Selasa, 07 Februari 2012

Celotehan Hari Ini (Part II)


Okay, ini lanjutan dari posyingan sebelumnya ya, as mentioned before this would be about my own experience in the beginning of this smester…

Semester ini adalah semester yang tidak biasa dan mudah-mudahan menjadi semester luar biasa dengan hasil akhir yang gemilang..aamiin! :D because of non-technical problem, penulis terpaksa menunda praktek mengajar penulis hingga smester depan dan masih harus seperti mahasiswa non tingkat akhir lainnya yang masih harus bertatap muka dengan dosen di kelas tiap pekannya.  Well, bukan hal baru sih mengingat semester kemarin pun penulis sudah berpengalaman.  Tapi, teteup aja yaa ada perasaan gimanaa gitu sedikitnya mah.

Beruntung, ternyata dari lima MK yang penulis kontrak, di kesemuanya penulis tidak seorang diri!  Jadi, yaa..penulis pun tidak merasa terlalu gimana gitu.  Dan, MK yang dikontrak itu pun sebenarnya bukan karena gak lulus ya, tapi nilainya masih kalau dibahasakan cukup.  Kan, daripada satu semester Cuma ngintrak satu makul dengan 4 SKS aja sayang, mending dimanfaatkan untuk perbaikan nilai juga (sistemnya membolehkan dan memungkinkan loh ya, tolong dicamkan).  Hasil akhirnya nanti, ya tergantung kita nya juga ya.  Banyak teman dan bahkan dosen pembimbing penulis pun mengingatkan bahwa mengulang nilai yang cukup itu tricky “sayang kan kalau sama aja, apalagi kalau turun, sekarang mah yang diambil bukan yang terbagus, tapi nilai yang terakhir”, tapi penulis berprinsip ya itu tadi semuanya tergantung kita, apa serius atau tidak.

Kekhawatiran tentu saja ada, tapi tidak harus jadi satu hambatan yang mesti mengurungkan niat kita.  Toh, motivasi penulis bukan hanya perbaikan nilai yah, tapi juga up grade pengetahuan dan terutama pemahaman penulis.  Ngaku deh, masih pada inget gitu sama materi-materi kuliah 2-3 tahun yang lalu?  Ada sih aada, tapi berapa persen hayoh? Jawab masing-masing aja ya.. Rasa malu karena ngulang? Gak munafik, sedikitnya ada, tapi itu tadi ya penulis balikin ke perinsip bahwa semua ini akan jadi bahan pemantapan atau up grade pemahaman penulis terhadap materi-materi itu.  Toh, di beberapa MK yang penulis ulang ini, dari pengantar awalnya saja sudah cukup lumayan banyak memberikan pencerahan.  Penulis tidak akan menuding ketidakpahaman penulis karena dosennya ya karena banyak faktor pendukungnya sebetulnya termasuk dari penulisnya sendiri yang waktu itu belum serius mungkin, everything is possible.

Dan, di semester ini penulis bertekad akan sangat-sangat serius supaya hasilnya optimal! Yah, it’s the last, so it has to be the best!  And, I think I’m going to enjoy this semester with the new lecturer in the similar courses (many of them), and it would be wonderful, I think!  Let’s look on the positive side that I’m going to have more friends and the opportunity to gain better result is very much possible besides to up-grade my comprehension toward those courses.  The fact that it’s the second time for me in taking the similar courses should be the alarm for me to be more serious and study harder, unless there will be no progression during the semester, in other words we do for nothing.  A BIG NO for NOTHING!  So, I really hope that everything will run well and manageable so that my objectives for this semester can be reached.  and, it will be fantastic if I can finish my proposal during the end of the semester and start to process it since the beginning of the odd semester and finish it before the end of that semester so I won’t leave any longer from my friends, even it will be enjoyable if I can graduate together with them *hope the angel listen to my hope and they said “aamiin” then tell it to the GOD*.

*Funny Experience un the Beginning of the New Semester*
Okay, itu ya cita-cita (bukan lagi mimpi) penulis di semester ini khususnya, dan di tahun ini khususnya.  Naah, pengalaman menarik lainnya adalah ketika penulis mengalami hal yang sama seperti masa-masa tiga tahun yang lalu, ketika penulis masih menjadi sophomore.  Bedanya, jika dulu penulis menjadi subjek, maka kini menjadi objeknya!  Hukum karma? Hemm….maybe yes, maybe no.  Jadi dahulu kala, penulis yang sudah nyaman dengan format kelas yang hanya berisikan tidak lebih dari dua puluh orang sangat merasa tidak nyaman ketika tiga kelas yang masing-masing berisi hampir dua puluh orang itu dipersatukan dalam satu kelas!  Bayangkan yang asalnya terbiasa dengan kelas kecil tiba-tiba kelas besar.  Namun, berhubung sistemnya begitu, yah apa mau dikata.  Naah, yang bikin penulis sempat mendumel ialah saat mendapati kenyataan lain bahwa jumlah mahasiswa tuan rumah yang sudah banyak itu masih harus ditambahi para ‘penyusup’ dari angkatan atas.

Dan, believe it or not, perasaan yang sama mungkin saja dirasakan mereka pada penulis saat ini.  Merasa terusik dengan kehadiran para penyusup dari semester atas yang salah satunya adalah penulis..hehe.  Tap sih penulis maklum karena toh itu juga yang pernah dirasakan sepengalaman penulis.  Tapi, selalu ada hikmah di setiap perkara, itu yang selalu penulis yakini, dan memang terbukti.  Ngulangnya penulis secara tidak langsung membrikan satu eehh dua pelajaran berharga bagi penulis yaitu: 1) jangan sekonyong-konyong men-judge tanpa mencari tahu kebenarannya, dan 2) bahwa segala sesuatu itu bukan tanpa alasan alias selalu ada sebab dibalik akibat! 

Dulu, sempat terbesit di fikiran penulis “kok si teteh anu ngulang sih, jangan-jangan…..; kok si akang anu ngulang, susah emang MK nya, ahh gak mau kayak mereka”, jahat banget ya penulis *ampuun*.  Intinya, penulis underestimate duluan dan cenderung men-judge ya tanpa mencari tahu kenapa dan kenapa.  Pokonya karena mereka ngulang udah berarti mereka gak pinter-pinter amat, buktinya: ngulang!  Padahal kan, nyambung ke yang kedua bhawa segala sesuatu itu bukan tanpa alasan.  Mungkin memang ada yang memang mesti ngulang karena hal teknis terkait instrument penilaian yang tidak terpenuhi seperti (jarang mengerjakan tugas, gak ikut ujian, dll), tapi tidak sedikit yang terganjal faktor non-teknis seperti kehadiran yang kurang memenuhi ketentuan.  Intinya, gak semua mereka yang ngulang itu berarti gak pinter!

Ada dua kriteria dalam mengulang MK: wajib dan optional.  Wajib bila nilai kita “E” yang artinya gagal, dan optional untuk nilai B-D (karena gak mungkin lah kalo udah A mau ngulang lagi, kecuali ada faktor X….heu).  Secara prinsip nilai C bhakan D itu lulus, namun entah mengapa terasa begitu mematikan jadi selagi ada kesempatan untuk memperbaiki ya kenapa enggak, betul? *ala Kiwil*.  Naah, hati-hati juga nilai E itu jug bukan berarti mereka gak pintar.  Ingat, di luar faktor teknis (nilai) ada pula faktor non-teknis seperti absensi.  Banyak mahasiswa yang menyepelekan masalah yang satu ini.  Padahal, meski banyak yang pada ujungnya fleksibel walaupun secara teknis hampir di semua jurusan mencantumkan syarat absensi 80% di tiap MK untuk bisa mendapat hak dinilai, namun tidak sedikit pula yang benar-benar menerpkannya, termasuk di universitas khususnya jurusan tempat penulis menuntut ilmu.  Penulis nih salah satu ‘korban’ absensi.  Gara-gara absensinya kelebihan satu kali, yasudah otomatis dinyatakan gagal, padahal 4 SKS dan itu di akhir pertemuan!  Percaya deh gagal gara-gara absensi jauh lebih menyakitkan daripada gagal karena tidak ikut ujian atau nilai ujiannya tidak bagus. 

Tapi, bagaimanapun, tidak layak rasanya menyalahkan dosen toh itulah aturannya.  Penulis pun sadar sepenuhnyya bahwa ya memang itu kesalahan penulis karena tidak hadir tepat waktu di kelas.  Mengertikah?  Baik akan diperjelas.  Jadi itu bukan karena penulis emang bolos atau apa, tapi gara-gara penulis telat 1-2 mneit dari waktu toleransi yang sudah disepakati!  Makin nyesek kan tuh. Tapi yasudlah, study must go on.  Tadi, sesuai apa yang penulis yakini bahwa segala sesuatu pasti mengandung hikmah, termasuk yang ini.  Setidaknya, dalam hal ini, penulis jadi punya kesadaran akan dua hal tadi sekaligus sebagai koreksi atas kekeliruan penulis dalam  menilai kakak tingkat yang ikut mengontrak saat penulis masih di semester-semester awal.

Kalau dibalikan ke atas, pada kriteria mengulang MK, maka di semester ini, satu ML saja yang sebenarnya mau  tidak mau haru diulang karena  divonis gagal, tapi berhubung nanggung sekali kuliah satu MK saja, maka sekalian aja sambil memperbaiki nilai yang masih cukup, kan lumayan yah kalau kita serius setidaknya akan mengurangi koleksi nilai cukup kita di transkrip akhir nanti *modus*, tapi ya begitulah “sambil menyelam minum air” atau “sekali mendayung, dua tiga pulau terlewati”, jadi sambil lah. Tapi ya itu tadi, semuanya akan sangat bergantung pada KITA, apakahi kita SERIUS atau sekedar ikut-ikutan dan coba-coba tanpa ada usaha lebih dan tekad yang solid.  Untuk kalian para “tuan rumah”, mohon maaf ya bila kedatangan kami mengusik kalin, tapi percayalah jika boleh memilih tentu kami pun enggan ya sebetulnya mesti mengulang, namun itu tadi ada sejumlah alasan yang memaksa kami untuk menyusup di kelas kalian, dan sungguh kalian baru akan benar-benar paham setelah kalian mengalaminya sendiri *bukan mendoakan, sama sekali tidak, dan semoga tidak menimpa kalian*.  Intinya, kami hadir disana karena dan untuk sejumlah alasan yang bisa dipertangungajawabkan.

Akhirul kata, mari senantiasa berpositive thinking, jangan suka main hakim sendiri, find the truth sekalipun nantinya dibilang suka kepo, but I think it much better than asal main tuduh jebred jebred tanpa dasar yang jelas.  So, peace and cheers….. :D

Ps: #FAKTAPENTING! baru tadi pagi aja, seorang dosen mengungkap fakta bahwa mayoritas mahasiswa yang dapet nila “E” itu ternyata bermasalah di absen!  Hal yang *akuin aja* kadang-kadang disepelekan, padahal justru itulah, yang meski tidak masuk penilaian, tapi jadi semacam tiket untuk keluarnya nilai.  Kata sang dosen “kadang ada mahasiswa yang sebenernya dia layak dapet “A” secara nilai, tapi karena absennya melebihi kuota alias pertemuannya kurang dan otomatis dicoret, jadi nilainya pun otomatis “E” karena sudah tidak mungkin diluluskan”.  Jadi, itulah #FAKTAPENTING-nya, naah kalaupun ada yang bermasalah di nilai umumnya jatohnya ke “D” walaupun ada juga emang yag sampai “E’ saking missal gak ikut UTS atau UAS yg presentase nilainya gede, kan pas dikalkulasi di akhir yaa gak akan sampai ke standar minimum atuh….begitu, so, yah itu sih penulis menghimbau yah, kisah yang penulis muat di atas semoga bisa dijadikan pelajaran berharga, dan pesan sekaligus rekomendasinya adalah bahwa be careful and aware of ur time and ur absence!  Semoga bermanfaat, GOOD LUCK! J

Tidak ada komentar: