Rabu, 27 Agustus 2014

(Tergoda) Mantan Terindah, (Oh) No Way!

Hi, visitors, postingan ini barangkali bisa terhitung telat. Ya memang, penulis pun niat awal nya ngepost dari pekan lalu, cuman karena satu dan sejumlah alasan jadi tertunda deh.  Ya walaupun sedikit telat, tapi isisnya masih relevan kok (menurut penulis..hehe).  So, please enjoy, as usual. :)

*****

Hasil imbang lawan Besiktas di leg pertama play off Liga Champion menyusul kemenangan dramatis atas Cristal Palace di laga perdana EPL musim 2014/2015 seolah menegaskan bahwa Arsenal belum sebegitu kuat sekalipun telah disuplai dengan sejumlah amunisi anyar.  Menariknya, mantan bintang dan kapten Arsenal yang konon ditolak untuk kembali merapat ke Emirates malah membantu tim yang kini bersedia dengan senang hati menampungnya di Stamford Bridge sana  meraih hasil positif di sejumlah pertandingan yang telah mereka lakoni.  Baik di laga pra musim, begitu pun di laga perdana EPL musim ini.  Menyambangi kandang lawannya yang merupakan tim promosi, Burnley, ia bahkan sukses menyumangkan 2 assists yang menghantar tim nya duduk nyaman di puncak klasmen sementara setelah menyegel kemenangan meyakinkan 1-3.  Hal ini tentu saja membuat banyak pihak kemudian mengkritisi keputusan manajemen Arsenal yang ogah diajak ‘balikan’ oleh sang mantan.

Banner bertuliskan “Cesc is Blue” pun akhirnya terpampang nyata di kandang Burnley sana. A bit disgusting, but that’s not more our business.  “He’s a professional player who has possibility to play in any clubs that he is suitable and required most,” said Opa.   I did agree with him.   Lagi pula sebetulnya menurut penulis both red and blue are truly in his heart since he’s originally Catalan’s soccer academy ‘product’ (IYKWIM).  Sayangnya  klub yang dicintainya forever ever after tersebut eh ternyata malah menyia-nyiakan (talenta) nya (lagi).  So what should we do? Save him again? He’s the one who chose to leave us.  Yes, I and You, we know that he’s no longer in relationship.  He’s available now.  He’s ready to re-start a new relationship with anyone else, and we’re top on his list.  People said that was what so called loyalty, he’s still faithful enough to us.  However, do we (really) need to re-unite a.k.a CLBK?

CLBK mungkin memang bukan hal yang baru dalam dunia sepakbola profesional.  Tidak sedikit pemain yang sudah melalang buana ke sejumlah klub memutuskan untuk kembali mengajukan ‘rujuk’ ke klub lamanya.  Bisa jadi memang passion pribadi sang pemain terhadap ti, atau memang termaktub dalam klausul kontrak pemain yang bersangkutan.  Flamini contohnya.  Hijrah dari Emirates di tahun 2008, dan kembali ke sana di musim lalu.  Tidak tangung-tanggung proses ‘rujuk’ yang diamini kedua belah pihak ini berlangsung mulus bahkan tanpa mengeluarkan sepeser biaya pun.  Tapi, tidak selamanya CLBK menjadi solutif dan berlangsung mulus tanpa adanya kesepakatan dari kedua belah pihak.  Toh tidak ada jaminan tidak akan putus lagi bukan setelah CLBK? Ah..time passing by, and we already found somebody to be loved again so deeply.  Maybe he’s not as awesome as we expeced yet.  But then, loves need time to grow up.  We’re still on that process to grow our love and prevent it better than ever.  Kayak mas Wasit yang sakit banget sampai trauma menikah gegara dikhianatin mantan kesayangannya dan akhirnya terobati setelah bertemu Mawar. #eeaa.

Jadi, jujur saya pribadi sih sependapat dengan sang arsitek tim, opa Wenger, bahwa tidak ada yang harus disesali dengan keputusannya untuk menolak ajakan ‘rujuk’ sang mantan anak emas didikannya.  Adapun penampilam impresif nya bersama tim nya cukuup membuat saya terusik, namun tidak tergoda sama sekali untuk CLBK dengan sang mantan.  Toh baru 1-2 pertandingan ini.  Begitu pun di kubu kami dengan sejumlah pemain yang masih dikritisi, termasuk pengganti sang mantan yang belakangan banyak dibanding-bandingkan kualitas nya dengan si mantan itu sendiri. Hello, people, he’s not even joining us after world cup. Just wait and see for him to shine so so so brightly very very soon. Too early to be compared for both of them right now.  I mean less than 5 matches is not reliable yet to be compared

Well, mantan itu, apalagi seorang Cesc Fabregas yang sangat layak dinobatkan sebagai salah satu mantan terindah yang pernah kami miliki memang memiliki daya pikat yang sulit dinafikkan begitu saja.  Kontribusi nya yang begitu besar dan nyata saat kami tengah mesra-mesra nya sungguh tak mudah dan terlalu tak layak dilupakan begitu saja.  Saya pun jujur saya di masa awal kecintaan saya terhadap Arsenal salah satunya adalah adanya faktor Cesc yang muda namun sudah luar biasa.  Bagaimanapun, pada masa nya dulu ia hampir berhasil mempersembahkan gelar yang diidam-idamkan kami semua.  Sayang, mujur tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak.  Kita, ia dan kami, belum berjodoh untuk mengecup trofi bersama-sama rupanya. Dan pada akhirnya setelah sekian lama dipertahankan toh ia memutuskan untuk tetap pergi juga tepat setahun setelah menjadi kampiun pada gelaran Piala Dunia di Afrika Selatan sana.  

Saat kepergiannya itulah yang menurut sang professor yang patut disesali.  Tapi, apa pun itu, keputusan sudah dibuat, bubur pun tak mungkin kembali jadi nasi.  Toh kami udah berusaha mempertahankan nya selama mungkin, tapi perpisahan yang menohok hati pun tak bisa terhindarkan. Perpisahan memilukan itu biarlah menjadi kisah yang menghiasi lembaran sejarah kita berdua.  Bukan untuk dilupakan begitu saja tentunya, tapi untuk dikenang sebagai memori indah.  Show must go on, right? Jadi perpisahan tersebut mungkin memang sudah menjadi jalan yang terbaik untuk kita. Gracias, Cesc! Good luck to you wherever you are.  Probably we’re not in a romantic relationship as before, but we still remain good friend for each other forever and ever. :)

Senin, 18 Agustus 2014

#RandomPost: A #RandomWish

Hi you readers, welcome back to my #random posting! hehe. 

Here are several things that come up to my mind recently (and of course randomly) that will be so so so good to be true…

1# The landing of Reus (along with Hummels or Khedira or any CB/DMF) to Emirates by the end of this (2014/2015) summer transfer.

2# The possibility of having another unbeaten season for the Emirates lads now on.

3# The possibility to accelerate the number of trophies at Emirates (that had been absent for almost a decade) by this season (more than two, hopefully).

4# INA to secure at least 3 titles in both 2014’ Badminton World Championship and Asian Games (MD, XD, and WD and/MS).

5# The wedding of Lee Jun Ki – Shin Min Ah in real life (along with Kang Dong Won – Song Hye Gyo and followed by Lee Seung Gi – Han Hyo Joo) (super #randomwish, right? it’s just my wish anyway, yeah at lest they got together again on screen very soon a.k.a having project together again! ;p)

6# Me my self can let everything go and restart my ‘new life’ by next year.

7# Still thinking about it ................




Rabu, 13 Agustus 2014

A Personal Confession: Being Thankful to How I Am Today


As usual, I have to make a prolog for almost of my postings.  Well, this one also need too just like others.  Why? I frequently laughed to myself every time I re-red my postings.  Sometimes I think that became too emotional or sensitive.  And probably so does with this one will lead me to laugh again later on.  Ahh..it just what I want to share with you guys, so just enjoy this as my personal postings. J
***

At this age, middle 20s, not graduated yet nor married yet. Problem? Not really for me, but yes for many people around me. Being asked and forced to do both so badly is such a common-but-tiring thing. Who said I don’t care? I want them so badly too. Unfortunately, in my opinion, God doesn’t allow me to reach both altogether recently. Why? Asking God’s decision is not a wise way.  Thus, I do believe that God has written this for several reasons that soon will be revealed beautifully.

Form my sake, being forced for the first issue is acceptable. I do realize that it’s too long for me to finish my under-graduate program.  Besides, I have to focus in many other things except my study-thingy.  Furthermore, I really miss to start studying and doing study-tasks again in new atmosphere. I’m constantly dreaming about leaving my hometown to continue my study that is going to be impossible if only I’ve finished my under-graduate program.  Hemm.. ’acceleration’ term sounds very interesting for me then. But, still, the main requirement to graduate first should be fulfilled.

On the contrary, the second one seems debatable for me. That’s too much for now one.  First of all, I’m not even reach my bronze age *CMIIW*.  Second of all, I’m not ready yet to share my life with someone. So classic? Maybe yes, but that’s the fact.  I still can’t imagine how to deal with sharing anything together with ‘stranger’.  That’s why earlier I told that I need to leave not only my house, but also my town in order to deal with that case, hopefully.  Another reason is that I don’t think I’m capable enough for now on to take care of somebody else.  The biggest evidence is the fact that I’m not graduated yet till now.  You don’t need any evidence, do you?! Above all, I still need some times to be available and useful for others while searching for precious experiences and continuously learning to be a much better person.

Well, I confess that sometime I got so jealous when I found my friend got married and had child. But I never jealous with those who just hanging around with what so-called their special friend.  Marital relationship is much more convincing than just ‘illegal’ romantic-relationship that seems delusional for me.  However, what to do when God doesn’t allow yet and so do I (not ready yet).  The best thing that I can do is praying and trying to upgrade myself so I can be a much better person to be a worthy-partner of life-to be for my future spouse and a qualified ancestor for my precious offspring. Aww. 

In addition, the fact that I start my job without having a proper certificate yet seems very frustrating once.  Even though not so many people stated objections straightly, but I felt really uncomfortable of that fact to them.  Aside of that, it’s also quite difficult for me to focus on such a particular activity due to my never-ending-deadline of graduation.  I admit that being a teacher is not my interest from the beginning, but by the time, I find it really interesting and challenging.  Being a qualified educator is not as easy as it looks like.  Not only how smart we are literally, but also how smart we manage a learning process (dealing with material, students, sitting arranging, media, evaluation, lesson plan, etc).  People might title is not everything, it’s not always that worthwhile; but still it’s necessary.

To conclude, I have no objections when people being worried of my study.  But, I’m really sorry that people being so curious or even feel pity for my romance life *halah* is no need for me, at least for these few years.  For the first occasion, I do realize how important to finish what I’ve started.  Moreover, it’s an honor to make my parents happy (and perhaps proud as ‘oh..finally my sweet girl finished her study’ ckck).  For that reason I do promise to relief everyone around me by finishing it as very very soon as possible.  However, for the second one, I can’t make any promise on fast mode.  I just can ask people to patiently wait a little longer for the next few years. I don't think to make it as fast as possible, unless He leads me to do so. J


Rabu, 27 November 2013

GROUP F UCL 13/14: HIGH TENSION TILL THE LAST MINUTE OF QUALIFICATION!

Peluang Itu (masih) 30:30:30

Kemenangan 2-0 atas Marseille di match-day ke-5 fase grup Liga Champion Eropa memang berhasil menghantarkan Arsenal memuncaki klasmen Grup F dengan raihan total 12 poin.  Unggul 3 poin dari peringkat kedua dan ketiga Borrusia Dortmund dan Napoli yang sama-sama meraup 9 poin hasil dari 3 kemenangan di 5 partai.  Akan tetapi, kemenangan dan status sebagai pimpinan klasmen belum menjamin satu tempat di fase knock-out bagi tim London Utara ini.  Malah posisi menguntungkan ada di pihak Dortmund. Sama-sama menjalani laga tandang di match-day terakhir Grup F, namun kedua tim mengalami situasi yang kontras.

Jika sang pemuncak klasmen harus melawat ke kandang tim tangguh lainnya, Napoli, maka si peringkat kedua akan dijamu tim yang (secara statistik di Grup F) relatif tidak setangguh dua tim lainnya. Pertarungan sengit dipastikan akan terjad di kedua partai tersebut.  Pasalnya 3 dari 4 tim di Grup F ini masih sama-sama berpeluang besar lolos ke babak selanjutnya.  Skenario idealnya adalah Napoli  berhasil menaklukan tamunya, Arsena, di Kandang.  Sementara Dortmund menjadi tamu yang ‘tidak sopan’ dengan mempercundangi tuan rumah, Marseille, di kandangnya sendiri. 

Jika demikian poin ketiga tim (selain Marseille) penghuni Grup F pun akan sama sehingga penentuan klasmen harud ditentukan melalui head to head dan selisih gol.  Jika sudah begini, maka posisi puncak akan otomatis jatuh ke tangan Dortmund yang unggul head to head dengan kedua pesaingnya. Sementara nasib Arsenal dan Napoli harus ditentukan melalui selisih gol, dan otomatis harus berpuas di posisi runner up.  Itu  pun jika skenario utama yang terjadi. Kita sebut saja dengan Skenario IS (Ideal by Statistic).  Bagaimana dengan kemungkinan terjadinya kejutan dari skenario lain?

Kejutan di Atas Kejutan

Kemungkinan terjadinya skenario kejutan yang mari kita sebut sebagai Skenario IR (Ideal by Reality) sangat mungkin terwujud.  Tentu dengan sejumlah sayarat dan ketentuan (yang) berlaku. Syarat nya Arsenal dan Marseille sama-sama bisa mengamankan poin dari lawan-lawannya.  Tidak perlu harus sampai menang, imbang saja sebenarnya cukup.  Dengan hasil imbang, posisi klasmen tidak akan mengalami perubahan, Arsenal otomatis lolos didampingi Dortmund yang menang head to head dengan Napoli sekalipun raihan poinnya sama. Namun pertanyaannya ini adalah will those be possible? Bisa jadi bisa jadi bisa jadi!

Boleh jadi Napoli memiliki keuntungan  bermain di hadapan puluhan ribu pendukung fanatik nya.  Tapi, jangan lupakan kalau tim tamu tengah secara performa tengah dalam tren menanjak dan sejauh ini cukup konsisten serta memiliki rekor tandang yang positif.  Juga jangan lupakan rekor head to head kedua pelatih.  Pastinya kedua tim akan mempertontonkan laga yang tak layak untuk dilewatkan.  Sementara itu, di selatan Perancis sana, Marseille yang tak kunjung menuai poin di 5 laga Grup F, tentu memiliki motivasi lebih untuk tidak finish tanpa poin.  Ya, hasil logis maksimum yang masih mungkin diburu anak asuh Elie Baup: meraup poin. Bermain lepas akan menjadi kunci. Beban justru diemban tim tamu yang sangat butuh poin untuk memaksakan keunggulan head to head, baik sebagai pemuncak klasmen atau runner up.

Kembali pertanyaannya diulang: mungkinkah? (lagi lagi) bisa jadi! Sedari awal Grup F ini sudah menawarkan berbagai kejutan.  Menempatkan Arsenal, Dortmund, dan Napoli bersama Marseille yang tengah berada dalam performa yang ciamik di liganya masing-masing dalam satu grup akhirnya membuat tim ini dijuluki tim neraka.  Prediksi demi prediksi bermunculan.  Tiga dari empat tim diprediksikan lolos.  Tanpa bermaksud menyepelekan, namun secara statistik (ah yang satu ini, tidak selamanya benar, tapi masih layak menjadi rujukan) memang tim Perancis cenderung ditempatkan satu level di bawah ketiga tim pesaingnya.  Terbukti, poin demi poin ketiga tim pesaingnya selain diraih dari hasil saling mengalahkan satu sama lain, juga semuanya mendapat suntikan poin dari laga melawan tim penghuni dasar klasmen Grup F tersebut.

Sedari awal, kejutan demi kejutan berlangsung di Grup F ini.  Kemenangan kandang Arsenal atas Napoli mulai menggugurkan keraguan banyak pihak yang sempat meprediksi bahwa tim asuhan Arsene Wenger ini akan terseok di Grup maut tersebut. Memang sih Napoli bermain tanpa ujung tombak andalan yang juga sempat menjadi incaran bos Wenger, Higuain.  Namun performa Arsenal saat itu (terlebih di 45 menit pertama) adalah performa yang sangat impesif, efektif, terorganisir sempurna nan cantik. Tidak berhenti sampai di sana, dua laga selanjutnya melawan Dortmund di kandang dan tandang pun tidak kalah mengejutkan.  Bermain impresif di liga, nyatanya pil pahit harus ditelan Ramsey dkk saat dipecundangi tamunya Borussia Dortmund di Emirates tepat di hari jadi sang pelatih.  Namun rupanya kejutan masih terus berlanjut. Saat Arsenal tidak lebih diunggulakn saat tandang ke Signal Iduna Park, justru gol tunggal Ramsey malah menjadi revenge yang sempurna sebagai kado yang (mungkin) terlambat, namun (jauh) lebih manis bagi sang manajer.  Begitupun dari sisi Dortmund-Napoli yang saling mengalahkan di laga kandang-tandang mereka hingga akhirnya menuai poin yang sama. 

Nah tinggal sekarang kejutan yang mana lagi yang akan tersaji? Apakah IS atau IR? Sebagai grup yang sedari awal menyajikan banyak kejutan, akan antiklimaks jika match day terakhir di Grup F ini berlangsung sesuai prediksi kebanyakan alias skenario IS. Kalau dalam satu plot cerita, istilahnya jalan ceritaya udah terlalu gampang ditebak arahnya kemana, dan di ending penonton akan berujar “tuh kan, dibilangin apa, pasti begini ujung-ujungnya”. Bandingkan jika IR yang terjadi.  Paling tidak penonton akan disuguhi twist yang menarik.

Personal Opinion (Awas! Berbahaya Bagi Mereka (baca: penggemar) yang SENSI(an)TIF

Penulis pribadi lebih mengharapkan skenario IR yang tersaji di match day terahir fase grup UCL nanti.  Kenapa? Alasannya sangat simple dan penuh subjektivitas sih (dan bahkan cenderung konyol).  Penulis baru menyadari pesona ketampanan seorang Robert Lewandowski beberapa hari lalu saat membaca artikel preview ‘Der Klassiker’ yang memasang wajah unyu-nya sebagai sampul. Ahh..so good looking! Jadi, selain atas dasar supaya mengakhiri kejutan demi kejutan dengan kejutan juga alasan lainnya adalah karena penulis sebagai pecinta London Merah sudah tentu menginginkan satu dari dua jatah fase knock out Grup F menjadi milik tim berjuluk The Gunners tersebut. Pendampingnya? Demi menyaksikan lebih lama pesona ketampanan seorang Lewandowski, maka… (sudah taukan siapa yang penulis inginkan untuk mendampingi klub kesayangan..hehe). 

Dan, (bagi penulis) bukan hal yang mustahil bagi perwakilan Grup F ini untuk melaju hingga ke fase tertinggi turnamen antar klub paling bergengsi sejagad Eropa ini.  Jika mereka tidak ada reuni dini diantara keduanya. Semoga. Ini harapan yang tidak mustahil, toh siapa pun boleh berharap bukan? Apalagi jika keduanya mampu mempertujukan konsistensi performa impresif mereka hingga quarter pertama 2014 nanti.  Harapan bro, harapan…yang (sangat) mungkin menjadi nyata. ^^

Duet Ideal (Awas SPAM!)

Ngomong-ngomong soal Lewandowski, hihi penulis juga punya harapan lain lho dari sekedar melihat mas nya bertahan di UCL bersama tim kesayangan penulis. Apa? Melihat nya bersanding dengan Olivier Giroud! Artinya? Ya iya seragamnya masih kuning kok..tapi paduannya biru, bukan hitam seperti sekarang (if you know what I mean).  Kalau sampai kejadian..beuh bakal jadi duet termaut deh: duet ideal! SAS mah lewat, Duo Shrek & Skunk (pinjem istilah bung Benhan..hehe) juga lewat deh!

Kalau duet yang sekedar memamerkan skill sih okelah masih bisa bersaing dengan kedua duet di atas.  Bahkan masih banyak lagi pasangan duet yang gak kalah oke dan tokcer lainnya.  Tapi kalau untuk duet plus plus, tolong beri contoh lain selain duet impian: Olivier Giroud-Robert Lewandowski.  Selain mumpuni secara skill sebagai seorang ujung tombak, keduanya memiliki factor X lain yang tidak dimiliki semua striker: wajah yang tampan (aw aw aw banget kan..hihi).  Tidak semua bukan berarti gak ada lho ya, tapi hanya sepersekian dari sejumlah striker yang ada. 

Ya jikalau pun tidak bisa diduetkan bisa dimainkan bergantian kan..persaingan sehat gitu lho untuk menggenjot performa satu sama lain (kalau memungkinkan masbro, maklumin aja saya masih tergolong awam sama taktik bin strategi). Lalu pertanyaannya: mungkinkah? Bisa jadi asal opa Wenger piawai melobi pria Polandia ini untuk berkumpul bresama kompatriotnya Nces dan Fabianzki.  Pasalnya, konon, pemain yang telah mantap menyatakan akan hengkang di akhir musim dari Dortmund ini sudah ‘disegel’ oleh rivalnya, Muenchen, yang juga ‘merampas’ Gotze dari tim yang sama musim sebelumnya.  Hanya saja sampai sekarang belum ada pernytaan resmi dari ketiga pihak tersebut.  Ah, andai saja opa Wenger mau dan merasa butuh, tentu beliau tak akan sungkan masuk ke arena persaingan memperebutkan permata rupawan ini.  Please opa, Giroud butuh partner (ah..apa sih).

Well, at the end, will he joim us? mari nantikan kejutan lain (yang semoga mengejutkan) di bursa transfer musim dingin yang akan segera tiba! ^^ #GGG #VCC #UCL13/14


Sabtu, 02 November 2013

Another Big Match(es): Either Better or Worse (Mentality)

Keok di kandang dalam dua laga berturut-turut menjadi catatan minor atas dominasi tuan rumah di liga domestik.  Setelah pasukan Jurgen Klopp pertengahan pekan lalu di ajang UCL,  tengah pekan ini giliran anak asuh Jose Mourinho di babak 16 besar Piala Liga (COC).  3 angka melayang, peluang ke QF apalagi titel juara COC pun otomatis terutup.  Kemenangan atas penghuni dasar klasmen di liga domestik akhir pekan lalu pun seolah tak dianggap.  Persoalannya adalah kedua tim yang mendepak  tuan rumah di kadang sendiri tergolong tim elite, tim besar, dengan kualitas pemain yang bisa dikatakan berimbang.  Tim yang sepanjang 9 pekan liga domestik bergulir, baru sekali diladeni tuan rumah, sehingga ‘gelar’ pemucuk klasmen sementara di liga disangsikan akan bertahan hingga akhir. 

Terbukti memang bahwa mental tim asuhan Arsene Wenger ini masih labil, terutama saat berhadapan dengan tim yang dilabeli besar macam dua tamunya di dua laga kandang terakhir di atas.  Beruntung keduanya terjadi di ajang non liga.  Artinya posisi pucuk pimpinan masih aman.  Baru akhir pekan ini dan dilanjutkan pekan depan uji konsistensi mental dan performa yang sesungguhnya dari tim ini diuji.  Menjamu peringkat ketiga yang tengah on fire dengan duet solid barisan depannya, dan diuntungkan dengan tidak bermain di level kompetisi lain, kekompakan barisan belakang tuan rumah diuji betul.  Sektor yang semenjak beberapa musim terakhir dituding sebagai penyebab serangkaian hasil minor tim berjuluk Meriam London ini memang sejauh ini masih sering berkontribusi atas gol demi gol penantangnya.

WASPADA dan FOKUS.  Dua hal yang harus ditanamkan betul oleh Wenger pada bocah-bocahnya jika tak ingin ‘dihadiahi’ hattrick kekalahan di kandang.  Bukan hanya hattrick, bahkan posisi pucuk klasmen pun terancam dikudeta runner up, yang notabene rival sekota.   Barisanbelakang masih akan kehilangan Flamini dan Arteta yang masing-masing mengalami cedera dan terkena hukuman kartu merah, hemm…sebuah kerugian tentu saja.  Absennya Flamini menegaskan bahwa penghuni Emirates tidak hanya bergantung pada seorang Mesut Ozil.  Kreativitas seorang Ozil tanpa sokongan Ramsey yang leluasa menyerang karena harus juga fokus menjaga pertahanan membuat serangan tim yang dikapteni Thomas Vermaelen hampir selalu nihil karena terlalu berlama-lama.  Intinya ada semacam gap antara agresivitas & efektivitas.   


Pengalaman ditekuk tamu dua kali berturut-turut seharusnya menajdi pelajaran yang teramat berharga.  Akhir pekan ini ujian itu kembali menghampiri.  Kali ini salah satu yang terberat.   Melawan tim dengan barisan depan paling sulit diantisipasi. Di liga utama pula. Tidak berlebihan jika inilah ujian sesungguhnya bagi penghuni Emirates.  Tanpa bermaksud meremehkan dua tim sebelumnya, level urgensi bukan terkait siapa-lawannya, melainkan ajang-apanya.  Hasil laga ini krusial untuk hasil di dua laga tandang yang tak kalah beratnya bagi tim ibu kota pekan mendatang.  GOOD for the GOOD. Not GOOD hopefully will turn to be GOOD very soon. #GGG #VCC 

Kamis, 31 Oktober 2013

KEPO Membawa Nestapa: A Broken Heart Story

visitors..maaf kali ini Anda akan menemukan postingan yang rada-rada iyuh eeaa BGT. So, maklumin aja ya da temanya pun #BROKEN *halah*

Ini malam Jum'at, bukan malam Ahad, tapi rasanya tak sanggup diri ini menanti hingga lusa untuk meluapkan ini semua ini. Maksud hati meng-kepo-i seseorang, ehh malah senjata makan tuan. APES. Sebuah foto bak menghujam dalam-dalam organ di sekitaran jantung. Ah, untung saja tidak sampai menebas jantung. Ini padahal bukan siapa-siapa, hanya seseorang yang dikagumi, ya tapi dari dulu sih, bertahun-tahun. Tapi ya apalah daya, manusia kan memang pandai berencana, namun Sang Maha Kuasa lah yang Maha menentukan. Kitanya mau, Ia-nya tidak berkehendak, maka tidak terjadilah. Begitupun sebaliknya. 

Intinya, My Heart is Broken
Bukan salah siapa-siapa, salah sendiri aja main hati.
Ini resikonya.
Sakit juga sih ya, tapi ya sudahlah.
#SUPAYA_KAPOK#

Supaya makin dramatis nih di-Soundtrack-in:

Jangan sembunyi
Ku mohon padamu jangan sembunyi
Sembunyi dari apa yang terjadi
Tak seharusnya hatimu kau kunci


Bertanya, cobalah bertanya pada semua
Di sini ku coba untuk bertahan
Ungkapkan semua yang ku rasakan

Kau acuhkan aku, kau diamkan aku
Kau tinggalkan aku

Lumpuhkanlah ingatanku, hapuskan tentang dia
Ku ingin ku lupakannya

Jangan sembunyi
Ku mohon padamu jangan sembunyi
Sembunyi dari apa yang terjadi
Tak seharusnya hatimu kau kunci


Lumpuhkanlah ingatanku, hapuskan tentang dia
Hapuskan memoriku tentang dia
Hilangkanlah ingatanku jika itu tentang dia
Ku ingin ku lupakannya

Lumpuhkanlah ingatanku, hapuskan tentang dia
Hapuskan memoriku tentang dia
Hilangkanlah ingatanku jika itu tentang dia
Ku ingin ku lupakannya

Lumpuhkanlah ingatanku, hapuskan tentang dia
Ku ingin ku lupakannya

Kau acuhkan aku, kau diamkan aku
Kau tinggalkan aku


Sumber : http://www.liriklagumuzika.com/2013/01/lirik-lagu-lumpuhkan-ingatanku-geisha.html#ixzz2jJkjmoCu

Kenapa kudu lagu itu? ya gak semua liriknya sesuai sih ya, cuma bagian reff nya doang.. "lumpuhkanlah ingatanku hapuskan tentang dia..hapuskan memriku tentangnya..hilangkanlah ingatanku jika itu tentang dia ku ingin ku lupakanya.." 

Rabu, 23 Oktober 2013

Kekalahan (Kini) untuk Kemenangan (Nanti): Kado Paling Berharga untuk Sang Professor

"Kekalahan (yang) beda lawan (Dortmund), sama rasa (Aston Villa)"

Rekor belum terkalahkan di 12 laga terakhir harus terhenti semalam (22/10) kala tuan rumah kedatangan tim tamu asal negeri si raja assist.  Pemuncak klasmen sementara di liga domestik tertinggal terlebih dahulu di menit ke-16 sebelum akhirnya berhasil mencetak gol penyeimbang di menit ke-41.  Sayang, kecepatan jagoan tim yang sementara ini menjadi runner up di liga domestiknya diamini oleh kelengahan lini pertahanan yang terlambat kembali ke posisi-nya.  Akibatnya fatal: gol penentu kemenangan tim tamu pun tak terbendung meluncur deras dari sepakan voli di menit ke-82.  Hingga wasit meniupkan peluitnya, tim tuan rumah tak mampu memaksakan hasil imbang.

Kekalahan yang cukup menyesakkan.  Sebagai tuan rumah dan di tengah euforia kemenangan impressive-nya di liga domestik akhir pekan lalu.  Ditambah pula laga ini bertepatan dengan hari jadi sang manager yang (konon) menginginkan kemenangan sebagai ‘birthday wish’ nya. Tidak ada alasan untuk membuang-buang poin sebetulnya.  Sebaliknya, atmosfer berbeda menyelimuti kubu tamu.  Bertandang ke Emirates tanpa didampingi pelatih kepala, yang mendapat hukuman akibat protes keras di laga kontra Napoli, tim ini sangat berambisi mengamankan 3 poin demi mengamankan tiket untuk lolos dari fase grup.

Sama-sama berambisi untuk mengamankan 3 angka dengan motivasi yang cukup berbeda membuat kedua tim bermain menyerang sejak awal.  Tim tamu langsung menggedor pertahanan tuan rumah.  Tak mau kalah tuan rumah pun sering kali mencuri serangan.  Sayang lamanya penguasaan bola selalu berujung pada mentalnya penyerangan di barisan pertahanan tim tamu.  Malah tim tamu sering kali langsung melakukan serangan balik yang (lebih) efektif setiap berhasil merebut bola yang entah kenapa seakan terlalu licin bagi para punggawa tuan rumah.  Sekalipun ball possession di paruh kedua hingga akhir laga memihak tuan rumah, namun kembali efektivitas serangan balik ala tim tamu yang akhirnya melayangkan 3 poin untuk dibawa pulang ke Jerman.

Hasil minor ini tentulah bukan merupakan kado terindah bagi sang professor selaku manager yang tengah merayakan hari jadi.  Namun kekalahan ini kiranya bisa menjadi kado PALING BERHARGA bagi sang pria Prancis tersebut.  Mengapa? Di balik segala hal yang tidak menyenangkan dari kekalahan ini, penulis dari sudut pandang pendukung amatir sih menilai masih banyak pelajaran yang bisa diambil.  Pertama, kekalahan ini seperti memberi sinyal pada sang professor bahwa tim nya masih butuh uji mental sebagai calon juara.  Kedua, fokus dan konsistensi masih menjadi PR bagi tim ini terutama saat berhadapan dengan tim ‘besar’.  Ketiga, tidak salah kiranya saat sang professor ‘menghargai’ gelandang bertahan baru-tapi-lamanya seharga dengan gelandang serang baru-nya yang memecahkan rekor transfer klub tersebut.  Artinya peran keduanya sama penting.  Seperti terpampang nyata dalam pertandingan semalam bagaimana repotnya barisan pertahanan tanpa kehadiran sang jangkar yang mengalami cedera saat melakoni pertandingan di liga lokal sabtu lalu.


Dan selain ketiga poin di atas, fakta positif lainnya adalah bahwa kekalahn ini terjadi di masa-masa awal musim dan jelang menghadapi laga krusial dalam 2 pekan ke depan (berturut-turut lawan tim ‘besar’).  Artinya masih ada cukup waktu untuk pria yang merayakan 17 tahun kariernya bersama tim ini di musim ini untuk memoles dan memantapkan kembali permainan anak asuhnya. Bukan pekerjaan yang sederhana memang, namun tidak akan dijuluki sebagai sang professor bila mantan arsitek As Monaco ini tak mampu memecahkan persoalan rumit.  Musim masih panjang, lawan-lawan berat menanti (untuk mencuri poin demi poin & momentum tentunya); (tapi) bursa transfer musim dingin (pun) akan segera tiba. Selamat hari jadi ke-64, Prof! Selamat ‘menikmati’ dan ‘mengotak-atik’ kado Anda yang paling berharga (ini): kemenangan yang tertunda (baca: kalah untuk terus menang). Keyakinan penulis terhadap (raihan) tim (musim) ini tidak berubah sama sekali. Dan rasa kekalahan ini bagi penulis sih sama seperti kekalahan dari Aston Villa, Agustus lalu. Kekalahan yang perlu sebagai ajang uji (pemantapan) mental (juara). So, please bring them back very soon to the right path, Prof! Bravo & good luck! Come on you guys! We (always) trust on you, Prof! J