Pangeran biru nama kebesaranmu,
maung bandung julukanmu,
siliwangi kandangmu,
bobotoh pendukungmu,
pendukung?
IRONIS. Kata yang terpikir di benak penulis ketika menuliskan posting ini. Betapa tidak, klub kebanggaan kota kembang itu kini menghuni papan bawah klasmen LSI. Pertandingan terakhir yang sempat tertunda sekitar 30 menit akibat ulah tidak sportif penonton yang dikenal sebagai bobotoh dengan melakukan sejumlah aksi pelemparan dan pembakaran di pinggir lapang. Kekisruhan yang terjadi diawali dari insiden terkaparnya Wildansyah akibat sikutan keras yang dilakukan oleh M. Ridhuan, pemain Arema, di menit ke 60'n. Sayangnya insiden yang konon persisi terjadi di depan hakim garis tersebut tidak langsung diindahkan, bahkan pertandingan sempat dilanjutkan. baru beberapa menit berselang ketika Wildansyah masih terbaring dan mengerang wasit menghentikan permainan dan setelah berdiskusi sejenak dengan hakim garis akhirnya mengeluarkan kartu merah untuk M. Ridhuan. meski sempat diwarnai protes para pemain Arema, toh akhirnya mereka bisa legowo menerima keputusan wasit yang menganggap sikutan keras M. Ridhuan yang membahayakan tersebut layak diganjar kartu merah. Namun, penonton yang sudah terlanjur kecewa dengan ketidaksigapan wasit dalam mengambil keputusan memancing emosi dari para penonton. Beberapa oknum bobotoh melakukan sejumlah aksi pelemparan hingga pembakaran di dan dari tribun penonton. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang melakukan aksi turun ke lapang hingga membuat personil polisi yang berjumlah sekitar 10000 personil ini cukup kelabakan. Akibatnya pemain yang sudah siap meneruskan pertandingan harus bersabar menunggu situasi stadion kembali kondusif. Manager Persib, H. Umuh Muchtar, Panpel, dan Pengawas pertandingan serta ofisial tim Arema sempat melakukan perundingan apakah pertandingan layak diteruskan atau tidak. para pemain pun akhirnya memanfaatkan waku untuk melakukan pemanasan kecil-kecilan demi menaga kondisi tubuhnya, beristirahat, bahkan berbincang santai dan akrab satu sama lain. Sama sekali tidak menampakkan sisa-sisa pertikaian diantara mereka meski awalnya beberapa pemaindsempat bersitegang.
Yang amat disayangkan justru kETIDAKDEWASAAN para supporter sang maung yang dikenal dengan bobotoh yang mengaku sebagai pendukung setia tim kebanggan warga Kota bandung khususnya, dan warga Jawa Barat umumnya. Akan tetapi, mari kita telaah bersama apa yang bagaimana sih yang dikategorikan pendukung setia? Yang selalu hadir dimana pun maung Bandung bertanding? yang selalu mendukung sang Maung tak peduli kalah atau menang? Yang kedua bisa dijadikan rujukan makna setia itu sendiri. Sebagai pendukung setia sangat wajar jika kita kecewa ketika melihat tim kesayangan kita ditaklukan oleh tim lain, apalagi jika sedang bermain di kandang sendiri. Namun bukan berarti kekecewaan kita dilampiaskan pada hal-hal negatif seperti melakukan sejumlah aksi tidak terpuji yang tidak hanya anrkis, tetapi juga membahayakan keselamatan baik pemain, perangkat pertandingan, ofisial, dan bahkan para bobotoh sendiri. Aksi tersebut memang berawal dari rasa kecintaan yang begitu mendalam terhadap Maung Bandung hingga membutakan meeka bahwa apa yang mereka lakukan tersebut sesungguhnya hanya akan merugikan tim yang keluar sebagai kampium di Liga Indonesia pertama ini. Betapa tiak berbagi tindakan rusuh yang sebenarnya dilakukan oleh oknum tertentu itu nantinya akan membawa premis negatif terhadap tim. Disamping itu denda dan hukuman pun menanti. Jika sudah begitu siapa yang dirugikan? Yah tentu saja tim dan bobotoh itu sendiri pasalnya tim harus membayar sejumlah denda yang jumlahnya tidak sedikit dan para bobotoh pun tidak bisa menyaksikan secara langsung di stadion ketika tim kesayangan mereka bertanding akibat hukuman pertandingan tanpa penonton yang biasanya dijatuhkan komdis PSSI kepada tim-tim yang mengalami kerusuhan saat pertandingan berlangsung.
Sebenarynya kekalahan Maung Bandung bukan disebabkan oleh skill pemain yang kurang baik, taktik pelatih yang kurang jitu, wasit (yang sering kali jadi tumbal kekalahan sebuah tim) yang tidak adil, melainkan oleh KETIDAKDEWASAAN oknum bobotoh yang sekaligus menjadi musuh terbesar bagi tim yang diarsiteki oleh Daniel Rukito ini. Bobotoh ialah penawar sekaligus racun bagi sang Maung, loyalitasnya yang tinggi sering kali memicu para pemain tim yang bermarkas di stadion Persib ini untuk melakukan yang terbaik demi membangakan para bobotoh, namun di sisi lain sering kali pressure yang begitu tinggi dari para bobotoh--terutama ika kalah--membuat para pemain pun pelatih frustasi. Jaya Hartono ialah korban "ketrengginasan" bobotoh. Ia lelah terus menerus dihujat oleh oknum bobotoh yang merasa tidak puas dengan prestasi pangeran biru. Setelah kepergian Jaya, Maung Bandung sempat dilatih oleh pelatih Jovo Cuckovic yang kemudian dipecat dan digantikan Daniel Rukieto.
Intinya, sah-sah saja kita mempunyai kecintaan yang besar pada suatu tim sampai-sampai rela melakukan apa pun dan mengekor kemanapun demi menyaksikan tim kesayagan bertanding secara LIVE di lapangan. Sah-sah saja kita menginginkan tim kesayangan kita senantiasa meraih kemenangan di setaip pertandingan yang dimainkannya dan merasa kecewa ketika pasukan biru gagal membawa pulang poin kemenangan dengan hanya bermain imang apalagi sampai takluk dari lawan-lawannya. Namun, sebagai pendukung yang baik seharusnya kita mampu mengontrol diri untuk tidak kemudian melampiaskan kekecewaan dengan melakukan tindakan-tindakan yang memicu kericuhan dan pada akhirnya justru merugikan tim itu sendiri baik secara moril maupun materil. Bagaimanpun, dalam sebuah pertandingan pasti ada yang menag dan ada yang kalah kan tidaj seru juga bila permainan terus menerus berakhir imbang. Naah disanalah sebenarnya rasa sayang terhadap tim kebanggaan kita benar-benar diuji. Jangan sapai kita menjadi bagian dari mereka yang "menang dipuja setinggi langit, kalah dicerca sedalam samudera", karena kalau masih seperti itu jangan mengaku sebagai pendukung setia. Seorang pendukung setia akan menerima dengan legowo dan sportif apa pun hasil yang diperoleh oleh tim kesayangannya. Kalah menang disikapi dan diterima dengan wajar. Bagaimanapun seorang pendukung yang baik harus bisa menjadi motivator bagi tim kesayangannya, bukan justru menjadi musuh dalam selimut untuk tim kesayangannya.
Penulis menulis artikel ini sebagi ungkapan kekecewaa yang menalam terhadap sikap para oknum bobotoh yang tidak dewasa. Ayolah tunjukkan bahwa kita aalah pendukung yang santun, yang bisa menjadi contoh dan teladan bagi kelompok supporter lainnya. Tulisan ini dibuat tanpa ada maksud untuk memojokkan pihak manapun, sungguh iini hanyalah ungkapan hati penulis melihat kerusuhan yang sering kali ditimbulkan oleh para oknum tsb yang berakibat pada ditundanya pertandingan serta hukuman-hukuman lainnya bagi Maung Bandung. Tulisan ini aialah bentuk kepedulian dan kecintaan penulis pada Maung Bandung. Bagaimanapun penulis sebagai bagian dari warga kota Kembang ini menjadi bagian dari bobotoh, pendukung setia Maung bandung. Untuk itu penulis hanya ingin mengajak kepada semua pihak yang mengaku sebagi bobotoh setia, mari kita dukung persib dengan wajar, secara positif, jangan sampai dukungan dan rasa cinta kita yang begitu besar membutakan kita sampai-sampai dukungan dan kecintaan itu menjadi boomerang bagi sang Pangeran Biru. HIDUP PERSIB! :))
maung bandung julukanmu,
siliwangi kandangmu,
bobotoh pendukungmu,
pendukung?
IRONIS. Kata yang terpikir di benak penulis ketika menuliskan posting ini. Betapa tidak, klub kebanggaan kota kembang itu kini menghuni papan bawah klasmen LSI. Pertandingan terakhir yang sempat tertunda sekitar 30 menit akibat ulah tidak sportif penonton yang dikenal sebagai bobotoh dengan melakukan sejumlah aksi pelemparan dan pembakaran di pinggir lapang. Kekisruhan yang terjadi diawali dari insiden terkaparnya Wildansyah akibat sikutan keras yang dilakukan oleh M. Ridhuan, pemain Arema, di menit ke 60'n. Sayangnya insiden yang konon persisi terjadi di depan hakim garis tersebut tidak langsung diindahkan, bahkan pertandingan sempat dilanjutkan. baru beberapa menit berselang ketika Wildansyah masih terbaring dan mengerang wasit menghentikan permainan dan setelah berdiskusi sejenak dengan hakim garis akhirnya mengeluarkan kartu merah untuk M. Ridhuan. meski sempat diwarnai protes para pemain Arema, toh akhirnya mereka bisa legowo menerima keputusan wasit yang menganggap sikutan keras M. Ridhuan yang membahayakan tersebut layak diganjar kartu merah. Namun, penonton yang sudah terlanjur kecewa dengan ketidaksigapan wasit dalam mengambil keputusan memancing emosi dari para penonton. Beberapa oknum bobotoh melakukan sejumlah aksi pelemparan hingga pembakaran di dan dari tribun penonton. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang melakukan aksi turun ke lapang hingga membuat personil polisi yang berjumlah sekitar 10000 personil ini cukup kelabakan. Akibatnya pemain yang sudah siap meneruskan pertandingan harus bersabar menunggu situasi stadion kembali kondusif. Manager Persib, H. Umuh Muchtar, Panpel, dan Pengawas pertandingan serta ofisial tim Arema sempat melakukan perundingan apakah pertandingan layak diteruskan atau tidak. para pemain pun akhirnya memanfaatkan waku untuk melakukan pemanasan kecil-kecilan demi menaga kondisi tubuhnya, beristirahat, bahkan berbincang santai dan akrab satu sama lain. Sama sekali tidak menampakkan sisa-sisa pertikaian diantara mereka meski awalnya beberapa pemaindsempat bersitegang.
Yang amat disayangkan justru kETIDAKDEWASAAN para supporter sang maung yang dikenal dengan bobotoh yang mengaku sebagai pendukung setia tim kebanggan warga Kota bandung khususnya, dan warga Jawa Barat umumnya. Akan tetapi, mari kita telaah bersama apa yang bagaimana sih yang dikategorikan pendukung setia? Yang selalu hadir dimana pun maung Bandung bertanding? yang selalu mendukung sang Maung tak peduli kalah atau menang? Yang kedua bisa dijadikan rujukan makna setia itu sendiri. Sebagai pendukung setia sangat wajar jika kita kecewa ketika melihat tim kesayangan kita ditaklukan oleh tim lain, apalagi jika sedang bermain di kandang sendiri. Namun bukan berarti kekecewaan kita dilampiaskan pada hal-hal negatif seperti melakukan sejumlah aksi tidak terpuji yang tidak hanya anrkis, tetapi juga membahayakan keselamatan baik pemain, perangkat pertandingan, ofisial, dan bahkan para bobotoh sendiri. Aksi tersebut memang berawal dari rasa kecintaan yang begitu mendalam terhadap Maung Bandung hingga membutakan meeka bahwa apa yang mereka lakukan tersebut sesungguhnya hanya akan merugikan tim yang keluar sebagai kampium di Liga Indonesia pertama ini. Betapa tiak berbagi tindakan rusuh yang sebenarnya dilakukan oleh oknum tertentu itu nantinya akan membawa premis negatif terhadap tim. Disamping itu denda dan hukuman pun menanti. Jika sudah begitu siapa yang dirugikan? Yah tentu saja tim dan bobotoh itu sendiri pasalnya tim harus membayar sejumlah denda yang jumlahnya tidak sedikit dan para bobotoh pun tidak bisa menyaksikan secara langsung di stadion ketika tim kesayangan mereka bertanding akibat hukuman pertandingan tanpa penonton yang biasanya dijatuhkan komdis PSSI kepada tim-tim yang mengalami kerusuhan saat pertandingan berlangsung.
Sebenarynya kekalahan Maung Bandung bukan disebabkan oleh skill pemain yang kurang baik, taktik pelatih yang kurang jitu, wasit (yang sering kali jadi tumbal kekalahan sebuah tim) yang tidak adil, melainkan oleh KETIDAKDEWASAAN oknum bobotoh yang sekaligus menjadi musuh terbesar bagi tim yang diarsiteki oleh Daniel Rukito ini. Bobotoh ialah penawar sekaligus racun bagi sang Maung, loyalitasnya yang tinggi sering kali memicu para pemain tim yang bermarkas di stadion Persib ini untuk melakukan yang terbaik demi membangakan para bobotoh, namun di sisi lain sering kali pressure yang begitu tinggi dari para bobotoh--terutama ika kalah--membuat para pemain pun pelatih frustasi. Jaya Hartono ialah korban "ketrengginasan" bobotoh. Ia lelah terus menerus dihujat oleh oknum bobotoh yang merasa tidak puas dengan prestasi pangeran biru. Setelah kepergian Jaya, Maung Bandung sempat dilatih oleh pelatih Jovo Cuckovic yang kemudian dipecat dan digantikan Daniel Rukieto.
Intinya, sah-sah saja kita mempunyai kecintaan yang besar pada suatu tim sampai-sampai rela melakukan apa pun dan mengekor kemanapun demi menyaksikan tim kesayagan bertanding secara LIVE di lapangan. Sah-sah saja kita menginginkan tim kesayangan kita senantiasa meraih kemenangan di setaip pertandingan yang dimainkannya dan merasa kecewa ketika pasukan biru gagal membawa pulang poin kemenangan dengan hanya bermain imang apalagi sampai takluk dari lawan-lawannya. Namun, sebagai pendukung yang baik seharusnya kita mampu mengontrol diri untuk tidak kemudian melampiaskan kekecewaan dengan melakukan tindakan-tindakan yang memicu kericuhan dan pada akhirnya justru merugikan tim itu sendiri baik secara moril maupun materil. Bagaimanpun, dalam sebuah pertandingan pasti ada yang menag dan ada yang kalah kan tidaj seru juga bila permainan terus menerus berakhir imbang. Naah disanalah sebenarnya rasa sayang terhadap tim kebanggaan kita benar-benar diuji. Jangan sapai kita menjadi bagian dari mereka yang "menang dipuja setinggi langit, kalah dicerca sedalam samudera", karena kalau masih seperti itu jangan mengaku sebagai pendukung setia. Seorang pendukung setia akan menerima dengan legowo dan sportif apa pun hasil yang diperoleh oleh tim kesayangannya. Kalah menang disikapi dan diterima dengan wajar. Bagaimanapun seorang pendukung yang baik harus bisa menjadi motivator bagi tim kesayangannya, bukan justru menjadi musuh dalam selimut untuk tim kesayangannya.
*****
Penulis menulis artikel ini sebagi ungkapan kekecewaa yang menalam terhadap sikap para oknum bobotoh yang tidak dewasa. Ayolah tunjukkan bahwa kita aalah pendukung yang santun, yang bisa menjadi contoh dan teladan bagi kelompok supporter lainnya. Tulisan ini dibuat tanpa ada maksud untuk memojokkan pihak manapun, sungguh iini hanyalah ungkapan hati penulis melihat kerusuhan yang sering kali ditimbulkan oleh para oknum tsb yang berakibat pada ditundanya pertandingan serta hukuman-hukuman lainnya bagi Maung Bandung. Tulisan ini aialah bentuk kepedulian dan kecintaan penulis pada Maung Bandung. Bagaimanapun penulis sebagai bagian dari warga kota Kembang ini menjadi bagian dari bobotoh, pendukung setia Maung bandung. Untuk itu penulis hanya ingin mengajak kepada semua pihak yang mengaku sebagi bobotoh setia, mari kita dukung persib dengan wajar, secara positif, jangan sampai dukungan dan rasa cinta kita yang begitu besar membutakan kita sampai-sampai dukungan dan kecintaan itu menjadi boomerang bagi sang Pangeran Biru. HIDUP PERSIB! :))
Tidak ada komentar:
Posting Komentar