Peluang Itu (masih) 30:30:30
Kemenangan 2-0 atas Marseille di match-day ke-5 fase grup Liga Champion
Eropa memang berhasil menghantarkan Arsenal memuncaki klasmen Grup F dengan raihan
total 12 poin. Unggul 3 poin dari
peringkat kedua dan ketiga Borrusia Dortmund dan Napoli yang sama-sama meraup 9
poin hasil dari 3 kemenangan di 5 partai.
Akan tetapi, kemenangan dan status sebagai pimpinan klasmen belum
menjamin satu tempat di fase knock-out
bagi tim London Utara ini. Malah posisi
menguntungkan ada di pihak Dortmund. Sama-sama menjalani laga tandang di match-day terakhir Grup F, namun kedua
tim mengalami situasi yang kontras.
Jika sang pemuncak klasmen harus
melawat ke kandang tim tangguh lainnya, Napoli, maka si peringkat kedua akan
dijamu tim yang (secara statistik di Grup F) relatif tidak setangguh dua tim
lainnya. Pertarungan sengit dipastikan akan terjad di kedua partai
tersebut. Pasalnya 3 dari 4 tim di Grup
F ini masih sama-sama berpeluang besar lolos ke babak selanjutnya. Skenario idealnya adalah Napoli berhasil menaklukan tamunya, Arsena, di
Kandang. Sementara Dortmund menjadi tamu
yang ‘tidak sopan’ dengan mempercundangi tuan rumah, Marseille, di kandangnya
sendiri.
Jika demikian poin ketiga tim
(selain Marseille) penghuni Grup F pun akan sama sehingga penentuan klasmen harud
ditentukan melalui head to head dan
selisih gol. Jika sudah begini, maka
posisi puncak akan otomatis jatuh ke tangan Dortmund yang unggul head to head dengan kedua pesaingnya. Sementara
nasib Arsenal dan Napoli harus ditentukan melalui selisih gol, dan otomatis
harus berpuas di posisi runner up. Itu pun jika skenario utama yang terjadi. Kita
sebut saja dengan Skenario IS (Ideal by
Statistic). Bagaimana dengan
kemungkinan terjadinya kejutan dari skenario lain?
Kejutan di Atas Kejutan
Kemungkinan terjadinya skenario
kejutan yang mari kita sebut sebagai Skenario IR (Ideal by Reality) sangat mungkin terwujud. Tentu dengan sejumlah sayarat dan ketentuan (yang)
berlaku. Syarat nya Arsenal dan Marseille sama-sama bisa mengamankan poin dari
lawan-lawannya. Tidak perlu harus sampai
menang, imbang saja sebenarnya cukup. Dengan
hasil imbang, posisi klasmen tidak akan mengalami perubahan, Arsenal otomatis
lolos didampingi Dortmund yang menang head to head dengan Napoli sekalipun
raihan poinnya sama. Namun pertanyaannya ini adalah will those be possible? Bisa jadi bisa jadi bisa jadi!
Boleh jadi Napoli memiliki
keuntungan bermain di hadapan puluhan
ribu pendukung fanatik nya. Tapi, jangan
lupakan kalau tim tamu tengah secara performa tengah dalam tren menanjak dan
sejauh ini cukup konsisten serta memiliki rekor tandang yang positif. Juga jangan lupakan rekor head to head kedua pelatih. Pastinya kedua tim akan mempertontonkan laga
yang tak layak untuk dilewatkan. Sementara
itu, di selatan Perancis sana, Marseille yang tak kunjung menuai poin di 5 laga
Grup F, tentu memiliki motivasi lebih untuk tidak finish tanpa poin. Ya, hasil
logis maksimum yang masih mungkin diburu anak asuh Elie Baup: meraup poin. Bermain
lepas akan menjadi kunci. Beban justru diemban tim tamu yang sangat butuh poin
untuk memaksakan keunggulan head to head,
baik sebagai pemuncak klasmen atau runner
up.
Kembali pertanyaannya diulang:
mungkinkah? (lagi lagi) bisa jadi! Sedari awal Grup F ini sudah menawarkan
berbagai kejutan. Menempatkan Arsenal,
Dortmund, dan Napoli bersama Marseille yang tengah berada dalam performa yang ciamik
di liganya masing-masing dalam satu grup akhirnya membuat tim ini dijuluki tim
neraka. Prediksi demi prediksi
bermunculan. Tiga dari empat tim
diprediksikan lolos. Tanpa bermaksud
menyepelekan, namun secara statistik (ah yang satu ini, tidak selamanya benar,
tapi masih layak menjadi rujukan) memang tim Perancis cenderung ditempatkan
satu level di bawah ketiga tim pesaingnya.
Terbukti, poin demi poin ketiga tim pesaingnya selain diraih dari hasil
saling mengalahkan satu sama lain, juga semuanya mendapat suntikan poin dari
laga melawan tim penghuni dasar klasmen Grup F tersebut.
Sedari awal, kejutan demi kejutan
berlangsung di Grup F ini. Kemenangan
kandang Arsenal atas Napoli mulai menggugurkan keraguan banyak pihak yang
sempat meprediksi bahwa tim asuhan Arsene Wenger ini akan terseok di Grup maut
tersebut. Memang sih Napoli bermain tanpa ujung tombak andalan yang juga sempat
menjadi incaran bos Wenger, Higuain.
Namun performa Arsenal saat itu (terlebih di 45 menit pertama) adalah
performa yang sangat impesif, efektif, terorganisir sempurna nan cantik. Tidak berhenti
sampai di sana, dua laga selanjutnya melawan Dortmund di kandang dan tandang
pun tidak kalah mengejutkan. Bermain impresif
di liga, nyatanya pil pahit harus ditelan Ramsey dkk saat dipecundangi tamunya
Borussia Dortmund di Emirates tepat di hari jadi sang pelatih. Namun rupanya kejutan masih terus berlanjut. Saat
Arsenal tidak lebih diunggulakn saat tandang ke Signal Iduna Park, justru gol
tunggal Ramsey malah menjadi revenge yang
sempurna sebagai kado yang (mungkin) terlambat, namun (jauh) lebih manis bagi
sang manajer. Begitupun dari sisi Dortmund-Napoli
yang saling mengalahkan di laga kandang-tandang mereka hingga akhirnya menuai
poin yang sama.
Nah tinggal sekarang kejutan yang
mana lagi yang akan tersaji? Apakah IS atau IR? Sebagai grup yang sedari awal
menyajikan banyak kejutan, akan antiklimaks jika match day terakhir di Grup F
ini berlangsung sesuai prediksi kebanyakan alias skenario IS. Kalau dalam satu
plot cerita, istilahnya jalan ceritaya udah terlalu gampang ditebak arahnya
kemana, dan di ending penonton akan berujar “tuh kan, dibilangin apa, pasti
begini ujung-ujungnya”. Bandingkan jika IR yang terjadi. Paling tidak penonton akan disuguhi twist yang menarik.
Personal Opinion (Awas! Berbahaya Bagi Mereka (baca: penggemar) yang
SENSI(an)TIF
Penulis pribadi lebih
mengharapkan skenario IR yang tersaji di match day terahir fase grup UCL
nanti. Kenapa? Alasannya sangat simple dan
penuh subjektivitas sih (dan bahkan cenderung konyol). Penulis baru menyadari pesona ketampanan
seorang Robert Lewandowski beberapa hari lalu saat membaca artikel preview ‘Der
Klassiker’ yang memasang wajah unyu-nya sebagai sampul. Ahh..so good looking! Jadi, selain atas dasar
supaya mengakhiri kejutan demi kejutan dengan kejutan juga alasan lainnya
adalah karena penulis sebagai pecinta London Merah sudah tentu menginginkan
satu dari dua jatah fase knock out
Grup F menjadi milik tim berjuluk The Gunners tersebut. Pendampingnya? Demi menyaksikan
lebih lama pesona ketampanan seorang Lewandowski, maka… (sudah taukan siapa
yang penulis inginkan untuk mendampingi klub kesayangan..hehe).
Dan, (bagi penulis) bukan hal yang
mustahil bagi perwakilan Grup F ini untuk melaju hingga ke fase tertinggi
turnamen antar klub paling bergengsi sejagad Eropa ini. Jika mereka tidak ada reuni dini diantara
keduanya. Semoga. Ini harapan yang tidak mustahil, toh siapa pun boleh berharap
bukan? Apalagi jika keduanya mampu mempertujukan konsistensi performa impresif
mereka hingga quarter pertama 2014 nanti.
Harapan bro, harapan…yang (sangat) mungkin menjadi nyata. ^^
Duet Ideal (Awas SPAM!)
Ngomong-ngomong soal Lewandowski,
hihi penulis juga punya harapan lain lho dari sekedar melihat mas nya bertahan
di UCL bersama tim kesayangan penulis. Apa? Melihat nya bersanding dengan
Olivier Giroud! Artinya? Ya iya seragamnya masih kuning kok..tapi paduannya
biru, bukan hitam seperti sekarang (if
you know what I mean). Kalau sampai
kejadian..beuh bakal jadi duet termaut deh: duet ideal! SAS mah lewat, Duo Shrek
& Skunk (pinjem istilah bung Benhan..hehe) juga lewat deh!
Kalau duet yang sekedar
memamerkan skill sih okelah masih bisa bersaing dengan kedua duet di atas. Bahkan masih banyak lagi pasangan duet yang
gak kalah oke dan tokcer lainnya. Tapi
kalau untuk duet plus plus, tolong beri contoh lain selain duet impian: Olivier
Giroud-Robert Lewandowski. Selain mumpuni
secara skill sebagai seorang ujung tombak, keduanya memiliki factor X lain yang
tidak dimiliki semua striker: wajah yang tampan (aw aw aw banget kan..hihi). Tidak semua bukan berarti gak ada lho ya,
tapi hanya sepersekian dari sejumlah striker yang ada.
Ya jikalau pun tidak bisa diduetkan
bisa dimainkan bergantian kan..persaingan sehat gitu lho untuk menggenjot
performa satu sama lain (kalau memungkinkan masbro, maklumin aja saya masih
tergolong awam sama taktik bin strategi). Lalu pertanyaannya: mungkinkah? Bisa jadi
asal opa Wenger piawai melobi pria Polandia ini untuk berkumpul bresama
kompatriotnya Nces dan Fabianzki. Pasalnya,
konon, pemain yang telah mantap menyatakan akan hengkang di akhir musim dari
Dortmund ini sudah ‘disegel’ oleh rivalnya, Muenchen, yang juga ‘merampas’
Gotze dari tim yang sama musim sebelumnya.
Hanya saja sampai sekarang belum ada pernytaan resmi dari ketiga pihak
tersebut. Ah, andai saja opa Wenger mau
dan merasa butuh, tentu beliau tak akan sungkan masuk ke arena persaingan
memperebutkan permata rupawan ini. Please opa, Giroud butuh partner (ah..apa sih).
Well, at the end, will he joim us? mari nantikan kejutan lain (yang
semoga mengejutkan) di bursa transfer musim dingin yang akan segera tiba! ^^ #GGG #VCC #UCL13/14