*Preview*
Berbekal empat kemenangan beruntun di empat
pertandingan terakhir, Gunners yang digadang-gadang mulai kembali menemukan
kepercayaan dirinya, mengunjungi kandang rival sekotanya, Chelsea, di Stamford
Bridge sabtu siang waktu setempat atau malam ahad wib (29 Oktober). Meski hasil pertandingan terakhir Arsenal
tengah menunjukkan tren positif, posisi nya tidak lantas diunggulkan. Hal ini berkaca pada perjalanan tim asal
London Utara ini di awal musim yang sama sekali tidak mulus, dan ditambah lagi
posisinya sebagai tim tamu. Apalagi, tim
yang dihadapinya kali ini bukanlah tim sembarangan. Ya, mereka bertamu ke kandang penguasa London
Barat, tempat yang sulit mereka taklukan, dimana banyak pemain hebat bermarkas
di ditu termasuk pemain termahal Liga Inggris, Fernando Torres, yang belakangan
mulai menunjukkan tajinya yang sempat tumpul di awal masa kepindahannya dari
Liverpool. Belum lagi para pemain
veteran nan matang macam Frank Lampard, sang penguasa lini tengah, John Terry,
sang pengawal pertahanan, serta Juan Mata, punggawa anyar the Blues yang baru
saja didatangkan dari Valencia.
Meski tanpa kehadiran Didier Drogba--yang
terkena kartu merah di laga melawan QPR pekan sebelumnya yang juga berujung
kekalahan 0-1 bagi Chelsea—di lini depan, toh para pemain tadi bisa menutupi
kealpaannya. Apalagi, mereka bermain di
kandang sendiri dan melawan Arsenal, tim yang bagi banyak orang tidak seperkasa
musim lalu pasca hengkangnya dua punggawa di lini tengah, Cesc Fabregas dan
Samir Nasri. Meski demikian, kekalahan
menyakitkan atas QPR serta dikartumerahkannya Drogba dan Bosingwa menjadi
catatan yang kurang menyenangkan pula bagi tim asuhan AVB tersebut dalam
menyambut partai derby yang selalu menyajikan ketegangan. Terlebih, saat ini tim tamu sedang mencoba
membuktikan bahwa mereka telah mulai bangkit kembali dari start buruk mereka di
awal musim. Oleh karena itulah, “derby
London” kali ini bisa dikatakan sebagai derby terpanas sejauh ini karena
terkait dengan pembuktian kedua tim: bukti bahwa kekelahan pekan lalu ialah
murni “ketidakberuntungan” bagi tim tuan rumah; bukti bahwa mereka telah
(benar-benar) mampu bangkit untuk kmebali ke jalur empat besar klasmen bagi tim
tamu.
*The
Match*
![]() |
Gol pembuka, Lampard |
Misi tersebut membuat pertandingan
berlangsung menarik sejak kikck off babak pertama dimulai. Kedua tim memeragakan sepak bola menyerang
yang berujung pada saling jual beli serangan.
Tim tuan rumah sudah menebar ancaman di lima menit awal melalui striker
mahal mereka, Fernando Torres, namun sayang tembakannya masih mapu ditepis Szczesny.
Tim tamu pun tak mau kalah, dua peluang masing-masing dari Gervinho dan RVP
yang sudah langsung berhadapan dengan Peter Cech pun terbuang percuma. Tendangan Gervinho masih terlalu menyamping,
sementara bola sepakan RVP masih terlalu tinggi di atas tiang gawang Cech. Sepuluh menit pertama pun skor masih kacamata. Baru satu menit kemudia Frank Lampard
menyarangkan gol pembuka sekaligus memecah kebuntuan melalui sundulan kepalanya
yang gagal dihalau Szczesny, 1-0 untuk Chelsea.
Tim tamu pun tak mau larut dalam ketertinggalan, terbukti sembilan menit
sebelum jeda berawal dari umpan Ramsey pada Gervinho yang sudah mulai tidak
egois (padahal sudah berhadapan dengan Cech) dengan mengumpankannya kembali
pada RVP yang posisinya lebih bebas, dan GOOL! 1-1. Sesaat sebelum turun minum, John Terry
berhasil mebuat pendukung Chelsea yang memenuhi Stamford Bridge bergemuruh
pasca sukses mengeksekusi umpan sepak pojok dari Frank lampard 2-1 untuk
Chelsea bertahan hingga turun minum.
![]() |
John Terry, usai melesakan gol kedua yang membawa Chelsea memimpin 2-1 |
Empat menit babak kedua dimulai, Andre
Santos, berhasil mebungkam pendukung tuan rumah dengan gol hasil tusukan dari
sayapnya, skor pun lembali imbang 2-2.
Sempat dibuat kerepotan oleh Frank Lampard dkk, tanpa terduga Arsenal
melakukan serangan balik cepat yang berujung gol melalui The Walcott di menit
ke 56, tim asuhan Arsene Wenger ini pun balik memimpin 2-3. Adalah Juan Mata yang member umpan bagi gol
pertama “the Blues” yang membuat publik Stamford Bridge kembali bersorak pasca
melesakkan gol indah dari tendangan di luar kotak pinalti yang membawa Chelsea
menyamakkan kedudukan 3-3 sepuluh menit sebelum waktu normal berakhir. Pertandingan yang sepertinya akan berakhir
imbang berubah seketika usai “blunder” yang dilakukan John Terry. Umpan dari Florent Malouda beralih ke kaki
RVP karena Terry—yang seharusnya menerima umpan itu tiba-tiba terjatuh—,
kesempatan yang tentu tidak disia-siakan RVP hingga mengubah kedudukan menjadi
3-4 bagi tim tamu di menit ke-85.
Stamford Bridge pun terdiam.
Seakan belum cukup, di menit kedua injury time, RVP, kembali
menyarangkan gol ketiganya yang membawa meraka unggul 3-5 atas tim tuan
rumah. Skor 3-5 bertahan hingga wasit
meniupkan peluit tanda berakhirnya pertandingan.
![]() |
RVP dan Walcott sama-sama menyumbang gol di babak kedua |
*Review*
Kemenangan 3-5 sungguh diluar dugaan. Banyak pihak yang awalnya memprediksikan
bahwa Arsena tidak akan mampu mencuri tiga poin dari kandang Chelsea. Sempat teringgal 1-0 di awal babak pertama
hingga mengakhiri pertandingan dengan 3-5 manjadi kredit tersendiri bagi
pasukan “Gudang Peluru”. Pasalnya, setelah memulia start yang buruk di awal
musim, ia sedang mencoba bangkit di dua pekan terakhir. Kemenangan 3-1 pekan sebelumnya di BPL dan
2-1 di Carling Cup beberaa hari lalu menjadi penanda kebangkitan RVP dkk. Dan pertandingan melawan Chelsea ini oleh
banyak pihak dinilai sebagai laga pembuktian kebangkitan the Gunners. Berhasilkah the Gunners?
![]() |
Oppa Wenger yang sempat "diganyang" Gooners |
Jika ukurannya jangka pendek, ya, kemenangan
besar atas Chelsea bisa dijadikan ukuran kebangkitan tim yang bermarkas di
Emirates Stadium ini. Terlebih ini
merupakan kemenangan tandang pertama mereka di musim ini, plus kemenangan
pertama meraka di Stamford Bridge sejak 2008.
Namun, seperti yang seing diwanti-wanti oleh oppa Wenger bahwa ini
barulah laga kebangkitan awal, bukan kebangkitan sevcara keseluruhan. Pertandingan melawan Chelsea merupakan
pertandingan kesepuluh mereka di musim ini, yang artinya baru setengah jalan di
setengah musim pertama: masih ada sekitar dua puluhna laga lagi ke depan. Artinya, para punggawa Gunners diharapkna
tidak begitu saja puas dengan hasil ini.
Masih ada pembuktian-pembuktian lain yang harus mereka tempuh, seperti
saat menjamu City di ajang Carling Cup, akhir November mendatang. Jika mereka lengah, bukan tak mungkin
kebangkitan yang sudah semakin di depan mata ini akan kembali menjauh. Ingat perjalanan musim lalu, dimana Gunners
memulai musim kompetisi 2010/2011 dengan nyaris sempurna bahkan sempat
menduduki pemuncak klasmen dan sempat bertahan lama di tangga kedua klasmen,
namun secara tragis pasca kekalahan di final Carling Cup melawan Birmingham
City mereka menelan hasil buruk di akhir musim yang memaksa mereka mengakhiri
musim di posisi empat tanpa menghasilkan satu trofi pun dan justru membawa
mereka ke fase kalifikasi liga Champion.
![]() |
Pelatih anyar Chelsea asal Porto |
Sementara bagi Chelsea, kekalahan beruntun
pasca dikalahkan QPR pekan sebelumnya menjadi catatan buruk tersendiri. Mengawali musim dengan performa cukup
meyakinkan di bawah arahan pelatih anyar yang (kembali) “dicomot” dari FC Porto
(seperti pendahulunya, Jose Morinho) Andre Villas Boas (AVB), akhir-akhir ini
perjalanan Chelsea justru sedang tidak mulus.
Kekalahan 1-0 dari QPR juga diwarnai dengan dua kartu merah yang
diberikan kepada Drogba dan Bosingwa. Padahal
Chelsea telah mendatangkan sejumlah pemain berkelas seperti Juan Mata serta
mendatangkan AVB sebagai arsitek tim menggantikan Carlo Ancelloti demi mencapai
target utama musim ini (dan seperti msim-musim sebelumnya) menjuarai LIGA
CHAMPION! Perjalanan tim milik taipan Rusia, Roman Abramovich, ini di fase
grup LC sendiri sejauh ini cukup baik.
Chelsea menorehkan 7 poin hasil dari dua kali menang dan sekali imbang
yang membuatnya memuncaki grup E. Ke
depan, Chelsea akan bertandang ke markas KRC Genk di lanjutan kualifikasi grup
LC, dijamu Blackburn Rovers di EPL, serta berhadapan dengan Liverpool di ajang
Carling Cup akhir November nanti.
Kekalahan 3-5 dari Arsenal tersebut membuat Chelsea tertahan di posisi
tiga dengan 19 poin. Tentu ke depan AVB
serta Frank Lampard dkk tiak mau kehilangan poin demi poin lagi, jadi kita
saksikan saja perubahan seperti apa yang akan dilakukan AVB terhadap timnya ini
ke depannya.
RVP
on FIRE!
Hey, watch out of this man: Robin Van Persie
(RVP)! Ya, dalam beberapa laga terakhir
Gunners, RVP tidak pernah absen menyumbangkan gol yang membawa Gunners meraih
kemenangan demi kemenangan. Pekan lalu
saat ti yang diarsiteki pelatih asal Perancis ini menjamu Stoke City, Theo Walcott
dkk sempat dibuat kerepotan sampai RVP masuk di menit 70 dan melesakkan dua gol
tambahan yang akhirnya memanangkan Gunners dengan skor 3-1 di akhir laga. Belum lagi saat Arsenal menjamu Bolton
Wanderes di ajang Piala Carling yang juga berbuah kemenangan dengan satu gol
lagi-lagi disumbangkan pemain asal Belanda ini.
Maka tak heran jika RVP dianggap sedang on fire! Apalagi pasca hengkangnya mantan kapten
Gunners yang sempat memicu mosi tidak percaya ke kubu tim London Utara ini,
belum ada pemain yang dianggap mampu mengantikan posisi mereka sebagai pengatur
serangan sekaligus inspirator serta motivator bagi reka-rekannya yang
lain. Namun kini RVP telah membuktikan
bahwa tidak salah Wenger mempercayakan ban kapten yang dilepaskan mantan rekan
seperjuangannya yang kini merumput di Barcelona, Cesc Fabregas, kepadanya. Ia, seolah ingin membuktikan bahwa ia bisa
mengamban tanggung jawab sebagai kapten di lapangan bagi rekan-rekan
setimnya. Ia pun seolah ingin mematahkan
stigma bahwa Gunners sudah habis tanpa seorang Fabregas ataupun Samir
Nasri. Nampaknya, dengan penampilannya
yang sekarang ini ia telah berhasil membangun serta menunjukkan kredibilitasnya
sebagai seorang kapte sekaligus membuktikan bahwa Arsenal sama sekali tidak
(akan terus menerus) bergantung pada Fabregas dan Nasri. Not Fabregas nor Nasri, but Arsenal is RVP! J
![]() |
RVP, "raja" baru the Gunners |