Sesi pertamaini akan diisi oleh pengalaman hari kemarin, dari beranjak dari tempat tidur hingga kembali ke tempat tidur!
Gema adzan subuh mengusik telinga ini, dan seperti hubungan listrik pararel mata ini pun ikut terbuka. Dengan sedikit linglung fikiran ini melayang seraya bertanya pada diri sendiri “loh, kenapa toh posisi tidur saia begini?!?” ketika menyadari bahwa posisi tubuh ini 180o dari arah tidur normal. Sejurus kemudian, otak ini kembali teringat sesuatu”ahh…Ind*****a* Id*l!” pekik otak ini, mata inipun segera memburu jam dinding yang terpajang rapi pada tempatnya dan berdetak 24 jam tiada henti. Jarumpanjang jam menunjuk ke angka 9; jarum pendeknya hampir mengarah ke angka 5, ya jam 4.45! “yahhhhh…ketinggalan lagi deh!” desah otak ini panjang. Untuk kesekian kalinya di minggu ini mata ini terpejam lebih awal dari yang direncanakan, sekalipun setengah gelas C**lin*) telah diseruput mulut ini di waktu-waktu tersebut . Tanpa berpikir panjang, segera kuangkat tubuh ini untuk kembali berbaring di posisi yang seharusnya seraya berkompromi dalam hati “hemm..masih jam 4.45, tar deh shalatnya jam 5, lumayan masih 15 menit lagi”.
Jam 5.05 barulah tubuh ini beringsut dengan enggannya darikasur nan empuk setelah sebelumnya mnghempaskan selimut nan hangat pelindung daiudara pagiyang begitu dinginnya. Begitu keluar kamar, kaki ini segera dilangkahkan menuju kamar mandi. Udara kamar mandi yang dingin tak kunjung membuat rasa kantuk berangsut hilang sampai muka ini dibilas dengan sedikit sabun setelah sebelumnya sikat gigi digosokkan pada gigi ini, seperti biasa. Sebelum meninggalkan kamar mandi, diri ini tak lupa menjalankan misi utama di kamar mandi: buang airkecil dan berwudlu. Setelah menunaikan ibadah shalat Subuh, diri ini sempat melakukan suau aktivitas hingga jam 6 pagi sebelum akhirnya pada jam 6.10 diri ini kembali memasuki kambar mandi, dan kali ini dengan ditemani selembar anduk, yah It’s bathing time! Sebenarnya udara yang dingin membuat diri ini malas untuk bersentuhan dengan air, namun sebuah kegiatan yang dijadwalkan dimulai jam 8 pagi memaksa diri ini untuk berkompromi dengan air, it’s ok lah.
Jam 7.10, baju yang hendak dilekatkan pada badan ini telah beres disetrika, saatnya berganti baju dan mengoleskan make up seperlunya pada wajah.
Jam 8.30, baju telah dikenakan, barang yang akan dibawa pun sudah dikemas, intinya sudah siap berangkat. Ibu yang sedari tadi berkutat di dapur memaksa tanganini enyupakan sepiring nasi goreng ke dalam mulut ini. Hemm..nasi goreng bikinan istrinya bapak ini selalu membuat mulut ketagihan bergoyang! lezaaaaat! ^^ Akhirnya setelah melahap hapir sepiring nasi goreng dan diiringi segelas teh manis, akhirnya diri ini pun berangkat dengan diantarkan oleh bapak menggunakan motornya yang senantiasa mengiringi kemana pun bapak menyetirnya.
Jam 8.20, sampailah diri ini ke lokasi kegiatan, di daerah Sukajadi. Disana, seorang gadis telah berdiri mematung: menunggu diri ini. Dia adalah rekan satu organisasi yang memang telah janjian bertemu sebelumnya. Sang rekan telah tiba sejak jam 8 sepertinya (so sorry ya kawan! :P). Tanpa membuang waktu kami pun bergegas menuju lantai paling atas gedung 3 lantai tersebut. Begitu tiba, kami langsung disambut oleh meja penerima tamu sekaligus tempat registrasi. Setelah menyerahkan berbagai persyaratan yang ditukar dengan beberapa fasilitas sperti notebook, ballpoint, dan pin, kami pun segera mengambil posisi duduk. Masih 30 menit menuju pembukaan, dan kamipun diperslakan untuk menyantap hidangan pembuka dalam sesi coffee break yang telah disediakan oleh panitia. Lumayan, sepotong brownies dan sebuah kue ape menjadi sajian pembuka yang cukup bagi perut ini yang telah diisi nasi goreng sebelumnya.
Sekitar jam 9, pembukaan pun dimulai. Dimulai oleh laporan Ketua Pelaksana dan diakhiri oleh Pembukaan acara secara resmi oleh PCM Sukajadi, yang berlangsung selama hampir 1 jam. Beres pembukaan, tanpa menunggu lama materi pertama pun disampaikan. Berhubung, pemateri yang dijadwalkan disampaikan pertama kali masih ada urusan lain sehingga belum tiba di lokasi, maka matei pertama pun diisi oleh Ketua Umum PCM Sukajadi mengenai “Writing Lecturer”. Satu jam berlalu, materi pertama pun berganti dengan materi ke-2, kali ini berjudul “Mengikat Makna, Menjemput Cinta” yang disampaikan oleh Ali Muakhir, seorang penulis yang punya spesialisasi pada cerita anak. Ia berbagi pengalamannya seputar dunia kepenulisan dan sempat melakukan sedikit simulasi yang intinya mengajak peserta untuk menyadari bahwa ide itu ada dimana-mana, tinggal bagaimana kita meraciknya ke dalam sebuah tulisan. Sesi ini sebagaimana sesi sebelumnya berlangsung selama kurang lebih satu jam, dan diakhiri dengan sesi tanya jawab. Sayang, pertnyaan yang hendak dismpaikan oleh mulut ini tak sempat terucap karena keterbatasan waktu mengingat adzan dzuhur sudah menyapa. Akhirnya resume dari sang moderator menutup sesi awal kegiatan tsb.
Sekitar jam 12, waktunya ISHOMA. Tapi, sepertinya lebih tepat disebut IMASHO karena begitu waktunya istirahat, para peserta memilih untuk menyantap makan siang terlebih dahulu sebelum menunaikan ibadah shalat Dzuhur, modusnya apalagi kalau bukan dalil orang lapar “mending makan inget shalat, daripada pas shalat inget makan!”, ya begitulah kalau prut sudah tidak bisa diajak kompromi apalagi ditambah dengan menu yang cukup menaikkan selea makan: sejenis h*ka-h*ka b**to, makanan khas jepang gitu deh. Berhubung makanan khas Jepang maka makannya pun dengan menggunakan sumpit, namun meski begitu panitia berbaik hati menyediakan sendok bagi mereka yang kesulitan ataupun merasa ribet menggunakan sumpit. Bahkan, tak sedikit bapak-bapak yag memilih makan menggunakan tangan daripada harus bergulat dengan sumpit yang mungkin mengurangi kenikmatan. Setelah beres makan, kami pun melaksanakan ibadah shalat dzuhur di mushala yang berlokasi di belakang gedung kegiatan tsb.
Sekitar jam 13, kembali di ruang kegiatan, menanti materi ketiga dengan judul “Menulis dan Aktivitas Dakwah”. Inilah materi yang seharusnya hadir di awal dengan pemateri dari PDM. Sebetulnya materi ini berlangsung tidaklebih dari satu jam sebagaimana 2 materi awal, namun suasana siang yang melenakan ditambah perut yang lumayan kenyak, dan didukung oleh pemnyampaian materi yang cenderung satu arah merangsang hadirnya rasa kantuk yang menyebabkan sesi ini terasa begituuu lamaa! Dan rasanya itu manusiawi *alibi! hehe*. Berakhirlah materi ketiga yang tanpa ada seorang pun mengajukan pertanyaan yang entah karena sudah mengerti, atau sama sekali tidak mengerti (yang ini bisa jadi juga karena faktor ketidakkosentrasian akibat kantuk).
Tidak lama kemudian, sekitar jam14, materi ke-4 pun menyambung. Kali ini Bang Aswi, salah seorang pendiri FLP Bandung, membawakan materi “Teknik Menulis Kreatif”. Di awal moderator mengenalkan pemateri, kami diminta menyiapkan alat tulis, dan otak ini pun langsung bergumam “waaah..akhirnya, praktek!”serayan diamini oleh hati ini. Namun, hampir setengah sesi berjalan, tanda-tanda praktek tak kunjung terlihat sampai di seperempat sesi terahir, barulah sang pemateri meminta kami menuliskan pengalaman kami hari itu dari mulai bangun tidur hingga saat itu dalam selembar kertas. “menceritakan pengalaman sendiri adalah hal yang paling gampang dituliskan” katanya. Dalam waktu 5 menit selesai tidak selesai kami harus berhenti, dan 3 orang di antara kami diminta membacakan hasil tulisan kami. Yang menarik adalah, hampir semua yang membacakan tulisannya seolah sepakat bahwa beberapa materi cenderung membosankan cara penyampaiannya dan bermuara pada rasa kantuk. Jadi tidak salah donk kalau diri ini mengatakan ngantuk itu manusiawi *kekeuh! heu*. Sedikit kecewa sih, pasalnya ekspektasi awal diri ini mengira sesi ini akan lebih banyak praktek menulisnya. Materi ke-4 pun kembali diakhiri tanpa satu pertanyaan pun.
Sekitar jam 15, waktunya ISHOMA berikut coffee break, sebagaimana ISHOMA yang berikutnya kali ini pun kembali susunannya santap snack dahulu baru kemudian shalat. Jam 16, kami pun menginjak kepada dua materi terahir: Jurnalisme dan Role Playing. Kami dibagi ke dalam 4 kelompok yang telah ditentukan sebelum IMASHO tadi, dan setelah mendapat penjelasan awal yang terlalu cepat seperti diakui oleh pematerinya sendiri, Kang Roni, kami pun diminta merencanakan membuat satu media jurnalistik entah itu berupa bulletin, majalah, atau pun online. Setelah merumuskan dan menyalinnya dalam selembar kertas pleno, masing-masing perwakilan kelompok pun mempresentasikan hasil diskusinya dan kemudian ditanggapi oleh kelompok lain. Sempat terjadi kerusuhan kecil saat sesi tanggapan berlangsung, yang cukup mewarnai kegiatan tsb. Sesi terahir pun segera ditutup dngan kesimpulan dari k’Roni selaku pemateri.
Sekitar jam 17.30, seluruh kegiatan pun telah selesai dilaksanakan dan sebelum upacara penutupan digelar terlebih dahulu dipilih ketua angkatan. Rekan satu organisasi diri ini yang saat itu menjadi perwakilan dari PD NA sekligus menjadi moderator dan MC akhirnya disepakati menjadi ketua angkatan dalam kegiatan tsb. Tibalah kami di penghujung kegiatan, sambutan dari PCM Sukajadi sekaligus menutup gelaran ini. Akan tetapi, sebelum bubar kami diminta berkumuluntukkeperluan foto bersama terlebih dahulu. Setelah itu kami pun bubar. Kegiatan Workshop ini sebenarnya sangat bermanfaat, sayang waktu yang terbatas membuatnya jadi hanya semaca ajang perkuliahan yang dipenuhi teori; sementara prakteknya sangat sedikit porsinya. Meski demikian, tak ada yang sia-sia, setidaknya diri ini sedikit banyak lebih termotivasi untuk terus menulis dan menulis, dan tak lupa juga meningkatkan frekuensi membaca sebagai sumber informasi utama untuk bahan tulisan diri ini. Selain itu, diri ini pun jadi mengetahui bagaimana langkah awal untuk menerbitkan sebuah media, entah itu Koran, majalah, bulletin, dll.
Waktu hampir menunjukkan jam 18 yang artinya adzan maghrib akan segera dikumandangkan maka diri ini beserta beberapa rekan lainnya pun memutuskan untuk melaksanakan shalat maghrib dahulu sebelum kembali ke rumah masing-masing. Bererapa belas menit kemudian kami pun beranjak meninggalkan gedung itu untuk kemudian menyebrangi jalan dan pulang. Diri ini pulang dengan ditemani oleh dua orang rekan satu daerah tempat tinggal. Dengan menempuh sekitar satu jam perjalanan dan dua kali nai angkot, kami pun tiba di negeri beling, Cicadas.
Sekitar jam 19.30, diri ini pun tiba di rumah. Sajian I*B menyambut saat diri ini masuk ke dalam rumah. Tanpa sempat berganti baju, diri ini hampir terlelap ketika waktu baru lewat beberapa menit saja dari jam 20. Namun, disela kesadarannya diri ini ingat elummenhabiskan beberpa suap nasi dan belum menunaikan shalat isya. Dengan cukup berat, tubh ini pun dipaksa untuk bangkit. Setelah menghabiskan nasi yang tinggal beberapa suap dalam tempo belasan menit dilanjutkan dengan menyeruput kopi seduh dingin yang sudah dibeli beberapa menit sebelumnya, rasa kantuk itu makin menjadi bukannya berkurang. Maka tubuh ini pun ingin rasanya dihempskan ke kasur nan empuk. Saat langkah kakiini dilangkahkan menuju kamar diri ini, betapa kagetnya diri ini ketikamenyaksikan tiga onggok tubuh manusia terbujur di kasur dengan posisi malang-melintang, “no space” piker otak ini. Dengan sedikit tenaga tersisa, tubuh ini pun digopoh menuju kamar tidur utama yang kosong melompong karena penghuninya adalah tiga onggok manusia tadi yang hijarah ke kamar diri ini. Tanpa berpikir panjang, segera tubuh ini dihempaskan ke atas kasur yang sebenarnya dipenuhi oleh baju-baju dan beberapa dokumen milik penghuni kamar itu.
Dua potong pakaian ganti masih dalam genggaman ketika mata ini hampir terpejam. Di ujung kesadaran, tangan ini sekuat tenaga mendorong lagging untuk diganti oleh training. dengan sedikit susah payah akhirnya berhasil! belum sempat kaos yang masih ditangan dikenakan, mata ini sudah tak mampu di ajak berkompromi, dan fikiran ini pun suah berada entah dimana menghilang dari alam sadar, terlelap dalam balutan kemeja dan tanpa sempat untuk bangkit barang sejenak guna menunaikan shalat isya. Selamat malam dunia...
***
epilog
Jiwa ini kembali ke alam sadar berjam-jam kemudian. Dan ketika mata ini terbuka jam di handphone menunjukkan jam 2.10. Dengan sedikit diperas,otak ini mencoba mengingat saat-satat menjelang terlelap, seraya hati bertanya-tanya “haduhh..udah shalat elum yah? shlat, belum? shalat, belum?”, dan setelah beberapa saat berpikir cukup keras ingatlah otak ini bahwa diri ini belum menunaikan salah satu kewajiban yang juga kebutuhannya: shalat isya. Maka, setelah mengumpulkan tenaga sejenak dan dilengkapi dengan rasa kebelet yang sudah di ujung tanduk, bergegslah kaki ini dilangkahkan menuju kamar mandi. Kelegaan pun menyapa pasca melngeluarkan beban cairan yang sudah penuh sedari tadi, pun kesegaran yang mampu mengusir kantuk ini setelah air wudlu membasuhi bagian-bagian tubuh yang memang semestinya dialiri air tersebut. “Ahh..segarnya!” pekikku dalam hati. Tak lamakemudian segeralah mukena membaluti tubuh ini, menghangatkan tubuh yang kedinginan oleh percikan air dan udara malam yang menusuk. Takbiratul ikram pun dikumandangkan…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar