sudah semakin di depan mata ini akan kembali menjauh.  Ingat perjalanan musim lalu, dimana Gunners memulai musim kompetisi 2010/2011 dengan nyaris sempurna bahkan sempat menduduki pemuncak klasmen dan sempat bertahan lama di tangga kedua klasmen, namun secara tragis pasca kekalahan di final Carling Cup melawan Birmingham City mereka menelan hasil buruk di akhir musim yang memaksa mereka mengakhiri musim di posisi empat tanpa menghasilkan satu trofi pun dan justru membawa mereka ke fase kalifikasi liga Champion.


Pelatih anyar Chelsea asal Porto
Sementara bagi Chelsea, kekalahan beruntun pasca dikalahkan QPR pekan sebelumnya menjadi catatan buruk tersendiri.  Mengawali musim dengan performa cukup meyakinkan di bawah arahan pelatih anyar yang (kembali) “dicomot” dari FC Porto (seperti pendahulunya, Jose Morinho) Andre Villas Boas (AVB), akhir-akhir ini perjalanan Chelsea justru sedang tidak mulus.  Kekalahan 1-0 dari QPR juga diwarnai dengan dua kartu merah yang diberikan kepada Drogba dan Bosingwa.   Padahal Chelsea telah mendatangkan sejumlah pemain berkelas seperti Juan Mata serta mendatangkan AVB sebagai arsitek tim menggantikan Carlo Ancelloti demi mencapai target utama musim ini (dan seperti msim-musim sebelumnya) menjuarai LIGA CHAMPION!  Perjalanan tim milik  taipan Rusia, Roman Abramovich, ini di fase grup LC sendiri sejauh ini cukup baik.  Chelsea menorehkan 7 poin hasil dari dua kali menang dan sekali imbang yang membuatnya memuncaki grup E.  Ke depan, Chelsea akan bertandang ke markas KRC Genk di lanjutan kualifikasi grup LC, dijamu Blackburn Rovers di EPL, serta berhadapan dengan Liverpool di ajang Carling Cup akhir November nanti.  Kekalahan 3-5 dari Arsenal tersebut membuat Chelsea tertahan di posisi tiga dengan 19 poin.  Tentu ke depan AVB serta Frank Lampard dkk tiak mau kehilangan poin demi poin lagi, jadi kita saksikan saja perubahan seperti apa yang akan dilakukan AVB terhadap timnya ini ke depannya.

RVP on FIRE!
Hey, watch out of this man: Robin Van Persie (RVP)!  Ya, dalam beberapa laga terakhir Gunners, RVP tidak pernah absen menyumbangkan gol yang membawa Gunners meraih kemenangan demi kemenangan.  Pekan lalu saat ti yang diarsiteki pelatih asal Perancis ini menjamu Stoke City, Theo Walcott dkk sempat dibuat kerepotan sampai RVP masuk di menit 70 dan melesakkan dua gol tambahan yang akhirnya memanangkan Gunners dengan skor 3-1 di akhir laga.  Belum lagi saat Arsenal menjamu Bolton Wanderes di ajang Piala Carling yang juga berbuah kemenangan dengan satu gol lagi-lagi disumbangkan pemain asal Belanda ini.  Maka tak heran jika RVP dianggap sedang on fire!  Apalagi pasca hengkangnya mantan kapten Gunners yang sempat memicu mosi tidak percaya ke kubu tim London Utara ini, belum ada pemain yang dianggap mampu mengantikan posisi mereka sebagai pengatur serangan sekaligus inspirator serta motivator bagi reka-rekannya yang lain.  Namun kini RVP telah membuktikan bahwa tidak salah Wenger mempercayakan ban kapten yang dilepaskan mantan rekan seperjuangannya yang kini merumput di Barcelona, Cesc Fabregas, kepadanya.  Ia, seolah ingin membuktikan bahwa ia bisa mengamban tanggung jawab sebagai kapten di lapangan bagi rekan-rekan setimnya.  Ia pun seolah ingin mematahkan stigma bahwa Gunners sudah habis tanpa seorang Fabregas ataupun Samir Nasri.  Nampaknya, dengan penampilannya yang sekarang ini ia telah berhasil membangun serta menunjukkan kredibilitasnya sebagai seorang kapte sekaligus membuktikan bahwa Arsenal sama sekali tidak (akan terus menerus) bergantung pada Fabregas dan Nasri.  Not Fabregas nor Nasri, but Arsenal is RVP! J


RVP, "raja" baru the Gunners

Tidak ada komentar: