Hai, visitor!!!
Penulis lagi SEMANGAT 45 nih
buat posting, kali ini lain dari yang biasa, so special! Why? Becoz it’s really
the first time I post my posting early after the event happened! Kan, biasanya suka ketunda atau malah ditunda
karena memang sudah ditunda dari awalnya..hehe, naah meski belum bisa
dilengkapi gambar, mudah-mudahan masih appropriate! So, enjoy my posting guys… J
***
Penganugerahan
Piala Vidya yang sudah lima tahun alamnya basen semenjak terakhir kali digelar
berbarengan dengan penyelenggaraan FFI tahun 2006 lalu akhirnya kembali dihelat
selasa (06/12) ini. Pembacaan para
pemenang yang nominasinya sudah dibacakan sejak beberapa pekan sebelumnya ini
ditayangkan secara live di salah satu stasiun TV swasta paling sepuh di negeri
ini. Demigisela Sinema-nya Deddy Mizwar
bersaing ketat dengan Karno’s Film-nya Rano Karno di banyak kategori. Menariknya, Demigisela Citra Sinema mendominasi dengan lima judul berbeda (Bakpao Ping Ping, Mahasmmara, Mutiara Hitam, Pensiunan dan
Monyet, dan Sandal Butut) sementara Karno’s
Film hanya mengandalkan satu judul (Si
Doel Anak Pinggiran), sementara di luar itu ada Dharmawangsa X Studio dengan dua
judul (Gara-gara Marni dan Semanis
Madu Cinta Retno), dan MNC
dengan tiga judul (1 Hati 3 Cinta,
Mengejar Cinta Olga, Rocker jadi Romantis).
Mulai
ditayangkan hampir mendekati pukul 10 malam (biasa nunggu sinetron unggulan
yang tanpa ujung itu berakhir), acara yang dipandu oleh Jessica Iskandar dan
Vincent Rompie ini dibuka dengan penampilan special kolaborasi Seven Icons dan
. PJ dkk tampil anggun dalam balutan
gaun mini bernuansa pink yang manis (ganti Imejkah—nurutin girl band yg dilemma
itu--? Maybe yes maybe…), sementara para lelaki berjas dengan kemeja
warna-warni ala boy band-nya.
Kategori
Pemeran Pendukung Pria Terbaik
dibacakan oleh Dimaz Andrean dan Dimas Aditya sebagai kategori pembuka
dimenangkan oleh Gunawan Sudrajat
dalam Mengejar Cinta Olga, mengalahkan nomine lain seperti Didi Petet
(Bakpao Ping Ping), Dian Sidik (Gara-gara Marni), Zainal Abidin Domba
(Pensiunan dan Monyet), dan Mandra (Si Doel Anak Pinggiran).
Tanpa
jeda, Niken Anjani dan Nadila Ernesta tampil membacakan nominasi Pemeran Pendukung Wanita Terbaik dengan
nomine Aminah Cendrakasih (Si Doel Anak Pinggiran), Nungki Kusumastuti (Rocker
Jadi Romantis), Lia Waode (Gara-gara Marni), Vanessa Clarissa (Semanis Madu
Cinta Retno) dan Neni Anggraeni (Bakpao Ping Ping) yang kemudian
terpilih sebagai yang terbaik.
Pasca
jeda iklan pertama, Armada muncul menyapa penonton di studio dan pemirsa di
rumah dengan hits “Aku Inging Setia” nya.
Rizal Cs tampil kompak denggan setelan resmi: jas abu, kemeja hitam, dan
celana panjang hitam yang teteup menyerupai pensil (nuansa anak Band-nya
kentara uy!).
Setelahnya,
Riyan Delon dan Gita Sinaga beriringan muncul di atas panggung untuk membacakan
kategori Penata Suara dan Musik Terbaik
dengan Hidayat S & Chandra (Bakpao Ping Ping), (Gara-gara Marni), Harry AS
& Chandra (Pensiunan dan Monyet), Ardi Aris Iskandar (Si Doel Anak
Pinggiran) sebagai nominasi di kategori penata suara; sementara Areng Widodo
(Mahasmara, Pensiunan dan Monyet, Sandal Butut, Tak Cukup Sedih) dan
Purwatjaraka (Si Doel Anak Pinggiran) bersaing dalam kategori penata musik. Dan, penata suara Ardi Aris Iskandar dalam sinema Si Doel Anak Pinggiran,
sedangkan penata musik terbaik jatuh pada Areng
Widodo yang memborong nominasi akhirnya muncul sebagai yang terbaik melalui
sinema Sandal Butut.
Suara seraknya Momo menjadi
penanda kemunculan Geisha di atas panggung seusai pembacaan dua nominasi tadi
dengan membawakan tembang “Kamu yang Pertama” sebelum jeda kedua.
Wajah
Jessica Iskandar dan Vincent Rompies kembali menghiasi layar kaca pasca jeda
menyapa para pemeran Si Doel: Rano Karno dan Maudy Koesnaedi. Setelah sedikit
berpetuah seputar perfilmtelevisian Indonesia hari ini. Sisca Jesicca dan Shareena Rizky muncul di
atas panggung untuk mebacakanan kategori Pengarah
Artistik Terbaik dengan nominasi Frans XR (Bakpao Ping Ping), Ioana (Mahasmara),
Iwan J (Gara-gara Marni), Rusman (Si Doel Anak Pinggiran), Vino Andrea
(Pensiunan dan Monyet); Bayu Samanta (Pensiunan dan Monyet), Desteni Ali (Gara-gara
Marni), Eriz Rizky (3 hati), Hengky Kris (Si Doel Anak Pinggiran), ST Ahmad
Idrus JS (Bakpao Ping Ping) menyusul dinominasikan dalam kategori Penyunting Gambar Terbaik. Frans
XR dalam Bakpao Ping Ping dan Hengky
Kris untuk Si Doel Anak Pinggiran menjadi yang terbaik pada kedua kategori
tersebut.
Shuffle Dance menjadi bagian
dari performa yang ditampilkan sejenis boyband (aduh gatau deh namanya apa)
yang berduet dengan Momo Geisha menyanyikan lagu ”Party Rock Anthem” disusul
jeda ketiga.
“Panah
Asmara”-nya Afgan yang (entah mengapa) diiringi 7 Icons (yang bak pengiring
vokal yang Cuma ikut nyanyi di refrain-nya aja) dengan aranseman musik oleh Ony
n Friends membuka jeda sebelum pembacaan nominasi Pengarah Visual Terbaik oleh Oka Antara dan Eriska dengan nomine
Enggong Supardi (Pensiunan dan Monyet), Joel F. Zola (Bakpao Ping Ping), Regina
Pah (Gara-gara Marni), Sandy Farid (Si Doel Anak Pinggiran), dan Yudi Datau (Mutiara Hitam) yang kemudian dinobatkan sebagai yang terbaik dalam
kategori ini.
Menjelang jeda keempat, lirik
“Dimana..dimana…Kemana…kemana..” diperdendangkan Ayu Ting Ting pedangdut muda
yang tengah naik daun, dari hits andalannya “Alamat Palsu”.
Suara
jazzy jebolan IDOL Citra Skolastika dengan renyah ditampilkan sebagai pembuka jeda keempat lewat tembang
“Everybody Knew” dengan disertai iringan terompet oleh Kak Ony. Ibnu Jamil dan Soraya Larasati kemudian hadir membawakan kategori Penulis Cerita Asli Terbaik dengan
nomine Armantono (Sandal Butut), Arswendo (Mahasmara), Deddy Mizwar (Pensiunan
dan Monyet), Rano Karno (Si Doel), dan Tiya Sirhan (3 Hati untuk 1 Cinta); disusul Penulis
Skenario Terbaik Armantono (Pensiunan dan Monyet), Arswendo, Lintang
Pramudya Wardhani (Bakpao Ping Ping), Putu Wijaya (Tak Cukup Sedih), Rano Karno
(Si Doel Anak Pinggiran). Pak Haji Deddy Mizwar melalui Pensiunan dan Monyet serta Lintang Pramudya Wardhani dengan Bakpao Ping Ping-nya
berhak atas Piala Vidya pada dua kategori penulisan tersebut.
Tanpa
hiburan pra dan pasca jeda kelima, suara narator menghantar Ferry Ardiansyah
dan Lian Firman naik ke atas panggung untuk mengumumkan nominasi Pemeran Utama Wanita Terbaik dengan
Nomine Adinia Wirasti (Mahasmara), Happy Salma (Tak Cukup Sedih), Jajang C.
Noer (Sandal Butut), Maudy Koesnaedy (Si Doel), Poppy Sovia (Rocker Jadi Romantis). Kategori yang di salah satu artikel yang
penulis baca menempatkan Jajang C. Noer sebagai unggulan ini berhasil diraih
oleh mpok Zaenab alias Maudy Koesnaedy
lewat Si Doel Anak Pinggiran.
Armada
tampil untuk kedua kalinya dengan membawakan tembang “Dimabuk Cinta” yang disusul kemunculan kembali kedua host
Jessica Iskandar dan Vincent Rompies mempersilakan Masayu Anastasia, Jennifer
Arnelita, dan Sabai Morshcek (yang menjulang diantara kedua pembaca nomine yang
lain) mengumumkan kategori yang nominasinya Donny Alamsyah (Gara-gara Marni),
Fathir Muchtar (Semanis Madu Cinta Retno), Rano Karno (Si Doel Anak Pinggiran),
Ringgo Agus Rahman (Mahasmara), dan
Rivaldo B. Mamoribu (Mutiara Hitam).
Dan, Piala Vidya kategori Pemeran
Utama Pria Terbaik diberikan kepada Ringgo
Agus Rahman dalam Mahasmara.
Momo
untuk ketiga kalinya, kedua kali bersama dan bagi GEISHA, menyumbangkan suara
seraknya, kali ini dengan tembang “Pergi Saja” sebagai pembuka jeda
keenam. Selanjutnya Dimas Seto menemani
aktris senior Nanny Wijaya mengumumkan kategori Sutradara Terbaik yang nominenya Ario Rubbik (Si Doel Anak
Pinggiran), Herwin Novianto (Pensiunan dan Monyet), Putu Wijaya (Tak Cukup
Sedih), Viva Westi (Bakpao Ping Ping), Winanda E. Milalatoa (Gara-gara
Marni). Kategori ini kemudian menjadi
milik sutradara Bakpao Ping Ping, Viva Westi.
Jeda
ketujuh dibuka oleh medley soundtrack
sinetron lawas yang diawali oleh penampilan solo Rizal Armada yang menyanyikan
soundtrack Si Doel,, disusul penampilan Citra Skolastika dengan tembang yang
cukup lawas yang liriknya “Ku Tersanjung” (soundtrack Tersanjung, sinetron pertama
yang nyampe berSEASON kayak sinetron
masa kini! heu), dilanjutkan penampilan 7 Icons “kuakui…sungguh aku sayang
sampai mati” (gak tau juga judulnya, agak asing uy lagunya! hoo), disambung
Afgan yang menembangkan lagu “Keluarga Cemara” (jadi kangennn sama sinetron
yang memorable itu).
Setelah
itu, pembacaan pemenang nominasi puncak yakni Film Televisi (FTV) Terbaik yang dibacakan oleh Sandy Nayoan
bersama Chiko Jericco pun tiba. Bakpao Ping Ping produksi Demigisela Citra Sinema akhirnya keluar
sebagi FTV terbaik tahun ini menyisihkan empat nominee lainnya dimana tiga
diantaranya juga produksi Demigisela Citra Sinema yakni Mahasmara, Pensiunan dan Monyet, Sandal Butut; sementara satunya
lagi Si Doel Anak Pinggiran merupakan
produksi Karno’s Film.
Berikut Hasil Lengkap Pemenang
Piala Vidya 2011:
Pemeran Pendukung Wanita Terbaik
Pemeran Pendukung Pria Terbaik
Pemeran Utama Wanita Terbaik
Pemeran Utama Pria Terbaik
Penata Suara Terbaik
Penata Musik Terbaik
Pengarah Artistik Terbaik
Penyunting Gambar Terbaik
Pengarah Visual Terbaik
Penulis Cerita Asli Terbaik
Penulis Skenario Terbaik
Sutradara Terbaik
Film Televisi Terbaik
|
Neny Angraeni (Bakpao
Ping Ping, Demigisela Citra Sinema)
Gunawan (Mengejar
Cinta Olga, MNC)
Maudy Koesnaedy (Si
Doel Anak Pinggiran, Karno’s Film)
Ringgo Agus Rahman (Mahasmara,
Demigisela Citra Sinema)
Ardi Aris Iskandar(Si
Doel Anak Pinggiran, Karno’s Film)
Areng Widodo (Sandal
Butut, Demigisela Citra Sinema)
Frans XR (Bakpao
Ping Ping, Demigisela Citra Sinema)
Hengky Kris (Si Doel
Anak Pinggiran, Karno’s Film)
Yudi Datau (Mutiara
Hitam, Demigisela Citra Sinema)
Deddy Mizwar (Pensiunan
dan Monyet, Demigisela CS)
Lintang Pramudya Wardhani (Bakpao Ping Ping, Demigisela CS)
Viva Westi (Bakpao
Ping Ping, Demigisela Citra Sinema)
Bakpao Ping Ping (Demigisela
Citra Sinema)
|
Yang Unik dari Gelaran Piala
Vidya 2011 . . .
- Pas perwakilan pemenang nominasi FTV terbaik speech, beliau berterimakasih pada stasiun TV pelopor lahirnya FTV yang sekaligus menanyangkan FTV tersebut padahal acaranya digelar di stasiun TV tetangganya (kan kalau dalam keadaan normal suka disensor, bukan?)
- Live-performance nya 7 Icons (no comment ahh, buat yg nonton juga any comment? :p)
- Lagu Keluarga Cemara yang setelah sekian lama…Afgan pula yang nyanyiin!
- Dominasi Demigisela Citra Sinema (gak aneh juga tapi tetep unik)..
- Sepinya suasana studio yang semestinya harus jauh lebih ramai mengingat gengsi ajang penghargaann ini..
- Para pembaca nominasi yang kebanyakan…apa yaa, berkesan asal nempatin!
- Penampilan 7 Icons yang lebih girly, padahal kan sebelumnya image-nya cenderung gothic!
- Minimalisnya pengisi acara (baca: penyanyi) sampai Rizal sama Momo bisa tampil sampai 3-4 kali!
- Apa lagi yah, sisanya nyusul yaaaa :p
A personal opinion toward
the Vidya’s Award...
Well,
meski judul yang penulis pake cenderung provokatif, tapi pada dasarnya penulis
memafhumi bahkan sepakat jika nominasi di berbagai kategori memang didominasi
oleh FTV produksi Demigisela Citra Sinema yang muncul setiap dua pekanan dalam
program Sinema Wajah Indonesia di SCTV. Program
yang awalnya hanya digarap sebanyak 20 judul untuk ditayangkan setiap selasa
dalam rangka menyambut ualang tahu ke-20 sang stasiun TV yang menayangkan
program ini kemudian diperpanjang mengacu pada animo masyarakat yang ternyata
sangat menyambut baik dan malah menantikan kehadirannya. DINANTIKAN! Loh, memang FTV yang lain
kemana? Kan hari ini FTV lagi musim
lagi, dalam sehari di satsiun TV yang sama bahkan bisa menayangkan 3-4 judul,
wow! Terus?? Sayang seribu sayang banyak di antara FTV
yang menjual gambar-gambar yang indah dan didukung pemain-pemain kelas Film itu
justru lemah di segi penceritaan.
Konflik utamanya tidak pernah lepas dari unsur cinta dengan plot yang relatif
setipe dan mudah ditebak, paling FTV
yang satu dengan yang lain cuma beda judul sama nama tokohnya saja terus
alurnya dimanipulasi dikit dan selalu diakhiri dengan Happy Ending, yah pokonya
ngepop, remaja, dan hiburan tok sekali lah.
Naah, kalau di Sinema Wajah Indonesia, unsur budaya, religius, dan nilai
moral serta sosial kemasyarakan lebih ditonjolkan dibanding konflik seputar
percintaan yang kalaupun ada hanya sebagi bumbu penyedap saja. Nonton Sinema Wajah Indonesia bukan sekedar
memberikan hiburan, melainkan lebih jauh mengajak penontonnya berfikir pesan
moral di balik kisahnya. Gambar dan
pemandangan yang disuguhkan gak kalah eksotis kok, apalagi kalau sedang
mengangkat tema budaya lokal tertentu yang settingnya
pun pada akhirnya berlokasi di wilayah setempat seperti Mahasmara yang
berlokasi di Solo, Bakpao Ping Ping di Singkawang, serta Mutiara Hitam di
Papua. Belum lagi para artisnya yang
berakting bak di Film layar lebar. Reza
rahardia, Ringgo Agus Rahman, Jajang C. Noer merupakan beberapa pemain Film
yang rutin ambil bagian di program ini.
Tapi, tidak sedikit pemain spesialis FTV yang remaja BGT itu turut
bergabung di proyek ini, contoh shahihnya peraih Piala Vidya untuk kategori FTV
Terbaik yang dimenangkan oleh Bakpao Ping Ping memasang () sebagai pemeran utama
yang didampingi oleh actor sekaliber Didi
Petet di barisan pendukungnya.
Ada pula Kirana Larasati, Olivia Zalianty, Ryan Delon, Yama Carlos, Dea
D’syawal, dll yang juga pernah ikut bermain di program Sinema Wajah Indonesia
ini. Adapun Karno’s Film yang menjadi
pesaing kuat PH-nya bang Haji dalam ppengenugerahan Piala Vidya semalam juga
layak mendapat apresiasi dengan proyek (belum tau harus mengistilahkannya
dengan apa) Si Doel Anak Pinggiran, yang sayangnya tidak sempat disaksikan
penulis! Hehe.. Tapi ya percaya lah kalau orang di balik layarnya seorang Rano
Karno yang juga sempat membesut sinetron dwilogi Gita Cinta dari SMA dan Puspa
Indah Taman Hati-nya Eddy D. Iskandar.
Belum lagi jajaran artis pendukungnya adalah mereka yang dengan sukses
mempertontonkan gambaran kehidupan sehari-hari keluarga Betawi asli yang
sederhana terdiri dari keluarga inti beranggotakan Babeh, Nyak, Doel, dan Atun
beserta anggota keluarga tambahan Mandra (adik Nyak), Engkong-Engking (orang
tua Babeh), mas Karyo (tetangga asli Jawa), serta Zaenab dan Sarah (teman
perempuan Doel) di era pertengahan 1990-an.
Terbukti, Aminah Cendrakasih, Maudy Koesnaedy, dan Mandra masuk nominasi
dalam kategori pemeran terbaik, bahkan
Maudy Koesnaedy berhasil menggondol Citra di kategori Pemeran Utama Wanita
Terbaik. Uniknya lagi, jika Demigisela
bertebaran di berbagai kategori dengan sejumlah judul, Karno’s Film
dinominasikan di banyak kategori hanya dengan satu judul saja jauh lebih massif
dari dua PH spesialis FTV khas remaja
yang dengan masing-masing diwakili lebih dari satu film tapi dinominasikan
tidak lebih dari tiga kategori saja. Hal
ini, bagi penulis mengindikasikan bahwa tidak harus melulu cinta, tidak mesti
yang plotnya rumit, tapi meski cerita sederhana namun digarap serius maka Si
Doel Anak Pinggiran pun bisa bersaing walau menjadi single fighter! Hehe ke
depannya semoga Demigisela dan Karno’s Film bisa konsisten untuk terus
berkreasi menghasilkan FTV yang berkualitas sekaligus menghibur sebagai
penghilang dahaga akan tontonan televise yang berkualitas. Penyelenggaraan kembali ajang Piala Vidya
yang sempat mati suri ini juga semoga memicu PH lain agar lebih serius dalam
menggarap FTV, yang tidak terjebak dalam satu konflik utama yang kemudian
dieksekusi dengan terlalu ringan hingga membuat penonton bosan: CINTA! Okelah Cinta memang tema yang universal, tapi
alangkah lebih baik bila si Cinta itu dikemas dalam satu suguhan tayangan yang
bukan hanya manis namun berbobot, penulis percaya banyak kok insan
perfilmtelevisian Indonesia yang qualified dan berhasrat membuat FTV FTV yang
berkualitas dari segi tontonan pun jalinan ceritanya. Akhirul kalam, hasil Piala Vidya kemarin
cukup merepresentasikan dunia FTV kita hari ini, dan syukurlah para juri masih
cukup selektif dalam meyaring judul FTV untuk menjadi yang terbaik, jaya terus
perFTVan INDONESIA! J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar