"Kekalahan (yang) beda lawan (Dortmund), sama rasa (Aston Villa)"
Rekor belum terkalahkan di 12 laga terakhir harus terhenti semalam (22/10) kala tuan rumah kedatangan tim tamu asal negeri si raja assist. Pemuncak klasmen sementara di liga domestik tertinggal terlebih dahulu di menit ke-16 sebelum akhirnya berhasil mencetak gol penyeimbang di menit ke-41. Sayang, kecepatan jagoan tim yang sementara ini menjadi runner up di liga domestiknya diamini oleh kelengahan lini pertahanan yang terlambat kembali ke posisi-nya. Akibatnya fatal: gol penentu kemenangan tim tamu pun tak terbendung meluncur deras dari sepakan voli di menit ke-82. Hingga wasit meniupkan peluitnya, tim tuan rumah tak mampu memaksakan hasil imbang.
Kekalahan yang cukup menyesakkan. Sebagai tuan rumah dan di tengah euforia kemenangan impressive-nya di liga domestik akhir pekan lalu. Ditambah pula laga ini bertepatan dengan hari jadi sang manager yang (konon) menginginkan kemenangan sebagai ‘birthday wish’ nya. Tidak ada alasan untuk membuang-buang poin sebetulnya. Sebaliknya, atmosfer berbeda menyelimuti kubu tamu. Bertandang ke Emirates tanpa didampingi pelatih kepala, yang mendapat hukuman akibat protes keras di laga kontra Napoli, tim ini sangat berambisi mengamankan 3 poin demi mengamankan tiket untuk lolos dari fase grup.
Sama-sama berambisi untuk mengamankan 3 angka dengan motivasi yang cukup berbeda
membuat kedua tim bermain menyerang sejak awal.
Tim tamu langsung menggedor pertahanan tuan rumah. Tak mau kalah tuan rumah pun sering kali
mencuri serangan. Sayang lamanya
penguasaan bola selalu berujung pada mentalnya penyerangan di barisan
pertahanan tim tamu. Malah tim tamu sering
kali langsung melakukan serangan balik yang (lebih) efektif setiap berhasil
merebut bola yang entah kenapa seakan terlalu licin bagi para punggawa tuan
rumah. Sekalipun ball possession di paruh kedua hingga akhir laga memihak tuan rumah,
namun kembali efektivitas serangan balik ala tim tamu yang akhirnya melayangkan
3 poin untuk dibawa pulang ke Jerman.
Hasil minor ini tentulah
bukan merupakan kado terindah bagi sang professor selaku manager yang tengah
merayakan hari jadi. Namun kekalahan ini
kiranya bisa menjadi kado PALING BERHARGA bagi sang pria Prancis tersebut. Mengapa? Di balik segala hal yang tidak
menyenangkan dari kekalahan ini, penulis dari sudut pandang pendukung amatir
sih menilai masih banyak pelajaran yang bisa diambil. Pertama, kekalahan ini seperti memberi sinyal
pada sang professor bahwa tim nya
masih butuh uji mental sebagai calon juara.
Kedua, fokus dan konsistensi masih menjadi PR bagi tim ini terutama saat
berhadapan dengan tim ‘besar’. Ketiga,
tidak salah kiranya saat sang professor
‘menghargai’ gelandang bertahan baru-tapi-lamanya seharga dengan gelandang
serang baru-nya yang memecahkan rekor transfer klub tersebut. Artinya peran keduanya sama penting. Seperti terpampang nyata dalam pertandingan
semalam bagaimana repotnya barisan pertahanan tanpa kehadiran sang jangkar yang
mengalami cedera saat melakoni pertandingan di liga lokal sabtu lalu.
Dan selain
ketiga poin di atas, fakta positif lainnya adalah bahwa kekalahn ini terjadi di
masa-masa awal musim dan jelang menghadapi laga krusial dalam 2 pekan ke depan
(berturut-turut lawan tim ‘besar’). Artinya
masih ada cukup waktu untuk pria yang merayakan 17 tahun kariernya bersama tim
ini di musim ini untuk memoles dan memantapkan kembali permainan anak asuhnya. Bukan
pekerjaan yang sederhana memang, namun tidak akan dijuluki sebagai sang professor bila mantan arsitek As Monaco
ini tak mampu memecahkan persoalan rumit.
Musim masih panjang, lawan-lawan berat menanti (untuk mencuri poin demi
poin & momentum tentunya); (tapi) bursa transfer musim dingin (pun) akan
segera tiba. Selamat hari jadi ke-64, Prof! Selamat ‘menikmati’ dan ‘mengotak-atik’
kado Anda yang paling berharga (ini): kemenangan yang tertunda (baca: kalah
untuk terus menang). Keyakinan penulis terhadap (raihan) tim (musim) ini tidak
berubah sama sekali. Dan rasa kekalahan ini bagi penulis sih sama seperti
kekalahan dari Aston Villa, Agustus lalu. Kekalahan yang perlu sebagai ajang uji (pemantapan) mental (juara). So,
please bring them back very soon to
the right path, Prof! Bravo & good luck! Come on you guys! We (always) trust on you, Prof! J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar