Selasa, 24 Mei 2011

Piala Sudirman 2011

Mungkinkah Ia (Sudirman) Pulang Kampung Tahun Ini?

Supremasi tertinggi di kancah bulu tangkis beregu campuran ini kini memasuki gelaran ke-12 . Dari 11 kali penyelenggaraannya, tercatat hanya tiga Negara yang pernah memboyong piala ini yaitu Indonesia (1 kali), China (7 kali), dan Korea Selatan (3 kali). Digelar pertama kali pada tahun 1989 di Indonesia, piala ini tidak pernah kembali singgah di kampong halamannya, tanah airnya, Indonesia. Sejak menjadi jawara perdana di negeri sendiri pada tahun penyelenggaraan pertamanya, Indonesia belum pernah menjuarai kembali turnamen ini. Memang, setelahnya Indonesia berasil enam kali mencapai final, namun di partai puncak perjuangannya selalu kandas di tangan lawan-lawannya. Terakhir, Indonesia melaju higga ke final pada tahun 2009 di Guang Zhou, China. Sayangnya, di final skuad merah putih mesti mengakui keunggulan para pemain China yang menaklukan mereka 3-0 tanpa sempat mencuri satu game pun. Halini tentu saja menjadi suatu catatan tesendiri bagi PBSI selaku induk organisasi cabang olah raga andalan negeri ini. Kegagalan Indonesi di enam final Piala Sudirman seharusnya bisa segera dievaluasi dan tentu saja diperbaiki. Bagaimanapun, Indonesia merupakan Negara pencetus lahirnya kejuaraan dunia beregu campuran menyusul even beregu serupa Thomas-Uber Cup yang mempertemukan tim-tim dari berbagai Negara.

Tahun ini Indonesia kembali ujuk gigi di ajang serupa. Event dua tahunan yang kali ini diselenggarakan di Qingdao, China ini berlangsung dari tanggal 22-29 Mei 2011. Diikuti oleh lebih dari dua puluh Negara, kejuaraan ini dibagi ke dalam beberapa kelas (divisi). Kelas utama dikelompokkan menjadi empat grup besar: A,B,C,D yang masing-masing grupnya diisi oleh tiga tim dari tiga Negara berbeda. Tim merah-putih sendiri berada di grup B bersama Malaysia dan Rusia. Menghadapi Rusia di partai pertama seharusnya tidak sulit bagi Simon Santoso dkk untuk melewati pertandingan dengan kemenangan. Dan, Indonesia pun terbukti bisa mengungguli lawannya ini. Rusia sendiri meski kalah bukan berarti tanpa perlawanan, pasalnya mereka mampu merebut game pertama di Ganda Campuran melawan Pia Zebadiah/Frans Kurniawan, 2 set langsung. Sebaliknya, meski menang Indonesia tetap harus waspada terlebih lagi lawan selanjutnya ialah negeri serumpun Malaysia yang memainkan selurh pemain terbaiknya seperti Lee Chong Wei di Tunggal Putra dan Koo Kian Kiet/Tan Boen Heong di Ganda Putra. Semetara di kubu Indonesia praktis sejakmundurnya Taufik serta ketidaksediaan Markis/Hendra ditambah cederanya Lyliana Natsir praktis hanya akan mengandalkan kekuatan skuad mudanya seperti Simon Santoso (Tunggal Putra), Bona Septano/M. Ahsan (Ganda Putra), serta Pia Zebadiah/Frans Kurniawan (Ganda Campuran).

Dengan absennya para pemain utama, otomatis posisi Indonesia sbagai tim unggulan bergeser menjadi tim underdog. Meski secara hitung-hitungan di atas kertas Indonesia diungulkan di posisi ketiga setelah tuan rumah, China, dan Denmark di urutan kedua, namun pada kenyataannya fakta bahwa tim Indonesia kali ini dihuni oleh skuad muda yang masih kalah jam terbang sementara tim lainnya diisi oleh para peain utamanya membuat peluang Indonesia untuk membawa pulang Piala Sudirman menipis. Jangankan menjadi juara, menembus semifinal saja rasanya berat. Tanpa bermaksud mengesampingkan kualitas para pemain muda itu, patut diakui bahwa kekuatan Indonesia mengalami penurunan dari tahun-tahun sebelumnya. Pasalnya masih terbatasnya jam terbang menyebabkan mereka kalah dari segi pengalaman dengan para calon lawannya yang merupakan pemain inti di tiap negera yang hampir tidak pernah absen dalam berbagai event kejuaraan Super Series pun kejuaraan internasional lainnya. Meski demikina, bukan berarti kita mesti meragukan kemampuan para pemain muda tersebut karena pada dasarnya dari segi kemampuan mereka pun tak berbeda jauh dari para seniornya, hanya saja sekali lagi ditegaskan, permasalahannya ialah pada jam terbang.

Sebenarnya PBSI harus mulai mempersiapkan diri dengan kondisi tersebut karena bagaimanpun tidak selamanya pemain senior bisa memperkuat tim merah putih. Faktor usia yang akan berpengaruh pada stamina dan kualitas secara keseluruhan cepat atau lambat pasti akan terjadi. Sudah saatnya PBSI mempersiapkan para atlet muda untuk menjadi penerus estafeta perjuangan para senior yang sejauh ini telah memberikan segudang prestasi bagi skuad Merah Putih. Ada banyak talenta atlet bulu tangkis di Indonesia ini terbukti dengan menjamurnya klub bulu tangkis di berbagai daerah, yang artinya regenerasi sangat mungkin untuk dilakukan. Pembinaan yang intensif menjadi kunci utama suksesnya regenerasi. Bagi mereka yang telah tersaring di Pelatnas Cipayung, alangkah sangat baiknya bila mereka rajin diturunkan di berbagai turnamen intenasional setinkat Super Series bahkan untuk semakin menajamkan kemampuannya dan mengasah pengalamannya.

Mungkin, di ajang Piala Sudirman ke-12 ini Indonesia mencoba untuk realistis dengan tidak mempunyai target khusus menilik pada komposisi tim yang dibawa ke China. Namun, bukan berarti juga Indonesia mesti pulang dengan tangan hampabukan? Justru sekarang saatnya ntuk membuktikan bahwa Indonesia mampu memberikan yang terbaik dan masih amat sangat layak diperhitungkan eski tanpa kehadiran para pemain inti. Toh, pada dasarnya sekalipun Taufik Hidayat, Markis Kido/Hendra Setawan, serta Lilyana Natsir/Ahmad Tantowi dimainkan pun tidak menjadi jaminan 100% mereka bisa mengalahkan lawan-lawannya seperti Lee Chong Wei atau Lindan, Koo Kien Kiet/Tan Boen Heong atau Chai Yun/Fu Haifeng, serta Xu Chen/Ma Jin. Jadi, absennya para pemain utama seharusnya tidak dijadikan alasan utama untuk tidak berprestasi di ajang ini. Siapa tahu justru dengan ketidakikutsertaannya para andalan skua merah putih ini menjadikan suatu motivasi tersendiri bagi para juniornya untk memanfaaan kesempatan ini sebaik-baiknya dengan mengelurakan dan menunjukkan kemampuan terbaiknya guna mengukir prestasi terbaik di ajang kejuaraan beregu internasional kali ini. Bukankah ada pepatah yang berbuyi “yang Muda yang berprestasi”?

Ayoo para pahlawan bangsa, tunjukkan pada dunia, usia muda bukanlah menjadi suatu penghambat, melainkan menjadi suatu keunggulan tersendiri. Meski secara pengalaman masih belum mampu mengimbangi, akan tetapi semangat muda seharusnya tercerin dari semngat bermain dan stamina prima. JAYALAH TIM MERAH PUTIH, berikan yang TERBAIK untuk TANAH AIR, KIBARKAN sang Merah Putih, dan KUMANDANGKAN INDONESIA RAYA seraya MEMBOYONG sang PIALA SUDIRMAN pulang ke KAMPUNG HALAMAN, NEGERI ASAL: INDONESIA. HIDUPLAH INDONESIA RAYA! :))

we are really miss youu... :))

1 komentar:

Pebzna mengatakan...

hey..bagi kalian yang sengata atau malahh tidak sengaja menemukan dan membaca postingan ini, mohon dicomment yaa.. the comment would be up to you guys... thanks before for your coorperation.. :))