Sabtu, 02 November 2013

Another Big Match(es): Either Better or Worse (Mentality)

Keok di kandang dalam dua laga berturut-turut menjadi catatan minor atas dominasi tuan rumah di liga domestik.  Setelah pasukan Jurgen Klopp pertengahan pekan lalu di ajang UCL,  tengah pekan ini giliran anak asuh Jose Mourinho di babak 16 besar Piala Liga (COC).  3 angka melayang, peluang ke QF apalagi titel juara COC pun otomatis terutup.  Kemenangan atas penghuni dasar klasmen di liga domestik akhir pekan lalu pun seolah tak dianggap.  Persoalannya adalah kedua tim yang mendepak  tuan rumah di kadang sendiri tergolong tim elite, tim besar, dengan kualitas pemain yang bisa dikatakan berimbang.  Tim yang sepanjang 9 pekan liga domestik bergulir, baru sekali diladeni tuan rumah, sehingga ‘gelar’ pemucuk klasmen sementara di liga disangsikan akan bertahan hingga akhir. 

Terbukti memang bahwa mental tim asuhan Arsene Wenger ini masih labil, terutama saat berhadapan dengan tim yang dilabeli besar macam dua tamunya di dua laga kandang terakhir di atas.  Beruntung keduanya terjadi di ajang non liga.  Artinya posisi pucuk pimpinan masih aman.  Baru akhir pekan ini dan dilanjutkan pekan depan uji konsistensi mental dan performa yang sesungguhnya dari tim ini diuji.  Menjamu peringkat ketiga yang tengah on fire dengan duet solid barisan depannya, dan diuntungkan dengan tidak bermain di level kompetisi lain, kekompakan barisan belakang tuan rumah diuji betul.  Sektor yang semenjak beberapa musim terakhir dituding sebagai penyebab serangkaian hasil minor tim berjuluk Meriam London ini memang sejauh ini masih sering berkontribusi atas gol demi gol penantangnya.

WASPADA dan FOKUS.  Dua hal yang harus ditanamkan betul oleh Wenger pada bocah-bocahnya jika tak ingin ‘dihadiahi’ hattrick kekalahan di kandang.  Bukan hanya hattrick, bahkan posisi pucuk klasmen pun terancam dikudeta runner up, yang notabene rival sekota.   Barisanbelakang masih akan kehilangan Flamini dan Arteta yang masing-masing mengalami cedera dan terkena hukuman kartu merah, hemm…sebuah kerugian tentu saja.  Absennya Flamini menegaskan bahwa penghuni Emirates tidak hanya bergantung pada seorang Mesut Ozil.  Kreativitas seorang Ozil tanpa sokongan Ramsey yang leluasa menyerang karena harus juga fokus menjaga pertahanan membuat serangan tim yang dikapteni Thomas Vermaelen hampir selalu nihil karena terlalu berlama-lama.  Intinya ada semacam gap antara agresivitas & efektivitas.   


Pengalaman ditekuk tamu dua kali berturut-turut seharusnya menajdi pelajaran yang teramat berharga.  Akhir pekan ini ujian itu kembali menghampiri.  Kali ini salah satu yang terberat.   Melawan tim dengan barisan depan paling sulit diantisipasi. Di liga utama pula. Tidak berlebihan jika inilah ujian sesungguhnya bagi penghuni Emirates.  Tanpa bermaksud meremehkan dua tim sebelumnya, level urgensi bukan terkait siapa-lawannya, melainkan ajang-apanya.  Hasil laga ini krusial untuk hasil di dua laga tandang yang tak kalah beratnya bagi tim ibu kota pekan mendatang.  GOOD for the GOOD. Not GOOD hopefully will turn to be GOOD very soon. #GGG #VCC 

Tidak ada komentar: