Rabu, 07 Desember 2011

Piala Vidia FFI 2011: Demigisela Citra Sinema vs Karno’s Film


Hai, visitor!!!
Penulis lagi SEMANGAT 45 nih buat posting, kali ini lain dari yang biasa, so special! Why? Becoz it’s really the first time I post my posting early after the event happened!  Kan, biasanya suka ketunda atau malah ditunda karena memang sudah ditunda dari awalnya..hehe, naah meski belum bisa dilengkapi gambar, mudah-mudahan masih appropriate! So, enjoy my posting guys… J
***

Penganugerahan Piala Vidya yang sudah lima tahun alamnya basen semenjak terakhir kali digelar berbarengan dengan penyelenggaraan FFI tahun 2006 lalu akhirnya kembali dihelat selasa (06/12) ini.  Pembacaan para pemenang yang nominasinya sudah dibacakan sejak beberapa pekan sebelumnya ini ditayangkan secara live di salah satu stasiun TV swasta paling sepuh di negeri ini.  Demigisela Sinema-nya Deddy Mizwar bersaing ketat dengan Karno’s Film-nya Rano Karno di banyak kategori.  Menariknya, Demigisela Citra Sinema mendominasi dengan lima judul berbeda (Bakpao Ping Ping,  Mahasmmara, Mutiara Hitam, Pensiunan dan Monyet, dan Sandal Butut) sementara Karno’s  Film hanya mengandalkan satu judul (Si Doel Anak Pinggiran), sementara di luar itu ada Dharmawangsa X Studio dengan dua  judul (Gara-gara Marni dan Semanis Madu Cinta Retno), dan MNC dengan tiga judul (1 Hati 3 Cinta, Mengejar Cinta Olga, Rocker jadi Romantis).

Mulai ditayangkan hampir mendekati pukul 10 malam (biasa nunggu sinetron unggulan yang tanpa ujung itu berakhir), acara yang dipandu oleh Jessica Iskandar dan Vincent Rompie ini dibuka dengan penampilan special kolaborasi Seven Icons dan .  PJ dkk tampil anggun dalam balutan gaun mini bernuansa pink yang manis (ganti Imejkah—nurutin girl band yg dilemma itu--? Maybe yes maybe…), sementara para lelaki berjas dengan kemeja warna-warni ala boy band-nya.

Kategori Pemeran Pendukung Pria Terbaik dibacakan oleh Dimaz Andrean dan Dimas Aditya sebagai kategori pembuka dimenangkan oleh Gunawan Sudrajat dalam Mengejar Cinta Olga, mengalahkan nomine lain seperti Didi Petet (Bakpao Ping Ping), Dian Sidik (Gara-gara Marni), Zainal Abidin Domba (Pensiunan dan Monyet), dan Mandra (Si Doel Anak Pinggiran). 

Tanpa jeda, Niken Anjani dan Nadila Ernesta tampil membacakan nominasi Pemeran Pendukung Wanita Terbaik dengan nomine Aminah Cendrakasih (Si Doel Anak Pinggiran), Nungki Kusumastuti (Rocker Jadi Romantis), Lia Waode (Gara-gara Marni), Vanessa Clarissa (Semanis Madu Cinta Retno) dan Neni Anggraeni (Bakpao Ping Ping) yang kemudian terpilih sebagai yang terbaik.

Pasca jeda iklan pertama, Armada muncul menyapa penonton di studio dan pemirsa di rumah dengan hits “Aku Inging Setia” nya.  Rizal Cs tampil kompak denggan setelan resmi: jas abu, kemeja hitam, dan celana panjang hitam yang teteup menyerupai pensil (nuansa anak Band-nya kentara uy!). 

Setelahnya, Riyan Delon dan Gita Sinaga beriringan muncul di atas panggung untuk membacakan kategori Penata Suara dan Musik Terbaik dengan Hidayat S & Chandra (Bakpao Ping Ping), (Gara-gara Marni), Harry AS & Chandra (Pensiunan dan Monyet), Ardi Aris Iskandar (Si Doel Anak Pinggiran) sebagai nominasi di kategori penata suara; sementara Areng Widodo (Mahasmara, Pensiunan dan Monyet, Sandal Butut, Tak Cukup Sedih) dan Purwatjaraka (Si Doel Anak Pinggiran) bersaing dalam kategori penata musik.  Dan, penata suara Ardi Aris Iskandar dalam sinema Si Doel Anak Pinggiran, sedangkan penata musik terbaik jatuh pada Areng Widodo yang memborong nominasi akhirnya muncul sebagai yang terbaik melalui sinema Sandal Butut.

Suara seraknya Momo menjadi penanda kemunculan Geisha di atas panggung seusai pembacaan dua nominasi tadi dengan membawakan tembang “Kamu yang Pertama” sebelum jeda kedua.

Wajah Jessica Iskandar dan Vincent Rompies kembali menghiasi layar kaca pasca jeda menyapa para pemeran Si Doel: Rano Karno dan Maudy Koesnaedi. Setelah sedikit berpetuah seputar perfilmtelevisian Indonesia hari ini.  Sisca Jesicca dan Shareena Rizky muncul di atas panggung untuk mebacakanan kategori Pengarah Artistik Terbaik dengan nominasi Frans XR (Bakpao Ping Ping), Ioana (Mahasmara), Iwan J (Gara-gara Marni), Rusman (Si Doel Anak Pinggiran), Vino Andrea (Pensiunan dan Monyet); Bayu Samanta (Pensiunan dan Monyet), Desteni Ali (Gara-gara Marni), Eriz Rizky (3 hati), Hengky Kris (Si Doel Anak Pinggiran), ST Ahmad Idrus JS (Bakpao Ping Ping) menyusul dinominasikan dalam kategori Penyunting Gambar TerbaikFrans XR dalam Bakpao Ping Ping dan Hengky Kris untuk Si Doel Anak Pinggiran menjadi yang terbaik pada kedua kategori tersebut.

Shuffle Dance menjadi bagian dari performa yang ditampilkan sejenis boyband (aduh gatau deh namanya apa) yang berduet dengan Momo Geisha menyanyikan lagu ”Party Rock Anthem” disusul jeda ketiga. 

“Panah Asmara”-nya Afgan yang (entah mengapa) diiringi 7 Icons (yang bak pengiring vokal yang Cuma ikut nyanyi di refrain-nya aja) dengan aranseman musik oleh Ony n Friends membuka jeda sebelum pembacaan nominasi Pengarah Visual Terbaik oleh Oka Antara dan Eriska dengan nomine Enggong Supardi (Pensiunan dan Monyet), Joel F. Zola (Bakpao Ping Ping), Regina Pah (Gara-gara Marni), Sandy Farid (Si Doel Anak Pinggiran), dan Yudi Datau (Mutiara Hitam) yang kemudian dinobatkan sebagai yang terbaik dalam kategori ini.

Menjelang jeda  keempat, lirik “Dimana..dimana…Kemana…kemana..” diperdendangkan Ayu Ting Ting pedangdut muda yang tengah naik daun, dari hits andalannya “Alamat Palsu”.

Suara jazzy jebolan IDOL Citra Skolastika dengan renyah ditampilkan  sebagai pembuka jeda keempat lewat tembang “Everybody Knew” dengan disertai iringan terompet oleh Kak Ony.  Ibnu Jamil dan Soraya  Larasati kemudian hadir membawakan kategori Penulis Cerita Asli Terbaik dengan nomine Armantono (Sandal Butut), Arswendo (Mahasmara), Deddy Mizwar (Pensiunan dan Monyet), Rano Karno (Si Doel), dan Tiya Sirhan (3 Hati untuk 1 Cinta);  disusul Penulis Skenario Terbaik Armantono (Pensiunan dan Monyet), Arswendo, Lintang Pramudya Wardhani (Bakpao Ping Ping), Putu Wijaya (Tak Cukup Sedih), Rano Karno (Si Doel Anak Pinggiran).  Pak Haji Deddy Mizwar melalui Pensiunan  dan Monyet serta Lintang Pramudya Wardhani dengan Bakpao Ping Ping-nya berhak atas Piala Vidya pada dua kategori penulisan tersebut.

Tanpa hiburan pra dan pasca jeda kelima, suara narator menghantar Ferry Ardiansyah dan Lian Firman naik ke atas panggung untuk mengumumkan nominasi Pemeran Utama Wanita Terbaik dengan Nomine Adinia Wirasti (Mahasmara), Happy Salma (Tak Cukup Sedih), Jajang C. Noer (Sandal Butut), Maudy Koesnaedy (Si Doel), Poppy Sovia (Rocker Jadi Romantis).  Kategori yang di salah satu artikel yang penulis baca menempatkan Jajang C. Noer sebagai unggulan ini berhasil diraih oleh mpok Zaenab alias Maudy Koesnaedy lewat Si Doel Anak Pinggiran.

Armada tampil untuk kedua kalinya dengan membawakan tembang “Dimabuk Cinta”  yang disusul kemunculan kembali kedua host Jessica Iskandar dan Vincent Rompies mempersilakan Masayu Anastasia, Jennifer Arnelita, dan Sabai Morshcek (yang menjulang diantara kedua pembaca nomine yang lain) mengumumkan kategori yang nominasinya Donny Alamsyah (Gara-gara Marni), Fathir Muchtar (Semanis Madu Cinta Retno), Rano Karno (Si Doel Anak Pinggiran), Ringgo Agus Rahman (Mahasmara),  dan Rivaldo B. Mamoribu (Mutiara Hitam).  Dan, Piala Vidya kategori Pemeran Utama Pria Terbaik diberikan kepada Ringgo Agus Rahman dalam Mahasmara

Momo untuk ketiga kalinya, kedua kali bersama dan bagi GEISHA, menyumbangkan suara seraknya, kali ini dengan tembang “Pergi Saja” sebagai pembuka jeda keenam.  Selanjutnya Dimas Seto menemani aktris senior Nanny Wijaya mengumumkan kategori Sutradara Terbaik yang nominenya Ario Rubbik (Si Doel Anak Pinggiran), Herwin Novianto (Pensiunan dan Monyet), Putu Wijaya (Tak Cukup Sedih), Viva Westi (Bakpao Ping Ping), Winanda E. Milalatoa (Gara-gara Marni).  Kategori ini kemudian menjadi milik sutradara Bakpao Ping Ping, Viva Westi.
Jeda ketujuh dibuka oleh medley soundtrack sinetron lawas yang diawali oleh penampilan solo Rizal Armada yang menyanyikan soundtrack Si Doel,, disusul penampilan Citra Skolastika dengan tembang yang cukup lawas yang liriknya “Ku Tersanjung” (soundtrack Tersanjung, sinetron pertama yang nyampe berSEASON kayak sinetron masa kini! heu), dilanjutkan penampilan 7 Icons “kuakui…sungguh aku sayang sampai mati” (gak tau juga judulnya, agak asing uy lagunya! hoo), disambung Afgan yang menembangkan lagu “Keluarga Cemara” (jadi kangennn sama sinetron yang memorable itu).

Setelah itu, pembacaan pemenang nominasi puncak yakni Film Televisi (FTV) Terbaik yang dibacakan oleh Sandy Nayoan bersama Chiko Jericco pun tiba.  Bakpao Ping Ping produksi Demigisela Citra Sinema akhirnya keluar sebagi FTV terbaik tahun ini menyisihkan empat nominee lainnya dimana tiga diantaranya juga produksi Demigisela Citra Sinema yakni Mahasmara, Pensiunan dan Monyet, Sandal Butut; sementara satunya lagi Si Doel Anak Pinggiran merupakan produksi Karno’s Film. 

Berikut Hasil Lengkap Pemenang Piala Vidya 2011:


Pemeran Pendukung Wanita Terbaik
Pemeran Pendukung Pria Terbaik
Pemeran Utama Wanita Terbaik
Pemeran Utama Pria Terbaik
Penata Suara Terbaik    
Penata Musik Terbaik
Pengarah Artistik Terbaik
Penyunting Gambar Terbaik      
Pengarah Visual Terbaik               
Penulis Cerita Asli Terbaik
Penulis Skenario Terbaik

Sutradara Terbaik           
Film Televisi Terbaik       
Neny Angraeni (Bakpao Ping Ping, Demigisela Citra Sinema)
Gunawan (Mengejar Cinta Olga, MNC)
Maudy Koesnaedy (Si Doel Anak Pinggiran, Karno’s Film)
Ringgo Agus Rahman (Mahasmara, Demigisela Citra Sinema)
Ardi Aris Iskandar(Si Doel Anak Pinggiran, Karno’s Film)
Areng Widodo (Sandal Butut, Demigisela Citra Sinema)
Frans XR (Bakpao Ping Ping, Demigisela Citra Sinema)
Hengky Kris (Si Doel Anak Pinggiran, Karno’s Film)
Yudi Datau (Mutiara Hitam, Demigisela Citra Sinema)
Deddy Mizwar (Pensiunan dan Monyet, Demigisela CS)
Lintang Pramudya Wardhani (Bakpao Ping Ping, Demigisela CS)
Viva Westi (Bakpao Ping Ping, Demigisela Citra Sinema)
Bakpao Ping Ping (Demigisela Citra Sinema)

Yang Unik dari Gelaran Piala Vidya 2011 . . .
  • Pas perwakilan pemenang nominasi FTV terbaik speech, beliau berterimakasih pada stasiun TV pelopor lahirnya FTV yang sekaligus menanyangkan FTV tersebut padahal acaranya digelar di stasiun TV tetangganya (kan kalau dalam keadaan normal suka disensor, bukan?)
  • Live-performance nya 7 Icons (no comment ahh, buat yg nonton juga any comment? :p)
  • Lagu Keluarga Cemara yang setelah sekian lama…Afgan pula yang nyanyiin!
  • Dominasi Demigisela Citra Sinema (gak aneh juga tapi tetep unik)..
  • Sepinya suasana studio yang semestinya harus jauh lebih ramai mengingat gengsi ajang penghargaann ini..
  • Para pembaca nominasi yang kebanyakan…apa yaa, berkesan asal nempatin!
  • Penampilan 7 Icons yang lebih girly, padahal kan sebelumnya image-nya cenderung gothic!
  • Minimalisnya pengisi acara (baca: penyanyi) sampai Rizal sama Momo bisa tampil sampai 3-4 kali!
  • Apa lagi yah, sisanya nyusul yaaaa :p
***** 

A personal opinion toward the  Vidya’s Award...
Well, meski judul yang penulis pake cenderung provokatif, tapi pada dasarnya penulis memafhumi bahkan sepakat jika nominasi di berbagai kategori memang didominasi oleh FTV produksi Demigisela Citra Sinema yang muncul setiap dua pekanan dalam program Sinema Wajah Indonesia di SCTV.  Program yang awalnya hanya digarap sebanyak 20 judul untuk ditayangkan setiap selasa dalam rangka menyambut ualang tahu ke-20 sang stasiun TV yang menayangkan program ini kemudian diperpanjang mengacu pada animo masyarakat yang ternyata sangat menyambut baik dan malah menantikan kehadirannya.  DINANTIKAN! Loh, memang FTV yang lain kemana?  Kan hari ini FTV lagi musim lagi, dalam sehari di satsiun TV yang sama bahkan bisa menayangkan 3-4 judul, wow!  Terus??  Sayang seribu sayang banyak di antara FTV yang menjual gambar-gambar yang indah dan didukung pemain-pemain kelas Film itu justru lemah di segi penceritaan.  Konflik utamanya tidak pernah lepas dari unsur cinta dengan plot yang relatif setipe dan mudah ditebak, paling  FTV yang satu dengan yang lain cuma beda judul sama nama tokohnya saja terus alurnya dimanipulasi dikit dan selalu diakhiri dengan Happy Ending, yah pokonya ngepop, remaja, dan hiburan tok sekali lah.  Naah, kalau di Sinema Wajah Indonesia, unsur budaya, religius, dan nilai moral serta sosial kemasyarakan lebih ditonjolkan dibanding konflik seputar percintaan yang kalaupun ada hanya sebagi bumbu penyedap saja.  Nonton Sinema Wajah Indonesia bukan sekedar memberikan hiburan, melainkan lebih jauh mengajak penontonnya berfikir pesan moral di balik kisahnya.  Gambar dan pemandangan yang disuguhkan gak kalah eksotis kok, apalagi kalau sedang mengangkat tema budaya lokal tertentu yang settingnya pun pada akhirnya berlokasi di wilayah setempat seperti Mahasmara yang berlokasi di Solo, Bakpao Ping Ping di Singkawang, serta Mutiara Hitam di Papua.  Belum lagi para artisnya yang berakting bak di Film layar lebar.  Reza rahardia, Ringgo Agus Rahman, Jajang C. Noer merupakan beberapa pemain Film yang rutin ambil bagian di program ini.  Tapi, tidak sedikit pemain spesialis FTV yang remaja BGT itu turut bergabung di proyek ini, contoh shahihnya peraih Piala Vidya untuk kategori FTV Terbaik yang dimenangkan oleh Bakpao Ping Ping memasang () sebagai pemeran utama yang didampingi oleh actor sekaliber Didi  Petet di barisan pendukungnya.  Ada pula Kirana Larasati, Olivia Zalianty, Ryan Delon, Yama Carlos, Dea D’syawal, dll yang juga pernah ikut bermain di program Sinema Wajah Indonesia ini.  Adapun Karno’s Film yang menjadi pesaing kuat PH-nya bang Haji dalam ppengenugerahan Piala Vidya semalam juga layak mendapat apresiasi dengan proyek (belum tau harus mengistilahkannya dengan apa) Si Doel Anak Pinggiran, yang sayangnya tidak sempat disaksikan penulis! Hehe.. Tapi ya percaya lah kalau orang di balik layarnya seorang Rano Karno yang juga sempat membesut sinetron dwilogi Gita Cinta dari SMA dan Puspa Indah Taman Hati-nya Eddy D. Iskandar.  Belum lagi jajaran artis pendukungnya adalah mereka yang dengan sukses mempertontonkan gambaran kehidupan sehari-hari keluarga Betawi asli yang sederhana terdiri dari keluarga inti beranggotakan Babeh, Nyak, Doel, dan Atun beserta anggota keluarga tambahan Mandra (adik Nyak), Engkong-Engking (orang tua Babeh), mas Karyo (tetangga asli Jawa), serta Zaenab dan Sarah (teman perempuan Doel) di era pertengahan 1990-an.  Terbukti, Aminah Cendrakasih, Maudy Koesnaedy, dan Mandra masuk nominasi dalam kategori  pemeran terbaik, bahkan Maudy Koesnaedy berhasil menggondol Citra di kategori Pemeran Utama Wanita Terbaik.  Uniknya lagi, jika Demigisela bertebaran di berbagai kategori dengan sejumlah judul, Karno’s Film dinominasikan di banyak kategori hanya dengan satu judul saja jauh lebih massif dari  dua PH spesialis FTV khas remaja yang dengan masing-masing diwakili lebih dari satu film tapi dinominasikan tidak lebih dari tiga kategori saja.  Hal ini, bagi penulis mengindikasikan bahwa tidak harus melulu cinta, tidak mesti yang plotnya rumit, tapi meski cerita sederhana namun digarap serius maka Si Doel Anak Pinggiran pun bisa bersaing walau menjadi single fighter! Hehe  ke depannya semoga Demigisela dan Karno’s Film bisa konsisten untuk terus berkreasi menghasilkan FTV yang berkualitas sekaligus menghibur sebagai penghilang dahaga akan tontonan televise yang berkualitas.  Penyelenggaraan kembali ajang Piala Vidya yang sempat mati suri ini juga semoga memicu PH lain agar lebih serius dalam menggarap FTV, yang tidak terjebak dalam satu konflik utama yang kemudian dieksekusi dengan terlalu ringan hingga membuat penonton bosan: CINTA!  Okelah Cinta memang tema yang universal, tapi alangkah lebih baik bila si Cinta itu dikemas dalam satu suguhan tayangan yang bukan hanya manis namun berbobot, penulis percaya banyak kok insan perfilmtelevisian Indonesia yang qualified dan berhasrat membuat FTV FTV yang berkualitas dari segi tontonan pun jalinan ceritanya.  Akhirul kalam, hasil Piala Vidya kemarin cukup merepresentasikan dunia FTV kita hari ini, dan syukurlah para juri masih cukup selektif dalam meyaring judul FTV untuk menjadi yang terbaik, jaya terus perFTVan INDONESIA! J

Tidak ada komentar: