Rabu, 08 September 2010

FENOMENA RAMADHAN (Lagi, Lagi, Lagi!)

Emang sih belum tentu mereka semua muslim, bisa aja mereka non muslim yang berarti gak punya kewajiban untuk shaum, tapi yah menurut penulis sebagian besardari mereka pasti islam deh kalo menurut yang tertera di KTP nya. Bisa jadi inilah salah satu fenomena islam KTP ketika agama hanya dijadikan sebagai formalitas tertulis biar gak disangka Atheis! Okey, mau shaum kek, enggak kek, kalau dari segi HAM suka-suka si empunya diri, hak-hak mereka, urusan amat sih loh, toh dosa juga yang nanggung mereka ini yang kalo kata salah seorang rekan penulis mah begini: yah shalat dll mah urusan masing-masing (mungkin maksudnya urusan kita ma sang Khalik langsung). Tapi kan sebagai sesama muslim toh kita patut mengingatkan, barangkali mereka sedang khilaf (semoga). Cuma yang masih bikin penulis terheran-heran dan (selalu) kesel adalah sikap tak acuh mereka pas mereka yah itu tadi ngerook, makan, minum di depan umat muslim lain yang sedang shaum. Syukur alhamdulillah Ramadhan ini penulis belum pernah mergokin langsung orang yang teutama makan dan minum di siang bolong, tapi kalau mereka yang merokok hemm..lumayan sering lah, terutama para supir angkot tuh yang sering kali menjadikan profesinya sebagai alesan buat gak sahum! Dan sayangnya banyak gerai, kios, toko, dan berbagai tempat jualan makanan yang teteup buka di siang hari, bahkan gak jarang petugas yang kerja di situ pun ikut-ikutan gak shaum (entah emang noni, entah kabitaeun). Kan gakan ada asep kalo gakda apai, gakkan ada kejahatan kalo gak ada kesempatan, naah maunya penulis pengusaha-pengusaha penganan terutama kalau bisa sih khususon di bulan berjuta rahmat dan maghfiroh ini mbo yah bukanya agak sorean gituh, toh yakinlah Allah pun gak akan nutup pintu rezeki buat mereka yang punya niat baik di bulan Ramadhan ini. Tapi yah itu dy kan gak semua orang (baca: pengusaha, pengelola penganan) aware sama kayak gitu-gitu, makanya penulis cuma bisa berdoa semoga setiap tahunnya jumlah 'prajurit' yang meyerah sebelum genderang 'perang' ditabuh semakin berkurang, dan berkurang, dan berkurang. Dan semoga kesadaran mereka yang mengaku sebagai umat muslim (terutama para kaum adam yang senantiasa dengan sengaja melalaikan shaum ramadhan) akan kewajiban menjalankan ibadah shaum Ramadhan tiap tahunnya di bulan ramadhan, juga para pengusaha dan pengelola penganan agar lebih memperhatikan waktu buka kedai, kios, warung, toko, dll., mereka. Serta tak lupa kita selaku umat muslim untuk saling mengingatkan bila saja ada si antara kita yang (mungkin) sedang lalai dan khilaf. mohon maaf kalau kata-kata penulis cenderung kasar dan tak beraturan, maklum penulis sering naik adrenalinnya kalau bahas tentang hal yang satu ini, yang selalu bikin penulis: GE-RE-GE-TAN! >,<

Tidak ada komentar: