Kamis, 02 Desember 2010

GUNNERS Latest Match

hoalaaaahh...long time no post about GUNNERS! Udah banyaaaaaak BGT pertandingan yang mereka lewati! Dan penulis juga sudah cukup banyak ketinggalan because of one and the other things :((. Tapi do't be worried everybody, penulis teteup ngikutin perkembangan GUNNERS, our pride :)). Tadinya sih penulis mau ngereview satu-satu, tapi demi efektivitas wakru dan efisiensi laman, akhirnya penulis memutuskan untuk mempostkan LInk nya saja.. Do, here is the LINK of GUNNERS' match this 2010/20100 season, enjoy.. :))


http://www.goal.com/id-ID/teams/england/94/arsenal/calendar



Rabu, 17 November 2010

'Too Good to be True'

I always dream about happiness
I always dream about my future
I always dream about my goal
I always dream about my life

And fortunately
I've dreamed about happy thing
I've dreamed about bright future
I've dreamed about succeed goal
I've dreamed about beautiful life

but one thing,
there was some dreams
that too good to be true
for me,
my happiness,
my future,
my goal,
my life...

Rabu, 03 November 2010

Kisah Pengalaman Konyol

Dear all..

nih sedikit cerita tentang pengalaman penulis hari ini:

penulis ceritanya mengajukan surat permohonan dana untuk memenuhi kebutuhan konsumsi saat pelaksanaan kegiatan. Dana yang dibutuhkan sebanyak 170 ribu rupiah, jumlah yang tidak banyak sebenarnya untuk ukuran organisasi dimana penulid bernaung. Entah sebuah keberuntungan ataupun ketidakberuntungan ketika penulis ditakdirkan bertemu langsung dengan sang bendahara Umum yang punya kuasa langsung terhadap keluar-masuknya dana di induk organisasi tsb. Padahal biasanya penulis ataupun rekan-rekan yang lain hanya bisa menemui pemegang kas, yang meskipun memegang dana, namun tidak punya kuasa terhadap aliran dananya. Dan beginilah hasil percakapannya:
P'Bendum: Aya naon neng?
Me: ini pak jum'at sekarang mau ada kunjungan dari PW (level pimpinan yang lebih tinggi-red), nah ini surat pemberitahuannya untuk PDM.
P'Pendum: yah sok aja, udah atuh silakan tinggal pilih mau pake ruang yang mana. Udah kan? (sambil senyam senyum penuh intrik)
Me: eehh..iyah pak itu mah memang hanya sekedar pemberitahuna, tapi masih ada pak, ini yang lebih penting, masalah dana untuk konsumsinya pak. (menyerahkan surat lainnya sembari senyum2 penuh harapan-->ngarep.com)
P'Bendum: ooh..atuh konsumsi mah gampang lah, ada itu2 wae mah (sambil nunjuk2 ke arah yang penulis pun kebingungan apa tang ditunjuk apalagi dimaksud sama si bapak)
Me: iya pak tapi kan tetep kedah ngangge acis pak..hehe
*dibacalah surat itu baik2 oleh pak bendum, terutama bagian lampiran yang merinci jumlah biaya yang dibutukna*
P'Bendum: saratus cekap? (masig dengan senyumnya itu loh! heu)
Me: emmhh..(mikir menemukan kata2 yg tepat) yah cekap lah pak teu nanaon! (gleeeek! masih dengan mikir dan sadar gak sadar!)
*rona muka orang2 yang ada di ruangan itu termasuk sang Bendum kecuali penulis langsung merengut diliputi keheranan*
P'Bendum: leres cekap saratus? (masih dengan semyumnta berikut kesan serius-loe?)
Me: iy...yaaa...lebih seueur langkung sae pak.. (mylai terbata menyadari ada something wrong)
P'Bendum: leres nya saratus cekap, cekap kan? (masih berusaha memastikan penulis bener2 bilang kata 'cekap')
Me: ehhh.... (speechless, semakin sadar dengan blunder yg dibuat)
P'Bendum: leres nya cekap, yeuh diseratkeun tah! (sambil menuliskan semacam memo di lampiran surat tadi)
P'bendum: cekap nya leres saratus tah! (masih 'takjub' dengan ke-nrimo-an penulis sepertinya)
*penulis melongo seraya menyesali ke-nrimo-an penulis, tapi terus melanjutkan pembicaraam*
Me: kinten2 iraha tiasa cairna?
p'Bendum: tah di p'Jaja nya, ka p'Jaja we.
Me: iraha pak kinten2? (nanya ke p'Jaja maksudnya)
P'Bendum: hoyongna iraha kitu?
Me: yaah..lebih cepat lebih baik pak..hehe
*tanpa banyak mikir serta merta beliau menyodorkan sebuah amplop*
P'Bendum: yeuh atuh yeuh ai hoyong ayeuna mah, tah saratus rebu nya. Cekap kan tadi saurna. (masih membawa2 si cekap..aarrghh!).
*penulis ambilah amplop itu, bhakan sempat ngintipin! heu*
Me: Hatur nuhun pak.. (dengan senyum penuh kebangaan)


ssstt..bersambung dulu yaahh..nanti disambung lagi, okokok??? see U :))

Selasa, 02 November 2010

Welcome November

First of all I just wanna say: WELCOME NOVEMBER!!! :))

then I just wanna make it clear that I'm being fatter!
hehhh, not a good fact but it's ok laah since it menas that I'm fully guaranted MAKMUR! haha
aahh...that's all what I want to tell right now, see u in my next post yaa.. :D

Selasa, 19 Oktober 2010

INDONESIA GRAND PRIX GOLD (GPG) 2010: Ranking is NOT EVERYTHING!

Indonesia GPG adalah turnamen badminton di bawah Super Series, bisa dikatakan turnamen kelas 2. Maka tak heran, akan banyak muka baru dan asing yang terdata di list pemain yang ikut ambil bagian di turnamen ini. Tidak aneh juga memang karena biasanya di level turnamen ini pemain yang diturunkan ialah pemain-pemain pelapis pemain utama, sedangkan para pemain top yang biasa malang melintang di Super Series (SS) akan jarang ditemui. Yah, memang secara gengsi, hadiah, dan perolehan poin turnamen ini masih di bawah SS sehingga para pemain yang termasuk klaster satu hanya ambil bagian di satu atau dua turnamen GPG saja dalam setahun. Sedikitnya pemain kelas dunia yang ambil bagian di turnamen ini memang menjadi salah satu alasan mengapa GPG menjadi tidak sepopuler SS.

Minggu ini, giliran Indonesiayang berkesempatan menyelenggarakan turnamen yang satu ini. Dari sekian banyak pemain yang terdaftar, hanya Taufik Hidayat, Bona/Ahsan, Greysa Polii/Meilyana Jauhari, dan beberapa mantan pemain pelatnas yang juga pernah harum di kancah internasional yang termasuk dalam jajaran pemain elit. Karena itu, jangan heran bila kemudian mereka muncul sebagai unggulan pertama meski secara peringkat BWF ada di luar 5 besar, belasan, bahkan 20 besar. Naiknya mereka sebagai pemain unggulan tak lain karena secara peringkat merekalah yang tertinggi diantara peserta yang ada. Taufik Hidayat saja ada di ranking 7 dunia, Bona/ahsan di peringkat ke, Greysia Polii/Meilyana ranking, adapun Lyliana Natsir yang bersama Nova Widianto masih menempati ranking satu dunia di turnamen ini hanya menjadi unggulan ke karena ia berpasangan dengan M. Rijal, bukan Nova. Artinya, predikat unggulan sebenarnya hanya berdasarkan siapa yang rankingnya palig tinggi diantara pemain yang ambil bagian saat itu.

Namun, terkadang ranking dan peringkat unggulan sering kali dianggap sebagai segala-galanya. Artinya, siapa yang rankingnya paling tinggi ialah yang paling tangguh, padahal belum tentu sodara-sodara. Unggulan ditentukan oleh ranking, dan ranking itu sendiri ditentukan oleh poin yang diperoleh oleh seorang pemain. Lantas poin itu dari mana? yah dari berbagai pertandingan yang diikuti oleh para pemain. Jadi setiap mengikuti suatu turnamen, selain ada hadiah, juga ada poin yang diperebutkan. Besar poinnya tergantung dari kelas dan babak yang dicapai, semakin tinggi kelas turnamennya dan semakin jauh babak yang didikuti yah semakin tinggijuga poin yang didapat. Artinya, semakin sering seorang pemain mengikuti suatu turnamen, meski jarang menang, maka poinnya akan terus bertambah. Oleh karena itu, ranking tak bisa dijadikan tolak ukur mutlak kualitas seorang pemain. Pemain dengan ranking lebih rendah belum tentu kualitasnya dibawah pemain yang lebih tinggi, dan begitupun sebaliknya.

Contoh paling riilnya yah di turnamen GPG 2010 ini. Sudah, tak usah membahas partai-partai sebelum final, kita langsung bahas partai finalnya saja. Dari lima partai yang dipertandngkan, tiga diantaranya mutlak menjadi milik Indonesia setelah terjadi all Indonesia final di nomor Ganda Putra, Ganda Campuran, dan Tunggal Putra; sedang dua partai sisa yakni di Ganda Putri dan Tunggal Putri masing-masing mempertemukan pemain China Taipei melawan Thailand, dan Indonesia melawan China. Dari kelima partai, yang paling ditunggu sekaligus membuat penasaran ialah Ganda Putri, dimana pasangan Indonesia yang diwakili Greysia Polii/Meilyana Jauhari berhadapan dengan satu-satunya wakil negeri tirai bamboo yang masih bertahan, pasangan kembar Luo/Luo. Menjadi menarik karena inilah satu-satunya partai yang mempertemukan pemain Indonesia dengan pemain non Indonesia. Tanpa mengecilkan pertandingan lain, pertandingan antar dua negara selalu lebih menarik dibanding pertandingan sesama satu negara. Nuansa persaingannya begitu kuat terasakarena masing-masing berjuang membela negara masing-masing. Sementara jika di final dua pemain satu negara bertemu, yang berasa adalah persaingan pribadi, individu, bkan lagi negara.

Pertandingan yang di atas kertas seharusnya bisa dimenangi Indonesia untuk menambahkan gelar ke-4 di turnamen ini, ternyata berakhir anti klimaks bagi unggulan pertama asal Indonesia itu. Di final mereka harus mengakui keunggulan duo Luo-Luo, pasangan muda china non-unggulan. Kan jika berdasarkan teori seharusnya tidak sulit bagi pasangan kita untuk menghempaskan kejutan dari pasangan muda China non unggulan itu. Namun, olah raga, bulu tangkis terutama, bukan sekedar teori melainkan praktek. Di lapangan segala-galanya bisa berubah. Kematangan dan kesiapan baik secara fisik, stamina, juga mentallah yang nantinya akan menentukan keberhasilan seorang pemian. Sering kali, segudang pengalaman mampu membungkan semangat muda, namun tak jarang pula motivasi tinggi mematahkan pengalaman tsb. Nah, yang terjadi pada pemain Indonesia adalah kalah stamina dan mental. Okelah kalau faktor fisik dan staminabisa dilatih dengan semangat tinggi, tetapi yang lebih sering bermasalah ialah mental. Entah mengapa sering sekali pemain kita dikalahkan hanya dalam dua set dengan skor yang cukup mencolok di parti puncak padahal secara kekuatan merata. Bahkan, ketika telah mepimpin jauh di poin-poin kritis, malah sering kali terkejar dan akhirnya pertandingan pun menjadi milik lawan.

Kembali ke pertandingan antara Greysia Polii/Meiliana Jauhari dan duo Luo. Kekalahan mereka sebetulnya tidak begitu mengejutkan, pasalnya pasangan China yang meski bukan unggulan dan peringkatnya jauh di bawah pasangan Indonesia, namun secara kualitas perainan memmmang cukup berimbang. Yah sebagaimana kita mafhum bahwa China, terutama di sektor putri, masih teramat tangguh dan mendominasi dikancah bulu tangkis internasional. Regenerasi yang begitu cepat menempatkan China sebagai yang tertangguh. Masalah ranking yang jauh bisa jadi karena begitu ketatnya persaingan di negeri tirai bambu itu menyebabkan jarangnya beberapa atlet diturunkan sehingga poin yang didapat pun masih sedikit maka tak heran rankingnya bahkan belum menembus 100 besar. Akan tetapi, hampir bisa dipastikan bahwa dalam 1-2 tahun ke depan duo kembar Luo itu akan menembus tim utama dan meraih kesuksesan seperti senior-seniornya kini seperti Du Jing/Yu Yang, dll.

Meski demikian,apresiasi layak diberikan pada pasangan ganda putri kita yang telah berhasil menembus babak final. Bagaimanapun, lawan mereka berimbang. Dan, kekalahan ini bisa menjadi bahan evaluasi bagi pengurus PBSI untuk segera membenahi sektor putri terutama yang masih menjadi titik lemah bulu tangkis Indonesia. Karena toh meski kalah, mereka tetap fight terbukti dari pertandingan yag berlangsung hingga tiga set.

Indonesia Boyong 3 Gelar!

Thanks GOD, finally, they got many titles! Setelah cukup lama puasa gelar di negeri sendiri, akhirnya berhasil memborong 3 gelar dari 5 gelar yang diperebutkan di turnamen adiknya Indonesia Open ini. Hasil yang diperoleh di ajang GPG ini lebih baik dibanding di Indonesia Open mei lalu yang sama sekali tanpa gelar seperti tahun sebelumnya. Dan, ketiga gelar tersebut bahkan telah dipastikan sejak babak semi final saat para pemain Indonesia dipastikan saling bertemu di tiga nomor: XD, MD, dan MS. Artinya, 3 gelar dari 3 all Indonesian final. Menarik? tentu! Bangga? pasti! Tapi, ada sesuatu yng masih mengganjal.

Bukannya tidak senang apalagi bangga bisa menguasai turnamen yang digelar di rumah sendiri bahkan hingga menciptakan all Indonesia final, namun kebanggaan itu akan jauh lebih bermakna ketika prestasi tersebut bukan hanya sebatas di negeri sendiri melainkan juga di negara lain dalam ajang yang lebih besar. Bukan bermksud mengecilkan turnamen GPG ini, tetapi memang ajang ini masih terolong turnamen kelas 2, di bawah Super Series. Tentu akan lebih membanggakan jika prestasi serupa berhasil ditorehkan di ajang Indonesia Open. Apalagi sampai meniru China yang bahkan mampu melakukan sapu bersih tidak hanya di negaranya tetapi juga di luar China. Kan, meniru sesuatu yang baik bukanlah sesuatu yang memalukan toh.

Kembali ke Final GPG. Tiga final mempertemukan sesame pemain Indonesia: Pelatnas dan non-pelatnas. Di Ganda Putra (MD) mempertemukan pasangan pelatnas Bona Septano/M. Ahsan melawan Rian Sukmawan/Yonathan Suryatama yang dimenangi pasangan Bona/Ahsan dalam tiga set setelah Rian/Yonathan menngundurkan diri ketiaka kedudukan 18-17 untuk Bona/Ahsan akibat cedera yang dialami Yonathan sehingga tidak mampu melanjutkan pertandingan. Di tunggal putra (MS), Taufik Hidayat yang unggulan pertama ditantang juniornya Hayom Rumabaka, dan pertandingan ini pun berlangsung dalam tiga set untuk kemenangan Taufik. Sementara di ganda campuran (XD), pasangan yang masih terhitung baru Lilyana Natsir/Tantowi Ahmad mengalahkan pasangan Markis Kido/Lita Nurlita di final.

Bagi Bona/Ahsan, gelar ini menggenapi gelarnya di Vietnam GP. Sementara Hayom, final GPG ini menjadi salah satu hasil terainya tahun ini. Pun Lilyana/Tontowi yang semakin kompak. Semuanya diharapkan mampu melanjutkan prestasi terbaiknya bahkan segera menggantikan posisi senior-senior mereka yang sudah mulai lewat masa keemasannya, terutama karena faktor usia. Dan, sebagai pemain harapan masa depan, semuanya menunjukkan performa yang menjanjikan. Jika terus di asah di berbagai turnamen berikut disertai dengan latihan keras serta sisiplin, dan terutama menguatkan motovasi serta mentalnya, amat sangat terbuka jalan bagi para pemain Indonesia tersebut untuk bersaing menjadi yang terbaik. Bukan hanya dari kuantitas posisi ranking, namun juga dari segi kualitas. Setidaknya gengsi sebagai salah satu negara terkuat di cabang bulu tangkis masih terjaga.

Oleh karena itu, semoga tiga gelar ini bias menjadi motivasi tersendiri bagi para atlet khususnya dan PBSI untuk mempertahankan bahkan meningkatnkan prestasinya. Bagi PBSI terutama, sektor putri sudah saatnya mendapat perhatian khusus. Jangan sampai kita tertinggal oleh Thailand yang mempunyai seorang R. Inthanon, tunggal putri masa depan Thailand yang berhasil memenangi kejuaraan dunia junior tahun ini. Bagaimanapun, keberhasilan seorang atlet selain ditentukan oleh kemampuan dan motivasi pribadinya, tentu saja dipengaruhi pula oleh dukungan orang-orang sekitarnya. Kan toh keberhasilan seorang atlet, terutama di level internasional, nantinya akan menjadi kebanggan masyarakat Indonesia secara umum pula. Betapa bangganya melihat sang saka merah putih diderek seraya dikumandangkan lagu Indonesia Raya..aahh..semoga bukan hanya sekedar wacana atau mimpi. Semoga momen itu akan semakin sering ditemui ke depannya, yah, saat bulu tangkis Indonesia kembali ke masa kejayaannya. Semoga, segera. Segera, semoga. Semoga..aamiin! :))

Sinema 20 Wajah Indonesia: Mak Rasidah

Pemain : Deddy Mizwar, Aty Cancer, Hefri Olivian, Feby Febiola, Audhinatha

Sutradara :

Produksi : SCTV,

Sinopsis:

Adalah Rusdi, seorang direktur perusahaan besar asal minang yang suatu hari pulang kampung demi memboyong sang ibunda, Emak Rasidah, ke ibu kota. Di Jakarta, ia tinggal bersama Nadine (Febi Febiola), sang istri, dan Meriska (Audhinatha) anak perempuan semata wayang mereka. Nadine yang juga wanita karir dan satu perusahaan dengan sang suami, Rusdi, amat menyayangi mertuanya. Pun Meri yang juga menyayangi neneknya. Meski terbilang kolot, mak Rasidah sebetulnya seorang pribadi yang menyenangkan dan penyayang. Sebagai orang tua ia amat menyayangi anak-mantunya, dan sebagai nenek ia pun amat menyayangi dan mencintai cucu semata wayangnya. Ia pun merupakan seorang hamba yang taat.

Rusdi sendiri bersama sang istri dengan perusahaannya sedang terlibat kerjasama dengan Pak Husein (Deddy Mizwar), seorang pengusaha kayak yang lebih bahagia jika perusahaannya diresmikan oleh ibundanya jikalau masih hidup ketimbang dibuka oleh menteri atau pejabat setingkat lainnya. Sesuatu yang dianggap tak lazim oleh pasangan itu, namun begitulah Pak Husein. Bahkan, berkali-kali hasil presentasi prodak perusahaan Rusdi ditolak dengan alasan ada detail yang belum tergarap. Karena sekali lagi pak Husein menegasakan, ia lain dari orang biasa dan kebanyakan sehingga seleranya pun lain pula.

Semakin lama sang amak tinggal bersama keluarganya, semakin Rusdi merasa tak nyaman. Dari mulai cerita kancil mencuri ketimun hingga main perang-perangn dengan Meri, semua dipermasalahkan. Belum lagi sang amak yang senantiasa mengingatkan hal-hal remeh temeh yang sering kali terlupakan seperti berdo’a sebelum makan, mengaji, dll. Juga masalah makan, maklum sebagai orang Padang lidahnya terbiasa dengan makanan pedas sedang orang-orang di rumah Rusdi tidak terbiasa dengan masakan pedas. Suatu hari, Rusdi bahkan melarang sang amak memasuki kamarnya setelah mendapati lipstick Nadine patah. Bahkan di lain hari ia dengan ketus melarang sang ibu mengurusi anaknya lagi saat Mariska jatuh sakit dan kemudian dibawa ke rumah sakit pasca diajak mengelilingi Jakarta olehnya.

Rupa-rupanya waktu itu emak mengajak Nadine mengantarkan paket amanah orang kampung yang belum (juga) sempat tersampaikan oleh Rusdi. Makanya, Mak rasida yang kecewa nekat mengantarkan sendiri paket itu ke alamat yang dituju. Mak Rasida pun bahkan kecewa dengan sikap anak dan kerabatnya yang telah sukses namun dianggap hanya memikirkan diri sendiri saja tanpa bersimpati pada kerabatnya di kampung halaman yang hidup dalam keterbatasan.

Kekecewaan Mak Rasida membuatnya memutuskan untuk kembali ke Padang dengan hanya menitipkan sepucuk surat untuk Rusdi. Dalam suratnya, sang ibu mennyatakan beberapa kekecewaannya pada sikap sang anak yang dinilai kurang baik. Rusdi pun kemudian menyadari bahwa ia telah menyakiti sang amak. Kepada Nadine ia mengaku bahwa dirinya belaku seperti itu karena khawatir sang istri kurang sreg dengan sang bunda, padahal sebenarnya Nadine merasa tak keberatan karena ia pun menghormati dan menyayangi mertuanya tersebut. Belum lagi meri yang merasa amat kehilangan neneknya. Maka, kemudian mreka bertiga pun menyusul amak ke Padang, dan tinggal selama beberapa hari disana. Tak lupa, Rusdi bersimpuh memohnkan ampunan sang Bunda, dan Meri bahagia bisa kembali bermain bersama sang nenek.

Pesan Moral dari sinema ini sebetulnya sederhana saja yakni jangan sampai kesuksesan membuat kita lupa diri sehingga 'lupa' bahkan melupakan segalanya, masa lalu, orang tua, sanak famili, serta semua yang telah berjasa di masa lalu. Jangan sampai ada malin kungang malin kundang yang lain lagi deh..intinya mah. :)

--My Own Review--

Haduh..maaf yah sodara2 penulis belum sempat meriview nih, yah dalam waktu dekat akan segera penulis cantumkan reviewnya, sabar yaa.. (GeeR amat yah kayak bakal ada yg nungguin reviewnya aja! yah tapi ngarep mah boleh donk kan!? hahaha) :D

Sabtu, 16 Oktober 2010

Gunner's 8th Match on EPL 2010/2011

Arsenal Vs Birmingham









*Preview*
Laga ke-8 bagi Gunners, sekaligus laga come backnya sang kapten, Cesc Fabregas, setelah absen sejak menderita cedera pertengahan September lalu. Sejak itu, entah kebetulan ataupun tidak, the Gunners seakan dijauhi oleh dewi fortuna. Pasalnya belum sekalipun tim asuhan Arsene Wenger ini memenangi pertandingan di EPL; dari tiga pertandingan terakhirnya Gunners menelam dua kali kekalahan masing-masing oleh West Bromwich dan Chelsea serta ditahan imbang Sunderland. Bahkan kekalahan dari WBA diperoleh di hadapan pendukung sendiri, betapa menyakitkan. Maka tak heran jika kemudian laga melawan Birmingham ini menjadi begitu spesial. Karena selain digelar di Emirates, di laga ini pun sejumlah punggawa Arsenal yang sempat dihantam cedera beberapa waktu lalu sudah mulai bisa kembali dimainkan seperti Theo Walcott, Nichlas Bendtner, dll. Dan, laga ini pun sekaligus menjadi pembuktian bahwa tim asal London Utara ini masih amat layak diperhitungkan!

Kemenangan menjadi mutlak bagi Gunners untuk memperpendek jarak poin mereka dengan pemimpin klasmen sementara Chelsea yang mencapai tujuh poin. Terlebih, malam nanti Chelsea akan bertangdang ke Villa Park, markas Aston Villa yang baru sekali menelan kekalahan di laga kandang. Belum lagi absennya sejumlah pemain pilat ti asuhan Carlo Ancelotti itu seperti Drogba dan Lampard, yang sedikit banyak akan mempengaruhi jalannya pertandingan. Hal ini jelas menjadi keuntungan sendiri bagi Arshavin dkk., sebab sangat mungkin Chelsea akan terjegal dan kemenangan akan memangkas ketertinggalan mereka, itupun jika ingin tetap berada di jalur juara. Sementara itu, Manchester United dan Liverpool masing-masing menjamu WBA dan dijamu Everton. MU, meski bermain di kandang mesti tetap waspada jika tidak ingin mengalami hal yang sama seperti the Gunners saat dilumat di kandang sendiri. Pun Liverpool yang baru saja mendapat secercah motivasi baru pasca usainya kemelut kepemilikan mereka, harus berjuang keras menghadapi tuan rumah yang tak bisa sipandang sebelah mata. Terlebih lagi, laga antara Liverpool melawan Everton yang merupakan tim sekota yang biasa disebut derby Merseyside ini selalu menjadi salah satu laga terpanas di EPL.

Well, kita lihat saja apakah semuanya akan mendapat tambahan masing-masing 3 poin? Yang pasti laga nanti malam akan menjadi begitu penting bagi Arsenal mengingat lawan yang bakal dihadapi relatif lebih mudah dari rival-rivalnya. Namun, bukan berarti kerja Wenger dan anak asuhnya akan ringan-ringan saja karena Birmingham yang akan diperkuat oleh mantan punggawa Arsenal, Alexandre Helb, tidak akan membiarkan tuan rumah mengantongi tiga angka cuma-cuma. Jangan lupakan pengalaman menjamu WBA beberapa minggu lalu, jadi WASPADALAH, WASPADALAH! GO GUNNERS GO!!! :))