Keok di kandang dalam dua laga
berturut-turut menjadi catatan minor atas dominasi tuan rumah di liga
domestik. Setelah pasukan Jurgen Klopp
pertengahan pekan lalu di ajang UCL, tengah
pekan ini giliran anak asuh Jose Mourinho di babak 16 besar Piala Liga
(COC). 3 angka melayang, peluang ke QF
apalagi titel juara COC pun otomatis terutup.
Kemenangan atas penghuni dasar klasmen di liga domestik akhir pekan lalu
pun seolah tak dianggap. Persoalannya
adalah kedua tim yang mendepak tuan
rumah di kadang sendiri tergolong tim elite,
tim besar, dengan kualitas pemain yang bisa dikatakan berimbang. Tim yang sepanjang 9 pekan liga domestik
bergulir, baru sekali diladeni tuan rumah, sehingga ‘gelar’ pemucuk klasmen
sementara di liga disangsikan akan bertahan hingga akhir.
Terbukti memang bahwa mental tim
asuhan Arsene Wenger ini masih labil, terutama saat berhadapan dengan tim yang
dilabeli besar macam dua tamunya di dua laga kandang terakhir di atas. Beruntung keduanya terjadi di ajang non
liga. Artinya posisi pucuk pimpinan
masih aman. Baru akhir pekan ini dan
dilanjutkan pekan depan uji konsistensi mental dan performa yang sesungguhnya dari
tim ini diuji. Menjamu peringkat ketiga
yang tengah on fire dengan duet solid
barisan depannya, dan diuntungkan dengan tidak bermain di level kompetisi lain,
kekompakan barisan belakang tuan rumah diuji betul. Sektor yang semenjak beberapa musim terakhir
dituding sebagai penyebab serangkaian hasil minor tim berjuluk Meriam London
ini memang sejauh ini masih sering berkontribusi atas gol demi gol
penantangnya.
WASPADA dan FOKUS. Dua hal yang harus ditanamkan betul oleh
Wenger pada bocah-bocahnya jika tak ingin ‘dihadiahi’ hattrick kekalahan di kandang.
Bukan hanya hattrick, bahkan
posisi pucuk klasmen pun terancam dikudeta runner up, yang notabene rival
sekota. Barisanbelakang masih akan
kehilangan Flamini dan Arteta yang masing-masing mengalami cedera dan terkena
hukuman kartu merah, hemm…sebuah kerugian tentu saja. Absennya Flamini menegaskan bahwa penghuni
Emirates tidak hanya bergantung pada seorang Mesut Ozil. Kreativitas seorang Ozil tanpa sokongan
Ramsey yang leluasa menyerang karena harus juga fokus menjaga pertahanan
membuat serangan tim yang dikapteni Thomas Vermaelen hampir selalu nihil karena
terlalu berlama-lama. Intinya ada
semacam gap antara agresivitas &
efektivitas.
Pengalaman ditekuk tamu dua kali
berturut-turut seharusnya menajdi pelajaran yang teramat berharga. Akhir pekan ini ujian itu kembali
menghampiri. Kali ini salah satu yang
terberat. Melawan tim dengan barisan
depan paling sulit diantisipasi. Di liga utama pula. Tidak berlebihan jika
inilah ujian sesungguhnya bagi penghuni Emirates. Tanpa bermaksud meremehkan dua tim
sebelumnya, level urgensi bukan terkait siapa-lawannya, melainkan ajang-apanya. Hasil laga ini krusial untuk hasil di dua
laga tandang yang tak kalah beratnya bagi tim ibu kota pekan mendatang. GOOD for the GOOD. Not GOOD hopefully will turn to
be GOOD very soon. #GGG #VCC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar