Hajatan
terakbar bagai insan perbulutangkisan nasional dan tentu saja internasional
digelar selama seminggu ini. Tempatnya?
Dimana lagi kalau bukan ISTORA senayan! *bosen gak sih?* yap, alagai kalau bukan Djarum Indonesia Open
Super Series pake Premiere! Udah gak
mesti dijelasin lagi lah ya apa itu premiere dan blab la bla..googling aja
pasti bejibun kok J. Ada sejumlah misi *kalau banyak kesannya
masruk gitu* yang dibawa para atlet Indonesia disini. Paling tidak dua misis yang diusung: membayar
hasil tanpa gelar di rumah sendiri dua tahun berturut-turut dan membayar
kegagalan di Thomas Uber Cup.
Akan
berhasilkah kira-kira? Sejauh ini sih
masih 50-50. Kenapa? Karena baru sampai
di Round 1 a.k.a babak 32 besar, udah bejubunnn pemain anadalan kalau gak bisa
dibilang unggulan Indonesia yang pada berguguran. Mereka yang non peletnas dan masih muda gak
perlu disebutin satu-satu, kebanyakan dan terutama penulis gak pada kenal. Nah buat pemain sekaliber pemain pelatnas pun
ternyata eh ternyata teteup pada banyak yang bergurguran. Sebut saja salah satu yang paling sulit
dipercaya yaitu kekalahan ganda putra nomor 1 Indonesia saat ini, Moh
Ahsan/Bona Septano. Juniornya,
Angga/Ryan pun menyusul. Beruntung masih
ada pasangan senior yang sayangnya nbelakangan mulai kurang fokus dan
inkonsisten, markis Kido/Hendra Setiawan yang masih bertahan.
Di
sektor lainnya, ganda putri muda andalah Indonesia Anneke/Nitya mesti mengakui
keunggulan pasangan muda Cina dalam pertandingan yang berlangsung ketat. Ada lagi Moh Rijal/Debby yang dipulangkan
awal oleh pasangan d. Nah, kalau di
sektor tunggal baik putra dan putri sama-sama menyisakan sedikit pemain yang
bertahan. Dan percayakah bahwa diantara
yang bertahan adalah Sonny DK yang mengawali DIOSSP ini dari babak kualifikasi
dan langsung ditantang Peter Gade di R1.
Luar
biasa! Di saat beberapa pemainmuda
andalan masa depan seperti Tommy Kurniawan dipaksa mneyerah dari sesama pemain
non unggulan, ini Sonny yang non unggulan bisa-bisanya mengalahkan Gade yang
unggulan kedua! Di putri, wakil
Indonesia di tunggal putri OG nanti, Firdasari, mundur karena cedera saat
kedudukan 7-7 melawan unggulan pertama, Wang Yihan. Selain itu, Lindaweni yang tampil impresif di
ajang Thomas Uber Cup beberapa waktu lalu, harus pulang lebih awal, bahkan
sebelum masuk ke babak utama. Masih ada
Maria Febe sebenarnya, tapi sayang ia, pemain putri INA satu-satunya yang
berhasil langsung menembus babak utama, ternyata tak berdaya menghadapi
pemain muda India.
#Result Round 32 DIOSSP
Dari hasil babak pertama secara keseluruhan,
selain di Tunggal Putra, sektor lain relatif minim kejutan. Di tunggal Putra, unggulan pertama Chen Jin
mengundurkan diri saat tengah berhadapan dengan jan O Jogersen (Denmark). Sementara Peter Gade ya itu dikalahkan oleh
SDK. Chen Long pun hampiiir saja dikalahkan oleh M. Hafidz Hasyim
(Malaysia). Hasil maksimal yang ditorehkan
SDK, diikuti pula oleh hasil positif dari sejumlah pemain Indonesia macam
Taufik Hidayat, Hayom Rumbaka, dan Alamsyah Yuus yang berhasil mengalahkan
lawan-lawannya.
Di
tunggal putri, taka ada kesulitan berarti yang dihadapai trio Wang yang
menempati tiga unggulan teratas.
Sayangnya, pebulutangkis muda nomor satu Thailand saat ini, Ratchanok
Inthanon, dipaksa menyerah lewat pertarungan ketat tiga set melawan tunggal
Korea, Ju Ji Hyun. Beruntung lah masih
ada seorang Saina Nehwal yang menjadi juara bertahan turnamen ini dua kali
bertutur-turut sebelum tahun kemarin dikalahkan srikandi-nya Thailand itu. Mudah-mudahan Saina bisa terus melaju hingga
ke puncak dan sempat direbut pemain lain itu di DIOSSP kali ini. Ya, paling tidak kan bisa meminimalisisr
peluang sapu bersih negaranya trio Wang.
Ganda
Putri dan Putra, unggulan masih melaju, pun di Ganda campuran. Kejutan-kejutan kecil seperti melajunya
pemain non unggulan melibas pemain dengan peringkat lebih baik mewarnai ketiga
sektor ini. Namun tidak dominan. Jika Bona Septano bersama M. Ahsan,
pasangannya, dipaksa angkat koper lebih awal, maka hasil sebaliknya diraih
saudara kandungnya, pasangan Markis Kido/Pia Zebadiah yang di luar dugaan bisa mengalahkan
pasangan senior Denmark Thomas Layborn/Kamilla Rhytter Juhl.
#Absennya Pemain Unggulan
Dua
tunggal putra teratas duni sedari awal sudah memastikan absen di ajang
berhadiah total US$ 650.000. Sebagaimana
kita ketahui bahwa tungga no 1 dunia, LCW mengalami cidera yang cukup parah di
penyisihan grup Thomas Cup lalu. Sementara
Lin Dan, dengan alasan kelelahan turut absen.
Cukup? Belum, karena ternyata saat hari H, beberapa pemain menyusul
absen seperti ganda putra unggulan pertama, Cai Yun/Fu Haifeng. Dua ganda korea pun menyusul mundur yaitu Kim
Min Jung/Ha Jung Eun dan Lee Yong Dae/Ha Jung Eun. Ada juga Pi Hongyan, tunggal putri Perancis,
dan beberapa pemain lainnya.
Mundurnya
Cai/Fu yang paling mengecewakan bukan saja penulis peribadi, melainkan juga
seluruh pecinta bulu tangkis. Gimana,
ya, final klasik antara Cai/Fu vs JJS/LYD pasti dinantikan semua BL Lovers. Penulis pribadi sebenanrnya sangat ingin
menyaksikan duel ganda terkuat Cina itu dengan ganda terkuat Eropa, Mathias
Boe/Carsten Mogensen. Tapi, ya walaupun
tanpa pemain-pemain tersebut, masih banyak pemain hebat dunia lainnya yang
masih berlaga di DIOSSP kali ini.
#Momentum Emas Indonesia
Hasil
minor Bona Septano/M. Ahsan, praktis menjadikan Ahhmad Tontowi/Liliyana Natsir
sebagai tumpuan utama meraih gelar disini.
Bukan apa-apa, sudah dua tahun terakhir ini Indonesia tanpa gelar di
negeri sendiri. Harapan publik berlipat
setelah kekalahan yang bisa dikatakan tak terduga di Thomaa-Uber Cup lalu. Maka, kalau tadinya beban pemain hanya
memecah telor gelar, maka kini sekaligus menjadi ajang pembuktian bahwa
Indonesia belum sepenuhnya habis, paling tidak di nomor perorangan.
Tren
positif yang ditunjukkan pasangan Tontowi/Liliyana di tahun 2012 ini tentu
membuat pecinta bulu tangkis di tanah air berharap banyak pada pasangan
ini. Apalagi setelah suskes mereka
meraih gelar di All England setelah sebulumnya puasa gelar tujuh tahun secara Indonesianya,
dan di secara sektor ganda
campurannya. Selain itu kemenangan SDK
di ajang Thailand GPG pekan lalu mudah-mudahan bisa diulangi disini, di negeri
sendiri. Ya, setidaknya dua gelar bisa
diamankan pasukan merah putih di ajang DIOSSP.
Kemenangan Tontowi/Liliyana yang dinanti-nantikan ditambah kemenangan
pemain yang baru saja come back setelah dibekap cedera berkepanjangan, SDK,
tentu akan menjadi peliipur lara bagi para pemain dan pecinta bulu tangkis
tanah air. Dan, disinilah, di ajang Djarum
Indonesia Open Super Series, di rumah sendiri, merupakan momentum emas untuk
meraih dan mewujudkan cita-cita tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar