Akhirnya bulu tangkis
berhasil menyumbang lima dari tujuh emas yang diperebutkan pada cabor Bulu
Tangkis SEA Games XXVI. Setelah sempat
kehilangan emas perdana pada partai beregu putri, akhirnya tim putra menuntaskan
kepenasaran akan perolehan medali emas SEA Games. Indonesia mengungguli
Malaysia 3-1 di final beregu putra yang diselenggarakan 15 November lalu.
Poin Indonesia diperoleh
melalui dua tunggal dan satu ganda.
Simon sukses merebut poin pertama bagi Indonesia setelah mengalahkan Daren
Liew dengan straight set di partai pertama.
Sayang di partai kedua, Malaysia berhasil menyamakan kedudukan setelah Wah Lim Khim/Goh Wei Shem berhasil
mempercundangi M. Ahsan/Bona Septano dalam tiga set. Beruntung, TommySugiarto yang bermain sebagai
tunggal kedua berhasil mengatasi perlawanan Mohammad Arif melalui pertandingan
dua set. Markis Kido/Hendra Setiawan
yang bermain di partai keempat menjadi penentu kemenangan setelah tanpa
kesulitan berarti berhasil menerkuk ganda Malaysia Mak Hee Cun/Ong Soon Hook dua
set langsung. Kemenangan peraih emas
Olimpiade Beijing ini mem perbesar keunggulan Indonesia menjadi 3-1 atas
Malaysia sekaligus memastikan emas pertama dari cabang olah raga bulu tangkis
bagi kontingen Ondonesia di ajang SEA Games XXVI Palembang. Telur pun terpecahkan!
4
Emas dari Nomor Perorangan
Gelar pertama dari beregu
putra itu kemudian diikuti empat gelar lainnya di nomor perorangan melalui
Tunggal Putra (MS) dan tiga nomor Ganda (Putra, Putri, Campuran). Di final yang digelar tanggal 19 November
lalu ini, Indonesia sebenarnya menempatkan semua wakilnya di nomor final,
bahkan dua partai diantaranya terjadi sesama pemain Indonesia, namun sayang
harapan untuk menyapu bersih gelar pupus setelah gelar tunggal putri berhasil
dicuri Singapura.
All Indonesia Final! :)) |
Dua partai final pertama
dibuka oleh pertarungan sesama pemain Indonesia. Uniknya dua partai ini bukan hanya
mempertandingkan duel ganda, melainkan juga duel senior-junior. Anekke/Nitya yang merupakan pemain penganti
ganda utama Indonesia, Greysia Polii/Meiliana Jauhari yang cedera, berhasil
menyempurnakan penampilan impresifnya sejak awal babak penyisihan beregu. Di final mereka sukses menghempaskan
perlawanan seniornya Vita Marisa yang berpasangan dengan pemain muda Nadya
Melati dua set langsung. Partai lain
yang juga mempertandingan All-Indonesia-Final yakni ganda putra. Uniknya, partai ini lebih dari sekedar
pertarungan senior-junior, namun lebih jauh pertandingan ini bisa diilang
perang saudara antara abng-adik. Markis
Kido/Hendra Setiawan yang sedang mengemban misi perburuan gelar keempatnya di
ajang SG ditantang sang adik Bona Septano yang berpasangan dengan M. Ahsan di
partai kedua. Tanpa perlawanan berarti
akhirnya sang junior berhasil mengalahkan seniornya dalam dua set.
Sementara partai ketiga
mempertandingkan sektor Ganda Campuran, dimana Tontowi/Liliyana yang diunggulkan
di tempat pertama berhasil mengatasi perlawanan ganda Thailand Sudket
Prapakamol/Saralee Thoungtongkam dua set langsung. Partai keempat mempertemukan Firdasari,
tunggal andalan Indonesia, berhadapan dengan tunggal Singapura Fu Mingtian,
yang sayangnya berkesudahan emas bagi Singapura melalui pertandingan ketat tiga
set. Firda yang bermain menekan di babak
pertama mengalami penurunan permainan di babak kedua yang berlanjut hingga
babak penentuan karena cedera otot yang tiba-tiba dialaminya sekalipun ia telah
berusaha semaksimal mungkin memberikan perlawanan di set penentu itu. Beruntung, kekalahan Firda tsb tidak
mempengaruhi performa sang juara bertahan tunggal putra SEA Games, Simon
Santoso. Di final, ia berhasil
mempertahankan gelarnya setelah mengalahkan tunggal Thailand Tanongsak
Saensomboonsuk dengan stright set.
Juara
Umum
Dengan tambahan empat gelar
dari nomor perorangan itu, total cabor bulu tangkis Indonesia menyumbang lima
emas bagi kontingen Indonesia di ajang SEA Games XXVI, Palembang. Perolehan lima emas tersebut melampaui target
empat emas yang dicanangkan oleh PBSI sebelum perhelatan SEA Games ini. Selain itu perolehan lima medali emas ini
mengantar Indonesia menjadi juara umum di cabor ini, pasalnya Indonesia hanya
kehilangan dua dari tujuh emas yang diperebutkan, yakni di nomor beregu putri dan
tunggal putri.
Hasil mayor ini tentu saja
menjadi jawaban tersendiri bahwa badminton Indonesia masih sangat besar
sumbangsihnya bagi dunia olah raga Indonesia.
Hasil mayor Indonesia mesti diakui tidak diperoleh melalui perjuangan
yang begitu susah payah mengingat beberapa pemain unggulan dari Malaysia dan
Thailand tidak ambil bagian di ajang SG kali ini. Namun demikian, Indonesia pun melahirkan
calon pemain unggulan masa depan semisal Anekke/Nitya dan Tommy Sugiarto. Keduanya memang bukan pemain baru sebenarnya,
namun selama ini prestasi interansional yang masih terbatas dan usia mereka
yang relatif masih muda membuat mereka kalah menonjol dengan para seniornya. Semoga SEA Games ini merupakan langkah awal
bagi para atlet muda kita, atlet masa depan, menapaki awal kesuksesan karier
olah raga mereka.
Titel juara umum cabor
Badminton SEA GAMES XXVI ini sekali lagi menjadi pertanda bahwa Indonesia masih
sangat berpeluang dan mampu berprestasi di cabang ini sekalipun saat ini
prestasinya di level kejuaraan internasional sedang mengalami penurunan. Selamat pada para pasukan bulu tangkis
Indonesia, semoga prestasi ini bisa dipertahankan bahkan bila mungkin
ditingkatkan bukan hanya di SEA GAMES mendatang, melainkan juga di level yang
lebih tinggi seperti ASIAN GAMES hingga Olimpiade. Selamat atas kesuksesannya saaat ini, jangan
berhenti berprestasi hingga batas tetes keringat terakhir, MAJU TERUS BULU
TANGKIS INDONESIA! J
photos: PB PBSI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar