Rabu, 27 Agustus 2014

(Tergoda) Mantan Terindah, (Oh) No Way!

Hi, visitors, postingan ini barangkali bisa terhitung telat. Ya memang, penulis pun niat awal nya ngepost dari pekan lalu, cuman karena satu dan sejumlah alasan jadi tertunda deh.  Ya walaupun sedikit telat, tapi isisnya masih relevan kok (menurut penulis..hehe).  So, please enjoy, as usual. :)

*****

Hasil imbang lawan Besiktas di leg pertama play off Liga Champion menyusul kemenangan dramatis atas Cristal Palace di laga perdana EPL musim 2014/2015 seolah menegaskan bahwa Arsenal belum sebegitu kuat sekalipun telah disuplai dengan sejumlah amunisi anyar.  Menariknya, mantan bintang dan kapten Arsenal yang konon ditolak untuk kembali merapat ke Emirates malah membantu tim yang kini bersedia dengan senang hati menampungnya di Stamford Bridge sana  meraih hasil positif di sejumlah pertandingan yang telah mereka lakoni.  Baik di laga pra musim, begitu pun di laga perdana EPL musim ini.  Menyambangi kandang lawannya yang merupakan tim promosi, Burnley, ia bahkan sukses menyumangkan 2 assists yang menghantar tim nya duduk nyaman di puncak klasmen sementara setelah menyegel kemenangan meyakinkan 1-3.  Hal ini tentu saja membuat banyak pihak kemudian mengkritisi keputusan manajemen Arsenal yang ogah diajak ‘balikan’ oleh sang mantan.

Banner bertuliskan “Cesc is Blue” pun akhirnya terpampang nyata di kandang Burnley sana. A bit disgusting, but that’s not more our business.  “He’s a professional player who has possibility to play in any clubs that he is suitable and required most,” said Opa.   I did agree with him.   Lagi pula sebetulnya menurut penulis both red and blue are truly in his heart since he’s originally Catalan’s soccer academy ‘product’ (IYKWIM).  Sayangnya  klub yang dicintainya forever ever after tersebut eh ternyata malah menyia-nyiakan (talenta) nya (lagi).  So what should we do? Save him again? He’s the one who chose to leave us.  Yes, I and You, we know that he’s no longer in relationship.  He’s available now.  He’s ready to re-start a new relationship with anyone else, and we’re top on his list.  People said that was what so called loyalty, he’s still faithful enough to us.  However, do we (really) need to re-unite a.k.a CLBK?

CLBK mungkin memang bukan hal yang baru dalam dunia sepakbola profesional.  Tidak sedikit pemain yang sudah melalang buana ke sejumlah klub memutuskan untuk kembali mengajukan ‘rujuk’ ke klub lamanya.  Bisa jadi memang passion pribadi sang pemain terhadap ti, atau memang termaktub dalam klausul kontrak pemain yang bersangkutan.  Flamini contohnya.  Hijrah dari Emirates di tahun 2008, dan kembali ke sana di musim lalu.  Tidak tangung-tanggung proses ‘rujuk’ yang diamini kedua belah pihak ini berlangsung mulus bahkan tanpa mengeluarkan sepeser biaya pun.  Tapi, tidak selamanya CLBK menjadi solutif dan berlangsung mulus tanpa adanya kesepakatan dari kedua belah pihak.  Toh tidak ada jaminan tidak akan putus lagi bukan setelah CLBK? Ah..time passing by, and we already found somebody to be loved again so deeply.  Maybe he’s not as awesome as we expeced yet.  But then, loves need time to grow up.  We’re still on that process to grow our love and prevent it better than ever.  Kayak mas Wasit yang sakit banget sampai trauma menikah gegara dikhianatin mantan kesayangannya dan akhirnya terobati setelah bertemu Mawar. #eeaa.

Jadi, jujur saya pribadi sih sependapat dengan sang arsitek tim, opa Wenger, bahwa tidak ada yang harus disesali dengan keputusannya untuk menolak ajakan ‘rujuk’ sang mantan anak emas didikannya.  Adapun penampilam impresif nya bersama tim nya cukuup membuat saya terusik, namun tidak tergoda sama sekali untuk CLBK dengan sang mantan.  Toh baru 1-2 pertandingan ini.  Begitu pun di kubu kami dengan sejumlah pemain yang masih dikritisi, termasuk pengganti sang mantan yang belakangan banyak dibanding-bandingkan kualitas nya dengan si mantan itu sendiri. Hello, people, he’s not even joining us after world cup. Just wait and see for him to shine so so so brightly very very soon. Too early to be compared for both of them right now.  I mean less than 5 matches is not reliable yet to be compared

Well, mantan itu, apalagi seorang Cesc Fabregas yang sangat layak dinobatkan sebagai salah satu mantan terindah yang pernah kami miliki memang memiliki daya pikat yang sulit dinafikkan begitu saja.  Kontribusi nya yang begitu besar dan nyata saat kami tengah mesra-mesra nya sungguh tak mudah dan terlalu tak layak dilupakan begitu saja.  Saya pun jujur saya di masa awal kecintaan saya terhadap Arsenal salah satunya adalah adanya faktor Cesc yang muda namun sudah luar biasa.  Bagaimanapun, pada masa nya dulu ia hampir berhasil mempersembahkan gelar yang diidam-idamkan kami semua.  Sayang, mujur tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak.  Kita, ia dan kami, belum berjodoh untuk mengecup trofi bersama-sama rupanya. Dan pada akhirnya setelah sekian lama dipertahankan toh ia memutuskan untuk tetap pergi juga tepat setahun setelah menjadi kampiun pada gelaran Piala Dunia di Afrika Selatan sana.  

Saat kepergiannya itulah yang menurut sang professor yang patut disesali.  Tapi, apa pun itu, keputusan sudah dibuat, bubur pun tak mungkin kembali jadi nasi.  Toh kami udah berusaha mempertahankan nya selama mungkin, tapi perpisahan yang menohok hati pun tak bisa terhindarkan. Perpisahan memilukan itu biarlah menjadi kisah yang menghiasi lembaran sejarah kita berdua.  Bukan untuk dilupakan begitu saja tentunya, tapi untuk dikenang sebagai memori indah.  Show must go on, right? Jadi perpisahan tersebut mungkin memang sudah menjadi jalan yang terbaik untuk kita. Gracias, Cesc! Good luck to you wherever you are.  Probably we’re not in a romantic relationship as before, but we still remain good friend for each other forever and ever. :)

Tidak ada komentar: