Hanya baca sekilas secara
tidak sengaja di salah satu blog atau media online…ahh lupa, yang jelas
langsung ngerasa kalau film ini waib masuk list film yang mesti ditonton. Penulis mengajak dua orang teman yang satu
diantaranya justru paling semangat setelah sempat menolak secara tidak langsung
dengan mempertanyakan “film apaan tuh?”. Tapi
untunglah setelah baca tweet-nya seseorang, lancer sudah transaksi di depan
mbak penjaga loket tiket beberapa hari kemudian. Nonton tanpa ekspektasi apapun—hanya berbekal
sedikit informasi tentang garis besar filmnya yg ala Cokelat-Stoberi n Butterfly *film lokal sejenis yg penulis
tonton—gak nonton Arisan sih penulis*--jreng jreng penulis disuguhi sepuluh
cerita yang bagi penulis pribadi gak kalah “serem” sama Film “Hi5steria” yang
penulis tonton semingguan sebelumnya, juga dengan teman yang sama. Di sisi lain, kenyataan yang coba digambarkan
film ini member kegetiran tersendiri lewat cerita yang pada akhirnya mesti
diakui menyentuh.
Sepuluh cerita dengan benang
merah yang sama: fenomena yang dianggap tabu di masyarakat yang sebenarnya
memang ada: kaum marginal. Ada kisah
mengenai pasangan sesama jenis baik yang lelaki ataupun perempuan, kisah
seorang yang harus berganti identitas karena tuntutan pekerjaan dan akibat
pekerjaan, bahkan hingga berganti jenis kelamin! Semuanya terangkum dalam “sanubai Jakarta”.
Ada kisah tentang seorang
lelaki yang menciptakan bayangan seorang wanita agar bisa melakukan hal yang
tidak bisa dilakukannya dengan sang kawan lelakinya. Lalu, kisah seorang kepala keluarga yang
terpaksa menjaid waria di malam hari demi memenuhi kebutuhan rumah tangga. Dilanjutkan kisah cinta terlarang antara guru
TK dengan wali muridnya yang ternyata sesama wanita. Disambung dengan kisah dua lelaki yang melulu
gagal bercinta karena berbagai gangguan hingga berakhir dengan salah seorang
memilihmeninggalkan lokasi pasca pertengkaran sepasang kekasih. Ada juga kisah sepasang kekasih yang sama-sama
wanita yang juga gagal bercunta di hari terakhir pertemuan mereka karena salah
seorangnya sedang haid.
Selain kelima kisah tersebut,
masih ada kisah seorang wanita bernama Srikandi yang menyamar sebagai lelaki di
kantornya demi mendapat penghormatan dari reakan lelakinya pasca diperlakukan
semena-mena karena kewanitaannya. Juga seorang
lelaki paruh baya yang menceritakan kisah seorang gadis yang ternyata adalah
dirinya di masa lalu. Ada juga kisah dua
wanita, yang merasa terjebak dalam keteraturan dan putus cinta dari teman
wanitanya, yang dipertemukan secara tak sengaja di toko bra. Llau, ada kisah tentang sepasang lelaki yang
hubungannya mulus sampai muncul pertanyaan tentang apakah semua itu nyata. Dan, kisah pun ditutup dengan satu kisah
manis antara lelaki dan perempuan yang ternyata bermasa lalu seorang lelaki!
Wuih…dengan kesepuluh cerita
di atas, penulis tuh berasa nonton film horror atau thriller deh, cape…. Adrenalinnya
dipompa…kenyatan yang….bikin senum simpul sambil mengernyitkan dahi. Sempayt terkecoh sekaligus bahagia dengan
kisah penutup yang seolah relative normal, antara lelaki dan wanita, tapi
ternyata….oow….tapi walopun gitu, yaa itu endingnya so sweet dan jujur sangat
menyentuh. Mata penulis pun ya sampai
berkaca-kaca. Hemm…khawatir makin lama
penulis mkain subjektif dan cenderung mengundang kontroversi, nampaknya resensi
ini akan segera penulis akhiri saja. Overall,
ini film a must see ya, terutama buat menyadarkan kita bahwa fenomena yang
digambarkan dalam film ini tuh emang ada, dan bahkan mungkin dekat dengan
kita. *tersenyum simpul*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar