Kamis, 14 Juni 2012

Djarum Indonesia Open Super Series Premiere


Hajatan terakbar bagai insan perbulutangkisan nasional dan tentu saja internasional digelar selama seminggu ini.  Tempatnya? Dimana lagi kalau bukan ISTORA senayan! *bosen gak sih?*  yap, alagai kalau bukan Djarum Indonesia Open Super Series pake Premiere!  Udah gak mesti dijelasin lagi lah ya apa itu premiere dan blab la bla..googling aja pasti bejibun kok J.  Ada sejumlah misi *kalau banyak kesannya masruk gitu* yang dibawa para atlet Indonesia disini.  Paling tidak dua misis yang diusung: membayar hasil tanpa gelar di rumah sendiri dua tahun berturut-turut dan membayar kegagalan di Thomas Uber Cup.

Akan berhasilkah kira-kira?  Sejauh ini sih masih 50-50.  Kenapa? Karena baru sampai di Round 1 a.k.a babak 32 besar, udah bejubunnn pemain anadalan kalau gak bisa dibilang unggulan Indonesia yang pada berguguran.  Mereka yang non peletnas dan masih muda gak perlu disebutin satu-satu, kebanyakan dan terutama penulis gak pada kenal.  Nah buat pemain sekaliber pemain pelatnas pun ternyata eh ternyata teteup pada banyak yang bergurguran.  Sebut saja salah satu yang paling sulit dipercaya yaitu kekalahan ganda putra nomor 1 Indonesia saat ini, Moh Ahsan/Bona Septano.  Juniornya, Angga/Ryan pun menyusul.  Beruntung masih ada pasangan senior yang sayangnya nbelakangan mulai kurang fokus dan inkonsisten, markis Kido/Hendra Setiawan yang masih bertahan.

Di sektor lainnya, ganda putri muda andalah Indonesia Anneke/Nitya mesti mengakui keunggulan pasangan muda Cina dalam pertandingan yang berlangsung ketat.  Ada lagi Moh Rijal/Debby yang dipulangkan awal oleh pasangan d.  Nah, kalau di sektor tunggal baik putra dan putri sama-sama menyisakan sedikit pemain yang bertahan.  Dan percayakah bahwa diantara yang bertahan adalah Sonny DK yang mengawali DIOSSP ini dari babak kualifikasi dan langsung ditantang Peter Gade di R1. 

Luar biasa!  Di saat beberapa pemainmuda andalan masa depan seperti Tommy Kurniawan dipaksa mneyerah dari sesama pemain non unggulan, ini Sonny yang non unggulan bisa-bisanya mengalahkan Gade yang unggulan kedua!  Di putri, wakil Indonesia di tunggal putri OG nanti, Firdasari, mundur karena cedera saat kedudukan 7-7 melawan unggulan pertama, Wang Yihan.  Selain itu, Lindaweni yang tampil impresif di ajang Thomas Uber Cup beberapa waktu lalu, harus pulang lebih awal, bahkan sebelum masuk ke babak utama.  Masih ada Maria Febe sebenarnya, tapi sayang ia, pemain putri INA satu-satunya yang berhasil langsung menembus babak utama, ternyata tak berdaya menghadapi pemain  muda India.

#Result Round 32 DIOSSP
Dari hasil babak pertama secara keseluruhan, selain di Tunggal Putra, sektor lain relatif minim kejutan.   Di tunggal Putra, unggulan pertama Chen Jin mengundurkan diri saat tengah berhadapan dengan jan O Jogersen (Denmark).  Sementara Peter Gade ya itu dikalahkan oleh SDK. Chen Long pun hampiiir saja dikalahkan oleh M. Hafidz Hasyim (Malaysia).  Hasil maksimal yang ditorehkan SDK, diikuti pula oleh hasil positif dari sejumlah pemain Indonesia macam Taufik Hidayat, Hayom Rumbaka, dan Alamsyah Yuus yang berhasil mengalahkan lawan-lawannya. 

Di tunggal putri, taka ada kesulitan berarti yang dihadapai trio Wang yang menempati tiga unggulan teratas.  Sayangnya, pebulutangkis muda nomor satu Thailand saat ini, Ratchanok Inthanon, dipaksa menyerah lewat pertarungan ketat tiga set melawan tunggal Korea, Ju Ji Hyun.  Beruntung lah masih ada seorang Saina Nehwal yang menjadi juara bertahan turnamen ini dua kali bertutur-turut sebelum tahun kemarin dikalahkan srikandi-nya Thailand itu.  Mudah-mudahan Saina bisa terus melaju hingga ke puncak dan sempat direbut pemain lain itu di DIOSSP kali ini.  Ya, paling tidak kan bisa meminimalisisr peluang sapu bersih negaranya trio Wang.

Ganda Putri dan Putra, unggulan masih melaju, pun di Ganda campuran.  Kejutan-kejutan kecil seperti melajunya pemain non unggulan melibas pemain dengan peringkat lebih baik mewarnai ketiga sektor ini.  Namun tidak dominan.  Jika Bona Septano bersama M. Ahsan, pasangannya, dipaksa angkat koper lebih awal, maka hasil sebaliknya diraih saudara kandungnya, pasangan Markis Kido/Pia Zebadiah yang di luar dugaan bisa mengalahkan pasangan senior Denmark Thomas Layborn/Kamilla Rhytter Juhl. 

#Absennya Pemain Unggulan
Dua tunggal putra teratas duni sedari awal sudah memastikan absen di ajang berhadiah total US$ 650.000.  Sebagaimana kita ketahui bahwa tungga no 1 dunia, LCW mengalami cidera yang cukup parah di penyisihan grup Thomas Cup lalu.  Sementara Lin Dan, dengan alasan kelelahan turut absen.  Cukup? Belum, karena ternyata saat hari H, beberapa pemain menyusul absen seperti ganda putra unggulan pertama, Cai Yun/Fu Haifeng.  Dua ganda korea pun menyusul mundur yaitu Kim Min Jung/Ha Jung Eun dan Lee Yong Dae/Ha Jung Eun.  Ada juga Pi Hongyan, tunggal putri Perancis, dan beberapa pemain lainnya. 

Mundurnya Cai/Fu yang paling mengecewakan bukan saja penulis peribadi, melainkan juga seluruh pecinta bulu tangkis.  Gimana, ya, final klasik antara Cai/Fu vs JJS/LYD pasti dinantikan semua BL Lovers.  Penulis pribadi sebenanrnya sangat ingin menyaksikan duel ganda terkuat Cina itu dengan ganda terkuat Eropa, Mathias Boe/Carsten Mogensen.  Tapi, ya walaupun tanpa pemain-pemain tersebut, masih banyak pemain hebat dunia lainnya yang masih berlaga di DIOSSP kali ini.

#Momentum Emas Indonesia
Hasil minor Bona Septano/M. Ahsan, praktis menjadikan Ahhmad Tontowi/Liliyana Natsir sebagai tumpuan utama meraih gelar disini.  Bukan apa-apa, sudah dua tahun terakhir ini Indonesia tanpa gelar di negeri sendiri.  Harapan publik berlipat setelah kekalahan yang bisa dikatakan tak terduga di Thomaa-Uber Cup lalu.  Maka, kalau tadinya beban pemain hanya memecah telor gelar, maka kini sekaligus menjadi ajang pembuktian bahwa Indonesia belum sepenuhnya habis, paling tidak di nomor perorangan.

Tren positif yang ditunjukkan pasangan Tontowi/Liliyana di tahun 2012 ini tentu membuat pecinta bulu tangkis di tanah air berharap banyak pada pasangan ini.  Apalagi setelah suskes mereka meraih gelar di All England setelah sebulumnya puasa gelar tujuh tahun secara Indonesianya, dan  di secara sektor ganda campurannya.  Selain itu kemenangan SDK di ajang Thailand GPG pekan lalu mudah-mudahan bisa diulangi disini, di negeri sendiri.  Ya, setidaknya dua gelar bisa diamankan pasukan merah putih di ajang DIOSSP.  Kemenangan Tontowi/Liliyana yang dinanti-nantikan ditambah kemenangan pemain yang baru saja come back setelah dibekap cedera berkepanjangan, SDK, tentu akan menjadi peliipur lara bagi para pemain dan pecinta bulu tangkis tanah air.  Dan, disinilah, di ajang Djarum Indonesia Open Super Series, di rumah sendiri, merupakan momentum emas untuk meraih dan mewujudkan cita-cita tersebut.

Tidak ada komentar: