Minggu, 19 Juni 2011

Result Li Ning Singapore Open Super Series 2011

1. Mix Double (XD), Game yang ketat

Pertandingan yang mempertemukan pasangan unggulan keempat Tantowi Ahmad/Liliyana Natsir berhadapan dengan pasangan non unggulan asal Taiwan Chen Hun Ling/Chen Wen Hsing berlangsung sekitar 41 menit dalam dua game, 21-14, 27-25.

2. Woman Single (WS), Tine Baun seperti kehilangan tajinya

Setelah bermai impressif dengan mengalahkan unggulan pertama salal China, Wang Shixian, Tine baun yang merupaka unggulan keenam harus mengakui ketangguhan Wang Xin, juga pemain China (unggulan ketiga) dua set langsung 21-19, 21-17. Permainannya tidak se-fight saat melawan Shixian di babak sebelumnya.

3. Men Single (MS), Chen Jin menang tanpa berkeringat

Chen Jin dinyatakan sebagai pemang setelah Lin Dan mengundurkan diri dengan alas an kesehatan. Konon LD terjangkit penyakit Gastroenteritis (semacam penyakit yang melanda perut gitu katanya) sehingga tidak bisa bertanding. Walhasil Chen Jin pun menjadi juara Cuma-Cuma, tanpa harus bertanding, tanpa harus mengucurkan keringat barang satu tetes pun! Wow! Hemm..tapi bisa jadi ini strategi china as always yang gak jarang bikin manipulasi kayak gini dengan mengorbankan salah satu atletnya demi kepentingan atlet yang lainnya. Let’s see how Lin Dan performance in Indonesia Open Premiere Super Series besok, apakah sisa-sisa penyakit itu masih akan menapak atau justru ia menjadi SEGAR BUGAR SEHAT WAL AFIAT???? Mari menjadi saksi!

4. Women Double (WD), Satu-satunya harapan Korea

Ha Jung Eun/Kim Min Jung menjadi satu-satunya harapan Korea untuk meraih gelar di Singapore Open Super Series 2011 ini setelah pasangan Jae Sung/Lee Yong Dae tersisih di Semi Final kemarin (18/06). Sayang di final mereka mesti menyerah dari pasangan China, Tian Qing/Zhao Yunlei 13-21, 16-21 dalm kurun waktu 42 menit. Kemenangan ini sekaligus mengantarkan China meraih gelar ketiganya dalam turnamen yang berlangsung dari tanggal 14 Juni lalu ini.

5. Men Double (MD), sebuah antiklimaks bagi Alvent/Hendra

Di partai penutup ini, Cai Yun/Fu Haifeng (China) membuangkam perlawanan Alvent Yulianto/Hendra Aprida Gunawan dua set saja 21-17, 21-13 hanya dalam 36 menit. Sempat bersaing ketat dig am pembuka, setelah saling mengejar angka hinga 17 sama, Alvent/Hendra harus tertahan di poin tersebut sementara lawannya terus memnambah poin hingga menutup game pertama dengan skor 21-17. Memasuki set kedua, kesalahan sendiri yang banyak dilakukan pemain Indonesia membuat mereka sempat tertinggal jauh 4-13. Meski sempat mendekat hingga 9-15, Cina akhirnya membawa gelar juara setelah menutup game dengan skor 21-13. Sungguh akhir yang antiklimaks bagi Alvent/Hendra yang di partai sebelumnya berhasil menghempaskan perlawanan pasangan Cina, Chai Biao/Guo Zhendong, melalui pertarungan ketat 3 set, 21-19, 24-26, 21-14 untuk meraih tiket ke final. Sementara Cai/Fu mesti berhadapan dengan lawan tangguh unggulan kedua asal Korea Jung Jae Sung/Lee Yong Dae, yang dikalahkan melalui straight set 21-16, 23-21, sebelum melaju ke final hari ini.

Hemm…overall, China kembali Berjaya dengan raihan 4 gelarnya. Hal ini sekaligus menegaskan dominasi Cina di kancah perbulutangkisan internasional. Dari empat gelaran Super Series yang telah dihelat tahun ini, China telah mengoleksi 15 gelar dari 20 gelar yang diperebutkan, sedangkan 5 gelar sisa menjadi milik Indonesia (1x), Denmark (1x), Korea (1x), Malaysia (2x). Dan, itu belum termasuk kumlah all-chinese-final yang sukses dibukukan oleh tim asuhan Li Yong Bo tersebut. Terlihat bukan betapa China masih amat sangat dominan. Jika kondisi seperti itu berlanjut terus bukan tidak mungkin ke depannya turnamen badminton akan menjadi monoton karena juranya yaa China lagi, China lagi (bilang aja sirik yaa pake istilah monoton segala! Ckckck). Yaah, semoga prestasi atlet Indonesia bisa semakin meningkat sehingga mampu bersaing (lagi) dengan atlet-atlet China tsb.

Ajang Indonesia Open Premiere Super Series bisa menjadi pembuktian seberapa pesat perkembangan bulu tangkis tanah air disbanding tahun-tahun sebelumnya. Penampilan impresif Greiysa Polii/Meiliana Jauhari di Sudirman Cup masih belum konsisten terbikti dengan terhentinya langkah mereka di babak perempat final Singapore Open. Ketangguhan dan konsistensi juara Singapore Open, Tantowi Ahmad/Liliyana Natsir pun akan kembali diuji disini, di rumah sendiri, ketika besarnya dukungan sekaligus tekanan akan diperoleh. Selain itu, ajang IOPSS tsb diharapkan mampu menjadi titik balik prestasi juara Olimpiade sekaligus Asian Games pasangan Markis Kido./Hendra Setiawan setelah gagal di SO pekan ini. Pun performa Alvent/hendra diharapkan tidak mengalami penurunan bahkan kembali mampu menembus final. Selain itu, harapan pun layak disematkan pada para tunggal putra kita seperti Taufik Hidayat, Simon Santoso bahan Sonny Dwi Kuncoro yang baru recovery dari cedera panjangnya sekalipun termasuk para pemain muda seperti Hayom Rumbaka, Alamsyah Yunus, dan Tomy Sugiarto.

Intinya, jangan biarkan Cina kembali mendominsi, itu saja. Sebagai tuan rumah tentu akan menjadi lebih afdol bila kitayang bisa mendominasi, bahkan sapu bersih bila memungkinkan. Jangan samapi prestasi tahun-tahun lalu dimana Indonesia sebagai tuan rumah sama sekali gagal ‘mengamankan’ barang satu gelar pun di ajang serupa. Wish they luck, then. :))

Tidak ada komentar: